Membaca Agama Obama

Presiden Barack Husain Obama atau yang lebih popular dengan sebutan Obama, sangat diagungkan dan dielu-elukan didunia Islam dan umat Islam menaruh harapan yang besar terhadapnya. Namun betul kata Valadimir Putin (PM Rusia dan Mantan Presiden Rusia) bahwa harapan yang besar akan menimbulkan kekecewaan yang besar pula. Saya tidak dalam posisi menjastifikasi pernyataan Putin, namun kalau kita analogikan pernyataan Putin ini harapan umat Islam terhadap presiden Obama mungkin tepat.
Umat Islam diseluruh dunia memiliki harapan yang luar biasa terhadap Obama karena diyakini akan berpihak kepada kepentingan umat Islam. Ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa Obama memiliki hubungan khusus dengan Islam salah satunya adalah adanya nama yang ‘berbau’ muslim dalam nama tengah Obama selain itu dikuatkan dengan tesis bahwa Obama pernah tinggal di Negara muslim terbesar didunia yaitu Indonesia. Sehingga harapan itu semakin memperkuat umat Islam didunia, euforia kemenangan Obama dalam pemilihan Presiden secara langsung telah membangkitkan semangat umat Islam, bahwa Obama yang memiliki latar belakang kedekatan dengan umat Islam akan berbeda kebijakan luar negerinya dengan para pendahulunya.
Harapan itu di perkuat dengan sikap Obama dan janji-janjinya selama berkampanye yaitu akan menegakan keadilan dan menghormati Islam. Harapan itu agaknya akan terwujud ketika Obama rajin berkunjung ke Timur Tengah dengan mengubar mimpi bagi umat Islam, bahkan janji penarikan pasukan dari Irak dan Afganistan telah menjadi ciri khas kampanye Obama.
Namun setelah berjalan sekian lama adakah harapan itu akan terwujud? Pernyataan atau pertanyaan ini terjawab ketika sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tanggal 22 September 2011, bahwa sikap Obama sama dengan para pendahulunya yang selalu mendukung kekejian Israel dan menutup mata pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga Muslim Palestina. Obama dengan tegas menolak Negara Palestina dalam keanggotaan PBB, setelah apa yang dilakukan oleh Obama masihkan kita memiliki harapan terhadap presiden Amerika Serikat (AS) tersebut.
Boleh jadi siapapun presidennya kebijakan yang dikeluarkan oleh AS akan memiliki kesamaan yaitu melindungi segala kepentingan Yahudi. Karena sesungguhnya Amerika Serikat itu berada dalam genggaman orang-orang Yahudi, jadi jangan berharap banyak terhadap presiden Amerika Serikat karena semua kebijakan yang dikeluarkan akan sama tidak peduli apapun warna kulitnya untuk urusan kebijakan luar Negeri tetap melindungi segala kepentingan Yahudi. 
Kita dapat menyimpulkan walau Obama seorang Nasrani (Kristen) namun pola pikir dan apa yang dilakukannya ada pada kerangka dan pengaruh orang Yahudi. Begitu hebatkah orang-orang Yahudi itu sehingga bisa menguasai dunia walau dengan jumlah yang sangat sedikit. Mulai saat ini mari kita instrospeksi bahwa apa yang kita idolakan selama ini sesungguhnya tidak menyukai agama yang kita cintai ini.

BERITAHU TEMAN

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites