tag:blogger.com,1999:blog-5666149673454668552024-02-08T13:15:28.629+07:00Dunia PendidikanBerbagi informasi tentang PendidikanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comBlogger123125tag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-2799042241866691222012-05-16T22:21:00.000+07:002012-05-16T22:21:21.330+07:00Urgensi Aqidah Islam<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUSEOp7M_ZVJlfumi8ttPvDDoKQUyVo0avQrk6qGHYozJJgDeu6ICuBsJ31dX48Hux3bo9A_L1V34B1UThK1N-2l8Ws66pc8qF8zjsvxApzuXvrSfbz5lQ0YWVUdc3PLJ2rFi6F0mZb_1Q/s1600/aqidah-yang-lururs.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUSEOp7M_ZVJlfumi8ttPvDDoKQUyVo0avQrk6qGHYozJJgDeu6ICuBsJ31dX48Hux3bo9A_L1V34B1UThK1N-2l8Ws66pc8qF8zjsvxApzuXvrSfbz5lQ0YWVUdc3PLJ2rFi6F0mZb_1Q/s400/aqidah-yang-lururs.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kita tidak dapat mengklaim bahwa kita
sudah memenuhi kalimat <i>“tiada Ilah selain Allah”</i> artinya kita sudah berAqidah
benar, terhindar dari kemusyrikan dalam beribadah, dan semua pengadilan kita
sudah menerapkan syariat Allah – bila kita masih saja terbelakang dalam bidang
ilmu pengetahuan, ekonomi, peradaban, moral, sosial dan pemikiran. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kemudian kita diam berpangku tangan
dan tidak berusaha mengubah keadaan. Kalimat “tiada Tuhan selain Allah”
menyuruh kita melepaskan semua belenggu itu. Berbagai arahan Allah dan
Rasul-Nya dalam masalah ini cukup jelas dan harus ditaati umat Islam, baik secara
individu maupun kelompok (Muhammad Quthb)</span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seringkali ketika membicarakan
kemurnian dan urgensi makna Aqidah, kita hanya akan menariknya pada satu kutub:
penyucian jiwa dan porsinya lebih besar pada aspek <i>ruhiyah</i> dan ibadah <i>mahdhah</i>.
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penulis
pun awalnya diminta untuk mengisi tema ini dengan suasana “ngeruhiy banget.”</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tidak sepenuhnya salah memang, namun
untuk memurnikan (<i>ta’shil</i>) berarti kita harus mengembalikan sesuatu pada
asalnya, membuka kembali apa yang menutupinya, dan membersihkan dari segala
sesuatu yang menodainya. <i>Nah</i>, bila Aqidah hanya dipahami semata-mata
sebagai aspek penyucian jiwa pribadi yang tidak terimplementasi dalam aspek
kehidupan lain, maka yang terjadi bukan pemurnian, melainkan degradasi dan
penyempitan makna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bayangkan, bagaimana pandangan Anda terhadap seorang muslim
yang sangat ketat perhatiannya terhadap shalat di awal waktu sementara di aspek
lain tugas-tugas kerjanya diselesaikan melebihi batas waktu? Bagaimana
pandangan Anda terhadap seorang muslim yang sangat ketat perhatiannya terhadap
dzikir dan doa sementara malas dalam bekerja? Bagaimana pula dengan seorang
muslim yang bertahun-tahun membaca kitab akhlak sementara hubungan sosialnya
sangat kaku dan cenderung keras? Apakah itu makna kemurnian Aqidah?</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atau dalam level kolektif, bagaimana pandangan Anda terhadap
negara kita yang menjadi salah satu penyumbang jamaah ibadah haji terbesar,
sementara di satu sisi juga menjadi negara terkorup? Bagaimana pula pandangan
Anda terhadap dunia Islam secara umum yang memiliki doktrin “<i>al-islamu ya’lu
wala yu’la ‘alaih</i>” (Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi
darinya), namun masih tertinggal? Bahkan di beberapa belahan dunia diinjak-injak
dan dipermainkan tanpa punya kekuatan untuk sekedar mengangat muka di hadapan
negara lain. Apakah sekedar itu makna Aqidah? </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh karena itu Muhammad Quthb dalam
pernyataannya di atas hendak membuka kembali tabir makna Aqidah yang telah
disempitkan dalam bilik-bilik ruhani yang sebenarnya kosong dan gersang dalam
implementasi (<i>jafaaf ruuhi</i>). </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana seorang Jamaluddin al-Afghani pernah menyindir
kita saat melancong ke negara yang nonmuslimnya mayoritas, “<i>Saya melihat
Islam di sini walaupun tidak melihat banyak orang Islam. Sementara di negara
mayoritas muslim, saya lihat banyak orang Islam tapi tidak melihat Islam.</i>”</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artinya, selama ini Aqidah kita miskin implementasi dan
diterapkan secara parsial. Padahal, ia seharusnya bukan hanya mencakup masalah <i>ruhiyah</i>,
tapi juga <i>manhajiyah</i>, <i>fikriyah</i> bahkan implementasi <i>jasadiyah</i>.
Aqidah kita, yang secara ringkas terangkum dalam dua kalimat syahadat, belum
mampu menjadi <i>asasul inqilab</i> (dasar-dasar perubahan) yang signifikan
dalam kehidupan dari level individu hingga umat. Padahal, inilah urgensi
terbesar dari kekuatan Aqidah. Itu pula yang dahulu mengubah tatanan sosial
masyarakat Islam secara revolusioner dan progresif tanpa melupakan masalah
kekhusyukan ruhani.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“<i>Dan apakah orang yang sudah mati
kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang
dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia,
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali
tidak dapat keluar dari padanya? </i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demikianlah Kami jadikan orang yang
kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">” (Al-An’am: 112)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bukankah sirah Rasul sudah sering kita dengar? Shalatnya
yang khusyuk dan panjang, tidak bertolak belakang dengan penunaian amanat
dunianya. Ia adalah orang yang sangat menghargai waktu dan menepati janji.
Bekerja <i>ihsan</i>, seakan-akan melihat Allah dan dalam pengawasan-Nya.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Memperhatikan ilmu dan pengembangan
ekonomi umat. Doa dan dzikirnya tidak mengurangi kerja-kerja taktisnya.
Kelembutan tidak mengurangi heroismenya di medan laga, puluhan perang telah
dilalui dalam usianya yang di atas 40 tahun.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dr. Yusuf Qardhawi menulis dalam buku <i>al-Iman
wal Hayat</i>, “<i>Pengaruh iman bagi pembaharuan jiwa sesungguhnya tidak
diragukan lagi. Berbagai kejadian cukup menjadi saksi. Ahli-ahli sejarah kagum
melihat perubahan besar yang dialami bangsa Arab sesudah mereka disinari cahaya
iman. </i></span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari
suku-suku berpecah belah menjadi umat yang bersatu. Dari lemah menjadi kuat.
Dari penggembala binatang ternak, menjadi bangsa-bangsa dan pembentuk
kebudayaan baru. Perubahan yang luar biasa ini terjadi dalam masa singkat.
Bukan berpuluh tahun dan bukan berpuluh abad, melainkan dalam masa yang tidak
lebih dari 23 tahun. Perubahan ini adalah karena pengaruh iman, yang ditanamkan
oleh Nabi Besar Muhammad Saw dalam jiwa sahabat dan pengikut-pengikutnya.
Mereka berpindah dari masa jahiliyah ke zaman Islam. Dari memuja berhala kepada
menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Dari suku-suku bangsa yang terpencil menjadi
umat yang menulis sejarah baru dengan tinta keemasan.”</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jadi seharusnya, iman itu berdampak
bukan hanya ketenangan jiwa, tapi terasa dan terlihat dalam kehidupan sosial,
bahkan yang sifatnya kerja-kerja duniawi. Di antaranya, Yusuf Qardhawi menulis
bahwa Aqidah, iman, dan tauhid itu bisa memperbesar prestasi kerja, di antara
indikatornya meningkatkan produksi, mengerjakan sesuatu dengan <i>ihsan</i>,
menghargai waktu, produktifitas tinggi tanpa alasan terhambat ibadah, dan mampu
memakmurkan bumi dengan kerja-kerja kita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muhammad Quthb juga menulis bahwa
sebenarnya Aqidah, kalimat “<i>la ilaha illaLlah</i>,” mengandung
tuntutan-tuntutan yang sebenarnya telah ditunjukkan dalam sirah. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tuntutan itu mulai dari yang <i>mahdhah</i>
sampai <i>ghairu mahdhah</i>. Dari tuntutan keimanan, penyembahan, legislasi,
moral, pemikiran, peradaban, bahkan sampai ekpresi seni.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lalu mengapa kita sering terjebak pada penyempitan makna Aqidah?
Muhammad Quthb memaparkan beberapa faktor utamanya dalam buku <i>Laa Ilaha
IllaLlah: sebagai Aqidah Syariah dan Sistem Kehidupan</i>. Pertama, pandangan
yang hanya menganggap bahwa iman terbatas hanya pada pembenaran hati yang
dikukuhkan lisan, sementara amal sering diabaikan dalam cakupan iman. Kedua,
perilaku <i>sufisme</i> yang fatalistik, menafikkan bahwa Islam merupakan agama
amal dan perjuangan dalam <i>kehidupan nyata</i>, agama jihad dan pengorbanan
untuk menegakkan sistem Rabbani dalam <i>dunia nyata</i>. Ketiga, invasi
pemikiran yang dilakukan pihak eksternal yang khawatir bila Islam akan kembali
bangkit jika Aqidah umatnya terimplementasi sempurna.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh karenanya, Muhammad Quthb
menegaskan bahwa kebangkitan Islam dituntut untuk menghidupkan kembali
vitalitas dan efektifitas kalimat “tiada Tuhan selain Allah” seperti dulu, di
samping juga membersihkan noda-noda yang mengotori kalimat syahadat ini selama
berabad-abad lalu… Dulu kalimat ini berdampak nyata dalam kehidupan umat Islam
dan menjadi pelita yang menerangi seluruh umat manusia, sehingga mereka keluar
dari kegelapannya, bahkan orang-orang yang belum masuk ke dalam Islam banyak
mengambil manfaat darinya… </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalimat syahadat ini terpelihara dalam Kitabullah dan sunnah
Rasul-Nya Saw. karena memang Allah yang bertanggung jawab memeliharanya. Tugas
kita adalah membukakan pintu hati kita terhadap kalimat itu dan memenuhi segala
tuntutannya. <i>WaLlahu a’lam</i>.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(sumber tulisan http://www.bungsucikal.com)<o:p></o:p></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-89894524757390990452012-05-16T22:11:00.000+07:002012-05-16T22:14:01.813+07:00Aqidah sebagai Pegangan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAcIIynVBPTBtaBsBdoNg2WMQhBisdW678ltridrRDqT-DXa7A-Qlxs3592oQeIw4i77Z0puRGuW6mJXMzy2XsgozaOM6lx_4GmSyQEa6lsHDeAUg8n4lbKTc3mYg7MycazwAmCFq1ppH6/s1600/Aqidahh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAcIIynVBPTBtaBsBdoNg2WMQhBisdW678ltridrRDqT-DXa7A-Qlxs3592oQeIw4i77Z0puRGuW6mJXMzy2XsgozaOM6lx_4GmSyQEa6lsHDeAUg8n4lbKTc3mYg7MycazwAmCFq1ppH6/s320/Aqidahh.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Islam ibarat sebuah bangunan,
sedangkan Aqidah merupakan dasar atau pondasi yang urgen (penting) bagi
berdirinya bangunan Islam secara keseluruhan, kuat lemahnya bangunan tergantung
pada pondasinya. Meskipun bangunan itu terbuat dari besi dan beton, namun jika
pondasinya terbuat dari kayu-kayu yang rapuh, maka bangunan yang kuat tadi akan
menjadi bangunan yang mudah roboh. Sehingga semakin besar suatu bangunan, maka
semakin membutuhkan pondasi yang kuat dan menghunjam ke bumi.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal lain yang dapat dipetik dari
hakikat ini adalah kita harus membangun pondasi (asas) terlebih dahulu sebelum
mendirikan bangunan.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aqidah yang
kuat diumpamakan sebagai pohon yang baik yaitu akarnya menghunjam ke bumi,
cabangnya menjulang ke langit, berdiri kukuh, tidak mudah tergoyahkan meskipun
diterjang oleh badai, dan pohon itu memberikan buah yang ranum lagi
menyenangkan. Sebagaimana firman Alloh dalam QS.Ibrahim:24:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ö</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">N</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">r</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">&</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">?</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>y</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ø</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">x</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>z</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">u</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ñ</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>ª</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">!</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>W</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">x</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">W</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">B</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>Z</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">p</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">y</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">J</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Î</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">=</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">x</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>Z</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">p</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Í</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">h</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Û</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>;</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">o</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">y</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">f</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">±</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">x</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>B</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">p</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">7</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Í</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">h</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Û</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">y</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">g</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">è</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">=</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ô</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">¹</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">r</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">&</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>×</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">M</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Î</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">/</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">r</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">O</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">y</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">g</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ã</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ã</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ö</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ù</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">u</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">r</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Î</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">û</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>Ï</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ä</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">!</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">y</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">J</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">¡</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">¡</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>Ç</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ë</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Í</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">È</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Artinya:</span></i></b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> “</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit</span></i><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">”</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(QS. Ibrahim:
24). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kekuatan Aqidah
yang seperti itu akan memancar dari sikap hidup dan perilaku pemiliknya. Semua
amal perbuatannya berasas dan berasal dari Aqidah Islam yang merupakan pantulan
sinar keimanan dan aplikasi yang nyata ata</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s keyakinan “laa ilaaha illallah”.
Sedangkan setiap perbuatan yang tidak bersumber dari Aqidah Islam, maka tidak
akan bernilai dan sia-sia belaka. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ibrahim
:18.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ã</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">@</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">W</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">¨</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">B</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ú</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ï</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ï</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB3; font-size: 12pt; line-height: 150%;">%</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">©</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB3; font-size: 12pt; line-height: 150%;">!</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>(</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">r</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ã</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">x</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ÿ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">x</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>ó</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">O</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Î</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">g</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Î</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">n</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">/</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Î</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">/</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>(</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>ó</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">O</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ß</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">g</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">è</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">=</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">»</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">y</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">J</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ô</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ã</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">r</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">&</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">B</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">x</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">.</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>ô</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">N</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">£</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">F</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ô</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">©</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>Ï</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">m</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Î</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">/</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>ß</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">w</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ì</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">h</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Î</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">û</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>B</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Q</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ö</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">q</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>7</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ï</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">¹</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">%</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">æ</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>(</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">w</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">r</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">â</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ï</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ø</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">)</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">£</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">J</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ï</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">B</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>(</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">q</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ç</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">7</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">|</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">¡</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>4</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">n</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">?</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ã</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>&</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ä</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ó</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ó</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">x</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">«</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>4</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB3; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ï</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">º</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">s</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>u</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">q</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">è</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">d</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>ã</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">@</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">»</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">n</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">=</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ò</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span>
</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>ß</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ï</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">è</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">t</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">7</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB4; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ø</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">9</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt; line-height: 150%;">$</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB1; font-size: 12pt; line-height: 150%;">#</span><span dir="RTL"></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span>Ç</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ê</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ñ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt; line-height: 150%;">È</span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span dir="RTL"></span> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -49.65pt;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Artinya:</span></i></b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> “</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Orang-orang yang kafir
kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin
dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang Telah mereka usahakan (di dunia).
yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh</span></i><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">”(QS. Ibrahim: 18)<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari ungkapan
ini, tergambar betapa pentingnya Aqidah dalam kehidupan manusia dan <br />
untuk mewujudkan Aqidah sebagai pegangan hidup, penting bagi kita untuk
memilikii pemahaman yang benar terhadap Aqidah, karena kesalahan memahami Aqidah
akan berimplikasi pada cara pandang dan menentukan tujuan hidup.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Definisi Aqidah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aqidah menurut
bahasa berasal dari bahasa arab “al-’Aqdu” artinya ikatan (ikatan seseorang
dengan suatu peraturan), kepercayaan (kepercayaan seseorang terhadap sesuatu)
atau ketetapan (ketetapan seseorang terhadap sesuatu)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sedangkan
menurut istilah adalah keyakinan yang teguh dan pasti, tanpa ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang meyakininya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari definisi
ini, dapat disimpulkan bahwa Aqidah tidak hanya terpaku pada islam, tetapi
seluruh agama dan aliran pasti mempunyai Aqidah. dengan demikian maka Aqidah
dibagi menjadi dua; Aqidah yang benar dan Aqidah yang salah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aqidah islam
adalah keyakinan yang teguh kepada enam hal dalam rukun iman (Allah, malaikat,
Rasul, kitab, hari kiyamat dan takdir) dan melaksanakan segala perintah Allah
yang tertuang di dalam Alqur’an dan Hadist.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aqidah Sebagai Pegangan Hidup</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aqidah islam merupakan pondasi dan
pegangan hidup pribadi mukmin. Semakin kuat dan kokoh pondasi dan dasar
tersebut, pribadi Mukmin akan semakin mantap dan lebih siap untuk menapaki
jalan kesempurnaan-Nya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerusakan Aqidah merupakan sumber
dan penyebab kerusakan di bidang agama, etika dan sosial,. Untuk membendung dan
melenyapkan kerusakan-kerusakan di bidang-bidang tersebut haruslah dimulai dari
pembenahan kembali terhadap Aqidah dengan memahami landasan dasar Aqidah islam
yang benar.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sudah kita ketahui
bersama bahwa ada enam hal yang menjadi landasan Aqidah islam yang harus
dipahami secara sempurna oleh umat islam, yaitu percaya kepada Allah, malaikat,
rasul, kitab-kitab, hari kiyamat dan takdir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Percaya kepada Allah<br />
</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Allah itu ada<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Allah itu esa, tidak ada tuhan selain Allah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Allah memiliki sifat sejati yang terpuji (Penyayang,
pemberi, melihat, mendengar dll)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Allah tempat mengadu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Percaya kepada Malaikat<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Malaikat adalah makhluk Allah yang gaib<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Malaikat tak pernah berbuat dosa<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Malaikat yang wajib dikenal hanya sepuluh (jibril,
mikail, israfil, izrail, rakib, atid, munkar, nakir, ridwan dan malik)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Percaya kepada Rasul<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Rasul adalah pembawa amanat Allah kepada ummat manusia<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ajaran nabi dan Rasul dari adam hingga nabi Muhammad
adalah mengajarkan tauhid (tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan
Allah)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nabi dan Rasul yang wajib dikenal hanya ada 25 dan
ditutup oleh Nabi Muhammad SAW<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Percaya kepada Kitab-kitab Allah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kitab-kitab Allah ada empat, taurat, injil, zabur dan
alqur’an<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tidak ada kitab yang terpelihara keasliannya kecuali
alqur’an<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Meyakini alqur’an adalah ucapan Allah yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad Untuk dijadikan pegangan hidup manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Percaya kepada hari Kiyamat<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kehidupan dunia akan berakhir selamanya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akhirat lah kehidupan yang sebenarnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Semua manusia yang meninggal akan dibangkitkan kembali
untuk berkumpul bersama di padang mahsyar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tidak ada yang bisa menolong manusia kecuali amal
kebaikannya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Percaya kepada takdir Allah<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Allah yang mengatur kehidupan manusia<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berfikir positif dalam takdir Allah, karena “Allah selalu
bersama prasangka hambanya”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berusaha dan berdoa (ikhtiyar dan tawakkal).<br />
<b>Manfaat memiliki Aqidah<o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mengenal Allah, malaikat, rasul dan
kitab-kitabnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memiliki landasan dasar hidup yang
pasti<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memiliki motifasi hidup yang kuat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -21.3pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memiliki orientasi hidup yang jelas<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Epilog<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kembalilah kepada
Aqidah yang benar dengan kembali mengkaji Aqidah islam demi terwujudnya
cita-cita mulia, yaitu menjadi hamba Allah yang bertaqwa. (sumber http://www.bungsucikal.com)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-66718486298101612432012-05-16T22:01:00.000+07:002012-05-16T22:07:41.442+07:00Gerakan Budaya yang Terlupakan<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYdA3VTE35tQ5-Bm2c6iBKRmVcVEh0JlZ3Jyx46MY3WMkw1bP_zwjYzfZyP0rHjfAZ4NNhcn0ZL_ftXMyIXyxYsSMJ-OrflPHHWIfLLKbdWDVlu-gXrSjHw8ju4XAt-XlGeMJBbC_m5G8H/s1600/Budaya.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br /><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYdA3VTE35tQ5-Bm2c6iBKRmVcVEh0JlZ3Jyx46MY3WMkw1bP_zwjYzfZyP0rHjfAZ4NNhcn0ZL_ftXMyIXyxYsSMJ-OrflPHHWIfLLKbdWDVlu-gXrSjHw8ju4XAt-XlGeMJBbC_m5G8H/s400/Budaya.jpg" width="400" /></a></div>
<span lang="EN-GB">Kritik Kuntowijoyo (Muslim Tanpa Masjid) bahwa
Muhammadiyah adalah gerakan budaya tanpa kebudayaan penting menjadi catatan
abad kedua</span><span lang="EN-GB"> </span><span lang="EN-GB">nya.Ini terlihat saat Muhammadiyah sekadar meniru Kiai Dahlan tanpa
memahami gagasan dan etos gerakannya. Daya kreatif pembaruan bagi kemajuan dan
kesejahteraan umat terperangkap birokrasi organisasi, gurita pendidikan dan
rumah sakit sehingga terasing dari kehidupan rakyat. Hal serupa dihadapi bangsa
ini saat praktik pendidikan nasional menjadi ritual dan kehilangan etos budaya
kreatif.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB">Awalnya, gerakan ini sibuk memberdayakan fakir miskin
melalui pendidikan, kesehatan, dan aksi sosial. Seperti tesis Max Weber tentang
Etika Protestan dengan paradigma this worldly, aktivis gerakan ini memandang
kesalehan surgawi bisa dicapai dengan memajukan dan menyejahterakan rakyat
tertindas.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB">Tahun 1930-an lebih sebagai gerakan kelas menengah kota
ketika purifikasi dipahami sebagai pembersihan Islam dari tradisi bermuatan
virus TBC (takhayul, bidah, k(c)hurafat). Akibatnya, kian kehilangan nuansa
budaya dan terasing dari dinamika kehidupan mayoritas penduduk.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB">Citra antitradisi secara keras memberantas TBC seperti
Wahabi adalah episode generasi kedua sesudah Kiai Dahlan wafat Februari 1923.
Posisi Kiai sebagai abdi dalem keraton, yang saat itu menjadi pusat tradisi dan
ikon budaya rakyat, tidak mungkin melancarkan kritik dan memberantas tradisi
secara terbuka.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Posisi Kiai itu lebih jelas dalam
paparan GBPH Joyokusumo, adik Sultan Hamengku Buwono X pada Sidang Tanwir
’Aisyiyah 2002, tentang peran Hamengku Buwono VII dalam kelahiran Muhammadiyah.
<span lang="EN-GB">Rajalah yang memberangkatkan Kiai naik haji, mengganti
nama Mohammad Darwis menjadi Ahmad Dahlan, mendorong Kiai terlibat dalam Budi
Utomo. Problem yang dihadapi generasi pendiri bukan tradisi lokal, tetapi
penolakan umat terhadap sistem pendidikan dan kesehatan modern, penerjemahan Al
Quran ke bahasa Melayu atau Jawa, pembagian zakat, fitrah, dan korban kepada
fakir miskin.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB">Tujuan didirikan Muhammadiyah: a. memajukan dan
menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam..., b. memajukan dan
menggembirakan cara kehidupan sepanjang kemauan agama Islam.... Kegiatannya
meliputi: a. mendirikan dan memeliharakan atau membantu sekolah yang diberi
pengajaran agama Islam, lain dari ilmu-ilmu yang biasa diajarkan di sekolah; b.
mengadakan perkumpulan sekutu-sekutunya dan orang-orang yang suka datang;
...dibicarakan perkara-perkara agama Islam; c. mendirikan dan memeliharakan
atau membantu tempat sembah</span><span lang="EN-GB"> </span><span lang="EN-GB">yang..., yang dipakai melakukan agama buat orang
banyak; dan d. menerbitkan serta membantu terbitnya kitab-kitab... sebaran...
khotbah, surat kabar ...yang muat perkara ilmu agama Islam, ilmu ketertiban
cara Islam dan iktikad cara Islam... tetapi sekali-kali tiada boleh menyalahi
undang-undang Tanah di sini dan tiada boleh melanggar keamanan umum atau
ketertiban.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Masa itu anggotanya menjadi: anggota
biasa, kehormatan, dan donatur. Anggota biasa ialah semua orang Islam,
kehormatan ialah yang berjasa besar pada Muhammadiyah, donatur ialah siapa saja
tanpa memandang agama dan kebangsaan yang bersedia memberi bantuan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sasaran kegiatan Muhammadiyah masa
generasi pendiri ialah mengubah cara pandang umat tentang kehidupan duniawi
melalui pendidikan, dakwah, penerbitan, pendirian tempat ibadah, penerjemahan
Al Quran, penerbitan buku, pelatihan dan pendidikan guru desa dan guru
keliling, santunan kesehatan dan ekonomi bagi fakir-miskin. <span lang="EN-GB">Zakat mal dan fitrah, korban dan infak dikelola secara modern bagi
peningkatan taraf hidup rakyat kebanyakan sehingga berkemajuan dan sejahtera.
Dengan sendirinya umat akan menanggalkan tradisi TBC diganti ilmu dan
teknologi.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB">Pengelolaan rumah sakit melibatkan dokter-dokter Nasrani
Belanda yang bekerja sukarela, sekolah dikelola secara modern guna meningkatkan
taraf hidup dan berperan dalam dunia modern. Umat mulai menyadari manfaat
bekerja sama dengan semua pihak tanpa melihat agama dan kebangsaan bagi
kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Citra gerakan berubah setelah Ahmad Dahlan
wafat saat orientasi budaya digeser orientasi legal-formal. TBC diberantas dan
bersamaan pembentukan lembaga tarjih tahun 1927. Nuansa budaya tergerus
regulasi birokratis berbagai praktik ibadah dan amalan sosial.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB">Orientasi budaya bisa dibaca dari naskah Tali Pengikat
Hidup Manusia, pidato Kiai dalam Kongres 1922 (Almanak Muhammadiyah 1923; lihat
The Humanity of Human Life dalam Charles Kurzman Modernist Islam: A
Sourcebook).</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB">Bersediakah Muhammadiyah melakukan kritik budaya
mengaktualkan kembali peran kreatif ijtihad membela duafa? Saatnya menjawab
”untuk siapa gerakan ini bekerja, untuk anggota atau bangsa dan kemanusiaan?”</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB">Dari sini Muhammadiyah bisa berperan bagi kemajuan
bangsa dan pemeliharaan martabat kemanusiaan universal.</span><span lang="EN-GB"> </span>(http://www.bungsucikal.com)</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-66770518351037366892012-05-05T12:56:00.002+07:002012-05-05T12:59:08.197+07:00Rekonseptualisasi Gerakan Ikatan<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9ZtLtibQsb439QRe4KsMRmTWugkDAAs0-McoEA1NfRuGO2z_wqVKNP5WCtyXro4VtGtEQtCcQHEYVFxqFpTvYEj8H-3ONP8Rr1-ZfQ5tgDYjT-LKltY_E4GLw-cWgCAYzuMEdub7p5gZt/s1600/imm.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9ZtLtibQsb439QRe4KsMRmTWugkDAAs0-McoEA1NfRuGO2z_wqVKNP5WCtyXro4VtGtEQtCcQHEYVFxqFpTvYEj8H-3ONP8Rr1-ZfQ5tgDYjT-LKltY_E4GLw-cWgCAYzuMEdub7p5gZt/s320/imm.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Indonesia berdiri sebagai negara yang mengembangkan
landasan nasionalisme multi etnis, berusaha membangun kesejahteraan rakyatnya
melalui bentuk keadilan sosial. Istiah indonesia diperkenalkan oleh George
windsor earl awal tahun 1850an yang merujuk pada kata india dan <i>nesos</i>(Greek;pulau). Sehingga istilah
indonesia berdasarkan terminologi adalah kepulauan india. <i>Futher india</i>” istilah yang digunakan Inggris dan <i>Nederlands Indies</i> oleh belanda, untuk
menunjukkan kawasan ini<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[1]</span></span></span></a>. Latar
belakang kemiripan budaya dengan india menyebabkan negeri ini digandengkan
dengan india. Propaganda agama yang dilakukan abad ke-7 melahirkan asimilasi
budaya antara india dan indonesia, sehingga membentuk tradisi yang akan
melahirkan nilai kebangsaan dan keadilan<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[2]</span></span></span></a>.
Semangat nasionalisme bukanlah suatu hal yang hanya lahir dari ajaran agama,
tetapi juga dipegaruhi situasional politik dan kepentingan. Semangat membangun
negara satu dengan istilah nusantara yang awalnya digagas oleh kerajaan
singosari melalui raja kertanegara serta majapahit melalui mahapatih gajah
mada, awalnya ditujukan dalam rangka menghadapi ekspansi kekuasaan cina dan
portugis. Perasaan ketidakmauan dijajahlah yang melahirkan nasionalisme,
patriotisme serta solidaritas. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Kemerdekaan adalah jembatan emas bagi bangsa kita untuk
kehidupan layak. Ada berbagai kendala dewasa ini bagi bangsa yang memiliki
jumlah penduduk 200 juta-an (survey mei
2010 menunjukkan diperkirakan jumlah penduduk berkisar 237,6 juta jiwa) untuk
menuju kesejahteraan. Berkembangnya penyakit kronik menahun, makin sulitnya
mendapatkan pekerjaan, biaya pendidikan yang semakin mahal, kebutuhan hidup
yang meningkat, pergolakan kekuasaan dan hegemoni borjuis yang marak serta
berbagai degradasi moral yang menimpa rakyat, menjadi sekelumit masalah yang
menjadi pakaian negeri ini. Padahal soekarno dalam pidatonya menjelaskan
bagaimana pengaruh ketidakpuasan rakyat akan melahirkan gerakan rakyat<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[3]</span></span></span></a>.
Sedangkan dinamika gerakan rakyat dalam ketahanan nasional antara penguatan
kerjasama bahu-membahu membangun kesejahteraan atau disintegrasi sebagai wujud
ketidakpuasan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Perkembangan masyarakat yang dibarengi dengan teknologi
informasi menciptakan ruang gerak yang luas bagi tumbuhnya peradaban manusia.
Peradaban manusia mengalami tiga gelombang perubahan dahsyat yang membawa
pengaruh tidak hanya area geografis, ekonomi, kegiatan <i>behavioral</i>, nilai-norma-kebudayaan, ideologi-<i>mindset</i>-<i>world view</i> tetapi
juga hubungan sosial-lingkungan dan keTuhanan. Pembagian gelombang <i>agriculture</i>, <i>industrial</i> dan <i>technological</i>
membawa pola determinasi nilai kehidupan yang awalnya kerjasama yang didasarkan
pada aspek kepercayaan menjadi kontrak dan mutualisme. Persaingan tidak hanya
berkisar antar individu tetapi melibatkan komunitas yang akan melahirkan kelas
sosial dan status sosial. Orientasi kehidupan yang mulanya dipenuhi sebagai
bagian dari kesatuan alam sebagai ciptaan Tuhan, berubah menjadi
kesenangan-kemudahan dan kenyamanan<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[4]</span></span></span></a>.
Orientasi kerja yang berubah dari solidaritas mekanik berubah menjadi
solidaritas organis dengan spesialisasi yang jelas<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[5]</span></span></span></a>.
Batasan-batasan makhluk kini juga mulai terkikis dengan bentukan gelombang baru
revolusi biologi genetika dan konvergensi tekhnologi informatika yang akan
memperluas area intervensi manusia tidak hanya pada lingkungan tetapi makhluk<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[6]</span></span></span></a>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Perkembangan masyarakat memiliki pola yang khas dimana
detail prosesnya dapat kita amati dalam kehidupan praksis saat ini. Kehidupan
agriculture, industrial dan teknologi bercampur dalam kesatuan kehidupan
bangsa. Sedangkan pola pengembangannya antara ketiga gelombang saling tarik
menarik area pengaruh. Kemudahan dan aksesabilitas menjadi landasan bagi
teknologi untuk berkembang, sedangkan keuntungan dan pekerjaan bagi industrial.
Kehidupan agriculture akan terus berkembang karena ia menempatkan kebutuhan
dasar pangan sebagai pola perkembangannya. Sehingga tiga gelombang yang
dinyatakan alvin toffler sebagai perubah dinamika sosial telah melahirkan tiga
sistem sosial dimana tumbuh dan berkembang sesuai kondisi(intervensi
modal-industri, status politik-kekuasaan, alam-<i>disaster</i>), kemampuan masyarakat dan potensi kehidupan disitu.
Asimilasi adaptasi kemudahanlah yang menempatkan kerjasama antara ketiga sistem
sosial ini. Walaupun gelombang perubahan akan kita lihat arahnya kearah
teknologi tetapi banyak faktor juga yang mempengaruhi pola penetrasinya,
sehingga intervensi politik layaknya melihat dengan jeli fenomena ini sebagai
bagian yang utuh. Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya massa dan ukuran
dalam kurun waktu, sehingga kebaikan dan keburukan merupakan pilihan dari akhir
standar kurun waktu tersebut. Pengetahuan pencegahan, mengajarkan sebelum
semuanya terlambat maka prosesnya harus diamati dan dilakukan intervensi. Ada
dua area pengamatan sosiologi yang perlu kita tinjau yakni status kategoris;
yang menempatkan pribadi berdasarkan asal paling dasar (gender, umur, ras) dan
status afiliasi yang menempatkan pola produk sosial sebagai ikatannya( agama,
bahasa, budaya). Dua status diatas dijadikan ajang pencegahan secara sosiologis
terhadap dampak buruk adanya <i>supra-national
entities</i> yang merupakan akibat lahirnya gelombang industrial dan teknologi
meliputi Hak azasi manusia internasional, sistem perbankan global, korporasi
multinasional<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[7]</span></span></span></a>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Kelahiran modernitas awal abad 17 ditandai tanda
momentual renaissance, enlightenment, reformation, Revolusi amerika dan prancis
serta revolusi industri.Perubahan sosial yang signifikan, perpindahan populasi
dari komunitas lokal sempit menuju kesatuan kota, pembagian pekerjaan,
penggunaan market yang rasional, birokrasi dan nasionalisme merupakan gejala
lahirnya demokrasi, kapitalisme, media masa, <i>science</i> dan kesatuan bangsa. Perkembangan modernitas secara ringkas
mempunyai dua proyek yakni <i>technical
project</i>, kontrol penguasaan semesta dengan teknologi dan <i>social project</i> yang merujuk pada
hubungan rekan dan persahabatan melalui fakta sosial yang terdiri dari
pengetahuan cara beraksi, berfikir, merasa terhadap bangsa lain. Penguasaan terhadap
sosial dan teknikal akan melahirkan negara yang besar, yang punya pengaruh
terhadap yang lain. Jika hal ini dilandasi dengan ketidak-puasan serta
keinginan kejayaan maka akan melahirkan sikap imperialisme dan kolonialisme
terhadap bangsa lain. Kemerdekaan bangsa indonesia secara fisik melahirkan
persamaan akan penentuan nasib kedepan yang lebih mulia, tetapi kemerdekaan
bukanlah barang kekal. Kemerdekaan adalah sesuatu yang patut untuk
dipertahankan atas kesewenang-wenangan, penindasan dan bentuk penghinaan akan
bangsa. Penjajahan tidak selamanya menggunakan senjata, tetapi menggunakan
cara, mentalitas, serta ketergantungan terhadap penguasa. Perang tidak hanya
melibatkan orang dan teknologi tetapi juga perusakan karakter peradaban luhur
bangsa.</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">A.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">New
age disease</span></i></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
dan Patologi sosial<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Istilah patologi sosial merunjuk pada pengetahuan
mengenai penyakit yang terjadi selami interaksi sosial. Sebagaimana metodologi
diagnostik, fenomena yang nampak dalam kehidupan keseharian hanyalah <i>symptom</i> bagi persaan subyektif dan <i>sign</i><b>
</b>untuk gejala obyektif. Fenomena symptomatis yang menunjuk berbagai gangguan
diantaranya dalam bidang kesehatan kita akan melihat bergolaknya <i>disability</i><b>, </b>kesakitan, status gizi yang terjadi bukan hanya karena faktor
infeksi tetapi lebih pada penyakit kronis yang disebabkan ketidak ramahan
lingkungan dan gaya hidup<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[8]</span></span></span></a>. Dalam
bidang perekonomian dimana kebutuhan hajat hidup semakin meningkat sedangkan
adanya lahan pekerjaan semisal lahan pertanian semakin sedikit. Walaupun angka
kemiskinan menunjukkan jumlah yang bervariatif, dan kurang menunjukkan
signifikasi peningkatan tetapi gejala simptomatis dalam terapi penyakit ini
juga harus diobati<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[9]</span></span></span></a>.
Dibidang pendidikan, kini tujuannya menjadi kabur yang dulunya pengetahuan dan
semangat kebangsaan kini sekedar pemenuhan status sosial atau dengan bahasa
ekstrim disebut orientasi manipulatif
karakter<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[10]</span></span></span></a>.
Dibidang pemerintahan kelakuan korupsi makin menjadi diikuti sikap etika yang
semakin menurun dikalangan wakil rakyat ataupun pejabat tinggi negara lainnya.
Tentunya kasus-kasus diatas hanya bersifat tukilan yang mampu harus dianalisi
lebih detail agar dicapai solusi. Adanya symptom agar tepat diagnosis haruslah
ada indikator penilaian,kalau tidak hasil yang didapat hanyalah bersifat palsu
(falsifiability)<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[11]</span></span></span></a>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Pengaruh ekologi kota dalam modernisasi saat ini
menempati bangunan penting bagi terciptanya kelas sosial baru dan komunitas
baru. Kelas sosial yang tersisih dari seleksi sosial yang akan menjadi kuli,
pengangguran, gelandangan, pemulung yang rata-rata mendiami <i>slum area</i> di pinggiran kota. Ada juga
pengaruh modernisasi menjadikan peningkatan kelayakan hidup bagi masyarakat
yang bertahan(<i>survivor</i>)sehingga
menciptakan borjuasi. Perbedaan kelas sosial tidak hanya melahirkan
kesejahteraan yang berbeda tetapi juga budaya yang berkembang. Kehidupan
fashion, food, style, glamour menjadikan kebutuhan sampingan selain masalah
perut bagi kelas sosial tinggi. Sedangkan apresiasi masyarakat <i>slum area</i> lebih cenderung menunjukkan
perjuangan kelas dan ekstrim, pendekatan rock, lagu kebebasan, dandanan yang
necis-urakan menjadi ciri mereka. Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi
tindakan kriminal dan terjadilah <i>chaos</i>.
Hal ini dapatlah kita amati dari bangsa kita saat terjadinya reformasi,
lumpuhnya berbagai sektor perdagangan dan perekonomian kian mencekam seiring
dengan gelombang perubahan. Fenomena chaos dan perjuangan dalam penyakit bisa
kita ibaratkan sebagai <i>stroke</i>, dimana
ia merupakan komplikasi penyakit vaskuler kronik yang sebelumnya menjangkit
penderita dan ditandai dengan tidak berfungsinya separuh tubuh. Jangan sampai
tindak modernisasi kota menciptakan pembatasan peran kesejahteraan yang
melahirkan dikotomi sosial.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<i><span lang="EN-US">New age disease</span></i><span lang="EN-US"> sebagai kelompok penyakit bagian dari perkembangan penyakit dewasa
ini, secara definisi merupakan penyakit yang disebabkan karena proses
degenerasi dan penuaan suatu tubuh. Suatu bangsa bisa mengidap penyakit ini
yang sifatnya kronik. <i>Poverty</i> yang
sifatnya transient karena krisis ekonomi ataupun gejolak sosial jika tidak
tertangani akan melahirkan <i>chronic
poverty</i>. Dalam kelompok <i>New age
disease</i> penyakit demensia juga diidentifikasi mulai nampak pada masyarakat
kita. Perlu diingat penyakit demensia ada yang sifatnya <i>benign</i> yakni awal dimana peristiwa-peristiwa dekat sulit
diidentifikasi, dan juga <i>demensia
alzheimer</i> dimana seseorang hanya mampu mengingat masa kecilnya, tidak
mengenal kehidupan sekelilingnya bahkan namapun terkadang lupa. Arus teknologi
dan informasi dan pergolakan budaya asing lewat fashion, food, music,
style,glamour,club,film harus dicermati secara baik dan bijak agar rasa
nasionalisme, nilai pancasila, semangat UUD 1945 dan pengetahuan falsafah
leluhur bukan menjadi ingatan lampau yang dilupakan. Bahkan dimungkinkan sekali
identitas sebagai bangsa indonesia akan dilupakan sebagai tanda <i>demensia alzheimer</i> sosial.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">B.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">New
social movement</span></i></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
antara perubahan sosial dan gerakan organisatoris<i><o:p></o:p></i></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Prasyarat nilai,
ide dan praksis organisasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Gerakan sosial mengambil peranannya dalam perubahan pola
determinasi masyarakat melalui intervensi sekelompok personal. Perubahan sosial
dalam lingkupnya bisa dibagi menjadi dua area yakni are individual dan society.
Sedangkan masing-masing area tersebut dibagi lagi menjadi perubahan yang
sifatnya total atau parsial. Dalam sudut pandang <i>society</i> maka perubahan dibagi menjadi <i>reformative</i>(perubahan partial) dan <i>transformative</i>(perubahan total). <i>New social movement</i> ditandai dengan perubahan sosial dimana
terangkum dalam 3 entitas diantaranya; nilai transformative, identitas personal
dan simbol<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn12" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[12]</span></span></span></a>.
Simbol tidak hanya dimaknai lambang tetapi juga bahasa, semboyan, bendera
bahkan sandi. Pengaruh simbol dalam perjuangan sosial dimaksudkan sebagai
visualisasi misi dan harapan ke depan. Pengetahuan dan telaah mengenai simbol
saat ini penting dilakukan sebagai jembatan pendidikan makna dasar harapan
kedepan. Jasad organisasi sebagai pelaku perubahan harus mampu menciptakan
semboyan-semboyan perjuangan bagi para anggota didalamnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Pembangunan identitas personal bagi kader organisasi
merupakan hal penting. <i>Personality</i>
(Inggris) atau <i>persona</i>(Latin) yang
berarti topeng ,bukanlah menjadikan seseorang berwajahkan topeng menipu
sana-sini tetapi topeng yang dimaksud disini adalah karakter, watak, sifat yang
khas, yang unik. Identitas dimakanai sebagai jati diri yang membedakan dirinya
dengan orang lain<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn13" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[13]</span></span></span></a>. Jadi <i>chracter building</i> harus mampu
ditampilkan oleh kader-kader ikatan. Penguatan karakter kader harus
berlandaskan ideologis. Jarang kita memahami bahwa ideologi mempunyai dua sifat
yakni filosofis dan praksis. Secara filosofis Religiusitas, Intelektualitas dan
Humanitas cukup mampu membawa gerakan IMM terdiferensiasi yang diterjemahkan
ketataran cabang struktural dibawahnya. Dilain sisi, ideologi praksis yang
menjadi tujuan praksis selama kurun waktu tertentu belum terlalu mampu diterjemahkan.
Standarisasi dan metodologis sistematis berdasarkan analisis sosial dan
kondisional, belum mampu terbentuk agar tercipta parameter yang jelas mengenai
apa targetan dan jangka waktu mencapainya. Setelah mampu menciptakan ideologi
praksis gerakan maka dijadikanlah simbol kader IMM dalam tataran kata
penyemangat, simbol praksis atau lagu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Transformatif mengambil makna perubahan yang sifatnya
total dan ruang lingkup society merupakan targetan gerakan. Dalam
pelaksanaannyanya area social dan kolektif-organisasi, harus mampu dipahami
dengan benar. Nurani kolektif (<i>Collective
Conscience</i>) dan kebiasaan kolektif (<i>Collective
Behaviour</i>) merupakan dua syarat yang harus dipenuhi agar perubahan
transformatif mampu tercipta. Menumbuhkembangkan nurani yang sifatnya kolektif
merupakan rangkaian dari pola pembinaan kader dalam menyadari hakikat hidup,
kesadaran personal dan tumbuhnya sikap. Pola pembinaan kader berdasarkan
ideologi filosis(Religiusitas, Intelektualistas, Humanitas) melalui berbagai
jalan dan salah satu tugas pimpinan ikatan disini membuka kesempatan serta
terbukanya ruang publik bagi tumbuhkembangnya diskusi, silaturahim, rembug
bareng serta perlekatan kehidupan sosial (praksis kemasyarakatan). Kebiasaan
kolektif melalui perilaku keseharian diterapkan sesuai dengan kondisi <i>culture</i> serta landasan keilmuan bagi <i>grass root</i> komisariat. Setelah kebiasaan
kolektif dan nurani kolektif, dimiliki kader maka langkah selanjutnya
menjadikan mereka <i>agent of change</i>
bagi lingkungan melalui perlekatan sosial yang diharapkan.</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Diversifikasi
struktural-fungsional <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Sebuah organisasi tidak akan berkembang secara pesat
tanpa didukung pembagian kerja yang jelas. Organisasi Struktur organisasi tercipta dengan
sistematika area kerja serta target sasaran demi terwujudnya cita-cita
organisasi. Pola kerjasam yang tercipta dalam suatu organisasi merujuk pada
strategi perwujudan misi. Pengembangan organisasi sesuai dengan kondisi(waktu),
informasi, <i>Resources, knowledge</i><a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn14" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[14]</span></span></span></a>.
Pengetahuan bagi organisasi sebagai pijakan kebijakan kedepan, terkait strategi
dan arah gerak tepat sasaran. Pemanfaatan sumberdaya menjadi permasalahan
khusunya organisasi yang mengembangkan cabang serta yang terdiri dari kesatuan
unit kultur-etnik. Sumberdaya mahasiswa sebagai basis intelektualisme menjadi
pergolakan permasalahan. Keseragaman materi serta arah pengembangan organisasi
tanpa memandang kultur-etnik pijakannya, maka lama kelamaan terjadilah
penolakan masyarakat dan matinya organisasi tersebut. Hal tersebut dikarenakan
karena metode serta arah manajemen yang salah<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn15" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[15]</span></span></span></a>. Basis
intelektual-fakultas telaah ilmu, menempatkan metodologi dan pendekatan sesuai
dengan pengembangan science tersebut. Walaupun arah targetnya sama, penggunaan
berbagai karakter keilmuan akan melahirkan komprehensivitas analisis yang
melahirkan keberagaman manfaat. Pergerakan yang berbasiskan ilmu dan pendekatan
tekhnologikal menempatkan azas kegunaan sebagai pendekatan target sosial
perubahan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<i><span lang="EN-US">Decision making</span></i><span lang="EN-US"> salah satu hal yang harus dimiliki dalam kepemimpinan. Pengaruh
informasi dan kondisi menempatkan pemimpin dalam menyerap informasi yang ada
kemudian diterapkannya kemana laju organisasi akan diarahkan. Perang kekuasaan
dan tarik-menarik pengaruh, menempatkan organisasi harus sigap dan berusha
menanamkan pengaruhnya. Pembagian kerja dalam pencapaian tujuan organisasi,
hendaknya dievaluasi sesuai agenda dengan mekanisme yang disepakati. Penguatan
organisasi melalui struktur kekuasaan yang jelas, interaksi sosial, kebiasaan
kolektif akan menjadikan kerjasama sosial antaranggota maupun atara anggota dan
masyarakat taget. Hubungan kerjasama sosial-organisasi, jika berlangsung
harmonis akan menempatkan organisasi itu dalam struktur sosial masyarakat dan
jika diikuti dengan proses sosial maka akan lahilah produk sosial sebagai tanda
bahwa organisasi tersebut merupakan bagian penggerak dan penting dalam
terbentuknya unsur material sebagai contohnya masyarakat yang mulanya tidak ada
listrik dengan keberadaan organisasi tersebut muncullah listrik bagi semua,
atau dulunya tidak ada koperasi industri kecil sekarang muncul koperasi
tersebut. Sedangkan unsur non-material menempatkan budaya sebagai produk
unggulan yang terdeterminasi melalui bahasa, nilai, norma, adat kebiasaan
bahkan kepercayaan dan agama.</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">C.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span></i></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peranan Organisasi dalam pencapaian
negara kesejahteraan (<i>Welfare state</i>)<i><o:p></o:p></i></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Masyarakat yang adil dan makmur merupakan harapan bagi
setiap individu yang mengaku sebagai rakyat di setiap negara. Pendekatan yang
digunakan tiap negara dalam mewujudkan cita-citanya dengan berbagai macam ada
yang menggunakan pendekatan konstitusional, pendekatan musuh sosial ataupun
penguatan pelayanan sosial<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn16" name="_ftnref16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[16]</span></span></span></a>. Negara
kesejahteraan memainkan peranan dalam proteksi dan promosi terkait ekonomi dan
kehidupan sosial yang sejahtera yang berdasarkan pada persamaan kesempatan,
distribusi kelayakan hidup dan tanggung jawab publik terhadap mereka yang
kurang mampu agar hidup yang baik <a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn17" name="_ftnref17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[17]</span></span></span></a>.
Peranan organisasi kepemudaan dalam pembangunan kesejahteraan bangsa utamanya
membentuk pribadi-pribadi yang paham dan mengerti akan negerinya, serta mampu
berperan dalam proses pembangunan agar tercipta kehidupan yang lebih baik.
Pembangunan yang dilakukan secara <i>gethok-tular</i>
secara intensif akan mampu merubah sikap negatif yang menghambat kemajuan.
Dibantu dengan kerjasama solidaritas antar anggota maka targetan sosial yang
diharapkan, akan lebih terealisisr. Hal tersebut penting sekali dalam,
penerapan teori sosiologi secara sederhana<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn18" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[18]</span></span></span></a>.
Sejarah Bangsa mencatat bagaimana peranan organisasi kepemudaan mampu
menumbuhkan semangat perjuangan, kesetaraan serta pendidikan ke masyarakat.
Sebagai pemuda-pemuda penerus tambuk perjuangan, maka semangat yang ada diambil
dengan pendekatan situsional dan belajar dari pendahulu kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Implementasi gerak yang dilakukan oleh IMM selayaknya
melihat kondisi sosio-antropologis area geraknya. Modernitas yang menimbulkan
berbagai efek sosial, tidak harus disikapi melalui strategi yang sama.
Kehidupan IMM di kota besar dan kota periferal jelas berbeda dalam pengambilan
perannya. Proses sosial dalam setiap tahapnya akan terlihat jelas dan adanya
bukti dilain area. Walaupun gelombang perubahan peradaban manusia ada beberapa,
tetapi setiap <i>step</i>nya bisa diamati di
lain masyarakat. Sebagai contohnya masyarakat agriculture bisa kita amati
didaerah pedalaman negara ini, masyarakat industrial bisa kita amati didaerah
perindustrian kawasan berikat, masyarakat terkhnologi akan kita lihat dalam
masyarakat megapolis. Jadi dimanapun IMM berada dan sayap-sayap sudah
digepakkan maka ia harus mampu membaca situasi dengan tepat agar kerja dan
energi yang dikeluarkan mampu dirasakan sesama manfaatnya. Pengaruh-pengaruh
buruk akibat proses modernasi dan berkembangnya peradaban manusia harus menjadi
perhatian bagi organisasi. Moralitas dan rasa cinta terhadap bangsa mulai
luntur termakan budaya hedonisme, oportunisme serta kesejahteraan pribadi. <i>Moral Force</i> dan penguatan bangsa menjadi
satu hal mahal saat ini untuk membangun bangsa lewat organisasi<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn19" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[19]</span></span></span></a>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Agama dan unsur rohaniah saat ini penting sebagai ajaran
yang mengedepankan kesejahteraan sosial. Muhamadiyah memberikan contoh
bagaimana semangat agama mampu dibawa keranah perbaikan kehidupan sosial yang
lebih baik<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn20" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[20]</span></span></span></a>.
Konsepsi tauhid yang utuh membawa arah tujuan hidup yang mengutamakan kecintaan
kepada Allah. Hal ini membawa konsekuensi bahwa nilai-nilai yang mencondongkan
pengabdian ke sisi selain itu harus dikikis. Harta yang menjadi bentuk lain
tuhan sebagai latar belakang timbulnya masyarakat kapitalis, ditentang dalam
islam. Islam mengajarkan untuk bekerja keras serta membantu kehidupan sesama,
bahkan perjuangan akan ketertindasan juga diajarkan dalam agama ini<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftn21" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[21]</span></span></span></a>.
Semangat bekerja keras dan filosofi bangsa dipraktekan bangsa cina menjadikan
bangsa ini raksasa industri dan punya peranan dalam tata pasar dunia. Nilai
moral, semangat kerjasama, sosial-kemanusiaan, kemandirian serta menjadi
manusia yang taat beragama merupakan misi-misi yang harus disebarluaskan kepada
anggota organisasi dan masyarakat, sehingga perubahan masyarakat mampu tercipta
secara signifikan dan harapan hidup kedepan yang lebih baik menjadi satu hal
realistis dengan semangat tauhid yang penuh.
</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Koesworo, E. 1991. Teori-teori kepribadian:
Psikoanalisi, Behaviorisme, Humanistik. Bandung: Penerbit PT Eresco.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Wertheim, WF. 1999. Masyarakat
indonesia dalam transisi. Yogyakarta: PT Tiara wacana yogya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Engineer, Asghaf Ali. 1999. Islam dan
teologi pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Brown, Colin. Short History of
Indonesion, .2003. The unlikely nation?. Singapore: South Wind Productions. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Arnold toynbee. 2007. Sejarah Umat
Manusia(Uraian analitis, Kronologis, naratif dan komparatif)—judul asli:
mankind and mother earth(a narrative history of the world). Baca bab 58 India
dan asia tenggara hal 533-541.yogyakarta: Cetakan ke IV, Pustaka Pelajar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Neil Thomas. Handbook of management
and leadership. Chapter 3 decision making and problem solving.p.41-55. India:
replika press</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Stoley,
Kathy S .2005. basic sociology. mengenai <i> social movement</i>.p.179-200.USA: </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Greenwood
Press<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">James Quayle Dealey</span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">lester dan </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lester
Frank Ward. 1905. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Textbook of Sociology. The Science of Sociology. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">The
Macmillan Company. London: Macmillan dan Co., Ltd. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">p.6<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Karl
popper. 1992. The logic of scientific discovery(Routledge, 1992) chapter
4; falsifiability.p.57-73<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Elson,R.E.
.Constructing the Nation: Ethnicity, Race, Modernity and Citizenship in Early
Indonesian Thought. Asian Ethnicity, Volume 6, Number 3, October 2005.p.145-160</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Toeffler,
Alvin. 1971.Future shock. USA: Bantam Books</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Toeffler,
Alvin. 1980. The third wave. USA: Bantam Books<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Suharto, Edi.
2006. Peta dan dinamika welfare state di beberapa negara. Seminar “Mengkaji
Ulang Relevansi Welfare State dan Terobosan melalui Desentralisasi-Otonomi di
Indonesia”, Institute for Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta dan
Perkumpulan Prakarsa Jakarta, bertempat di Wisma MM Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta 25 Juli 2006.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Sunarso. 1996.Kemajemukan Etnik di
Indonesia(sebuah resiko atau potensi). Cakrawala pendidikan Nomor 3, TahunXV,
November 1996.p.13-22</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: -1.0cm;">
<span lang="EN-US">Kesehatan Indonesia dalam gambar.
2005. Departemen Kesehatan republik indonesia- pusat data dan informasi tahun
2005. Jakarta</span></div>
<div>
<br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Colin Brown. Short History of Indonesion, The unlikely
nation?.2003.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Goudy, serif; font-size: 8pt;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 11pt;">South Wind Productions, Singapore</span></div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Arnold toynbee. Sejarah Umat Manusia(Uraian analitis, Kronologis,
naratif dan komparatif)—judul asli: mankind and mother earth(a narrative
history of the world). Baca bab 58 India dan asia tenggara hal 533-541.Cetakan
ke IV, Pustaka Pelajar, 2007</span></div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> “kita bergerak karena kesengsaraan kita, kita bergerak karena kita
ingin hidup lebih layak dan sempurna. Kita bergerak tidak karena”ideaal” saja,
kita bergerak karena ingin cukup makanan, ingin cukup pakaian, ingin cukup
tanah, ingin cukup perumahan, ingin cukup pendidikan, ingin cukup minimum seni
dan cultuur. Pendek kata kita bergerak karena ingin perbaikan nasib didalam
segala bagian-bagiannya dan cabang-cabangnya(soekarno). Disampaikan dalam dua
kali kegiatan, pertama tahun 1930-an dan amanat peringatah HUT RI 1959 yang
erjudul “penemuan kembali revolusi
kita”(Rediscovery of our revolution)”. </span></div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[4]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Dr.
Qadar Bakhsh Baloch&Dr. Nasir Kareem. Book Review; The third wave by alvin
toffler. </span><span lang="EN-US">Journal of managerial science. </span><span lang="EN-US">Qadar
Bakhsh Baloch</span><span lang="EN-US">.p.115-143</span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[5]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US">James R. Lincoln, <i> Durkheim and organizational culture</i>
melalui Division of labor in society.2004.University of california</span></div>
</div>
<div id="ftn6">
<div class="MsoNormal">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[6]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><i><span lang="EN-US">Mercury
News Staff Writer Miranda Ewell</span></i><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">. Toffler Interview: Information Technology Seen as Power to Workers.</span></div>
</div>
<div id="ftn7">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[7]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> American sociological association, 2010-2011 “ Toward a sociology
of citizenship”</span></div>
</div>
<div id="ftn8">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[8]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Kesehatan Indonesia dalam gambar. Departemen Kesehatan republik
indonesia- pusat data dan informasi tahun 2005. </span></div>
</div>
<div id="ftn9">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[9]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Berita Resmi statistik No. 47/IX/1 septemper 2006. Tingkat
kemiskinan Indonesia tahun 2005-2006. Tahun 1998 akibat krisis ekonomi, angka
kemiskinan indonesia mencapai 49,5 juta jiwa. Tahun 1999,2000,2001,2002, 2003,2004,2005,2006
berturut-turut 47.97, 38.7, 37.9, 38.4, 37.3, 36.1, 35.1, 39.05 juta jiwa.</span></div>
</div>
<div id="ftn10">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[10]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> “Zuly kodir, Litbang pimpinan Wilayah Muhammadiyah. Kompas, Jumat 6
Juni 2003,h.4, kolom 3-5....sebenarnya dunia pendidikan kita dimasa datang
bukan lahan paling baik untuk membangun karakter bangsa. Bahkan pendidikann
kita bisa menjadi lahan paling subur menumbuhkan manusia-manusia bermental
politisi, manipulatif dan mungkin pendendam. </span></div>
</div>
<div id="ftn11">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[11]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Karl popper dalam The logic of scientific discovery(Routledge,
1992) chapter 4; falsifiability .</span></div>
</div>
<div id="ftn12">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref12" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[12]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Baca Kathy S. Stoley .2005. basic sociology. mengenai <i> social movement</i>.p.179-200.USA: </span><span lang="EN-US">Greenwood
Press</span></div>
</div>
<div id="ftn13">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref13" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[13]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Baca lebih lanjut mengenai teori kepribadian: Psikoanalisis,
Behaviorisme, Humanistik(E.Koeswara,1991).Bandung: penerbit PT Eresco. </span></div>
</div>
<div id="ftn14">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref14" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[14]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Baca lebih lanjut Neil Thomas. Handbook of management and
leadership. Chapter 3 decision making and problem solving.p.41-55. India,
replika press</span></div>
</div>
<div id="ftn15">
<div class="MsoNormal">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref15" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[15]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">James Quayle Dealey</span><span lang="EN-US">lester</span><span lang="EN-US"> & </span><span lang="EN-US">Lester
Frank Ward. </span><span lang="EN-US">Textbook of Sociology. The Science of
Sociology. </span><span lang="EN-US">The Macmillan Company. London: Macmillan &
Co., Ltd. 1905. </span><span lang="EN-US">p</span><span lang="EN-US">.6</span></div>
</div>
<div id="ftn16">
<div class="MsoNormal">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref16" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[16]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Baca Edi Suharto, “Peta dan Dinamika Welfare State di berbagai
negara(pelajaran apa yang bisa dpetik untuk membangun indonesia). </span><span lang="EN-US">Makalah disampaikan pada
Seminar “Mengkaji Ulang Relevansi Welfare State dan Terobosan melalui
Desentralisasi-Otonomi di Indonesia”, Institute for Research and Empowerment
(IRE) Yogyakarta dan Perkumpulan Prakarsa Jakarta, bertempat di Wisma MM Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta 25 Juli 2006.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Pendekatan konstitusional
diperkenalkan Betham akan gagasan reformasi hukum, peranan konstitusi dan
penelitian sosial bagi pengembangan kebijakan sosial. Di Inggris dan AS ide
beveridge mengenai permasalah sosial dan menggunakan sistem alih asuransi mulai
dikembangkan. Penguatan pelayanan sosial ada yang diberikan secara penuh,
residual dan korporasi. Hampir setiap negara memngadopsi pendekatan secara
beraneka ragam dengan konsentrasi tertentu. </span></div>
</div>
<div id="ftn17">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref17" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[17]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Istilah ini diambil dari britanica encyclopedia secara online</span></div>
</div>
<div id="ftn18">
<div class="MsoNormal">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref18" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt;">[18]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Baca</span><span lang="EN-US"> Nazrul Islam And M.Imdadul Haque. End Of
Sociological(Theory Implications And Lessons For Bangladesh).</span></div>
</div>
<div id="ftn19">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref19" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[19]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> lewat Francis Fukuyama melalui bukunya state building menyuarakan
negara harus diperkuat, diambil dari makalah”Islam dan Negara Kesejahteraan”
dalam acara DAP IMM tahun 2008, 18 januari 2008 oleh Edi Suharto</span></div>
</div>
<div id="ftn20">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref20" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[20]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US">Sutarmo. Muhammadiyah Gerakan Sosial-Keagamaan Modernis.2005.suara
muhammadiyah</span></div>
</div>
<div id="ftn21">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="file:///D:/Pola%20Perkaderan%20HMI.doc#_ftnref21" name="_ftn21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">[21]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US"> Baca hasan ali engineer. islam dan teologi pembebasan. Bab VI islam
dan tantangan kemiskinan.p.87-1116.pustaka pelajar</span></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<span lang="EN-US">(Sumber: Tulisan Pigur A Miswanto Peserta DAM Sukoharjo)</span></div>
</div>
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-91898914078731529032012-05-05T11:55:00.002+07:002012-05-05T12:58:13.599+07:00Pola Perkaderan HMI<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjynPrGTFh3EqcyPenjMXmjJw-4gBFhkgJ0msbH9nuwWQNT1jPCq4eHDGrHROHyZ2guxX53_a8RHs_JsDPfwK7JucE1qP5goko3fWi8Tg-KCvxEsjmEPMSTKFi9fMzNJLQpzMPC4cV2RYw/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="372" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjynPrGTFh3EqcyPenjMXmjJw-4gBFhkgJ0msbH9nuwWQNT1jPCq4eHDGrHROHyZ2guxX53_a8RHs_JsDPfwK7JucE1qP5goko3fWi8Tg-KCvxEsjmEPMSTKFi9fMzNJLQpzMPC4cV2RYw/s400/images.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
Kader sebagai seseorang
yang telah menyetujui dan meyakini kebenaran suatu tujuan dari suatu kelompok
atau jama’ah tertentu, kemudian secara terus menerus dan setia turut berjuang
dalam proses pencapaian tujuan yang telah disetujui dan diyakini itu (Imawan
Wahyudi, 2002:9). <span lang="EN-US">Tentunya yang menjadi wadah utama seorang kader
dalam beraktualisasi adalah organisasi. </span><span lang="EN">Organisasi adalah suatu
kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama</span><span lang="EN-US">. </span><span lang="EN">Berbagai golongan massa, seperti klas buruh, kaum tani, nelayan,
intelektual progresif : pemuda dan pelajar, wanita dll, mengorganisasikan diri
dalam organisasi-organisasi massa. Organissi massa (ormas) diperlukan untuk
memperjuangkan kepentingan kepentingan mereka yang sederhana seperti
kepentingan ekonomi, hak-hak dasar mereka dan sebagainya. </span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
Himpunan Mahasiswa Islam
yang juga sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan, bukan hanya berfungsi
sebagai organisasi massa tetapi juga merupakan organisasi pengkaderan. <span lang="EN">Dimana selain merupakan tempat berkumpulnya orang-orang
dengan tujuan yang sama, organisasi pengkaderan juga memiliki tangung jawab
untuk terus mencari kader-kader baru, mendidiknya dalam sebuah pelatihan, serta
melakukan pengawasan dan aktivitas untuk mengambangkan potensi kader yang
kesemuanya itu diatur dalam sebuah sistem yang diciptakan oleh organisasi
pengkaderan itu sendiri.</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN">Urgensi Pengader</span></b><span lang="EN"> </span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="EN">Selanjutnya HMI berperan
untuk melahirkan kader-kader yang berfungsi sebagai pemimpin umat dan bangsa.
Kondisi ini mengharuskan HMI memiliki kualifikasi lebih tinggi dibandingkan
dengan masyarakat terutama mahasiswa pada umumnya. Cerminan dari kualifikasi
tersebut harus diaktualisasikan dalam ide-ide dan perjuangan HMI. Pengkaderan
non sectarian menjadi syarat berikutnya, dimana kader HMI harus siap “dilempar”
di masyarakat kebanyakan untuk mengarahkannya kepada nilai-nilai islam tanpa
melihat perbedaan budaya dan ideology</span>.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
Pengader sebagai kader HMI
yang mempunyai kualifikasi lebih tinggi, karena merupakan sosok kepribadian
yang utuh sebagai pendidik, pemimpin dan pejuang (Pedoman Pengader, 2006). <span lang="EN-US">Sehingga
harus dapat menentukan perlakuan yang sesuai terhadap kader yang pada umumnya
berada di usia peralihan dari remaja ke dewasa, dimana rawan mengalami
disorientasi hebat. Jangankan memastikan apa yang harus dikerjakan, angan
tentang cita-cita saja makin dipenuhi ketidakpastian. Dalam hal menentukan
cita-cita, kita kalah dengan anak SD yang bisa dengan gamblang menyebutkannya
dengan penuh optimis. Itulah yang saya maksud dengan proses pengerdilan diri.
Kita jadi merasa makin takut menatap masa depan hingga lupa ke mana akan pergi.</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="EN-US">Rumus sederhana Kiyosaki untuk menggapai cita
menarik untuk diterapkan dalam usaha seorang pengader . Rumusnya sederhana
saja, dengan tiga variabel. “Do”,“have”,dan “be”. Melakukan, memiliki, dan
menjadi sesuatu (atau seseorang). Untuk bisa menjadi seorang pengader
sebenarnya setiap orang harus melakukan/mengerjakan apa-apa yang ditentukan
dalam pedoman pengkaderan HMI, sekaligus merasa memiliki segala nilai yang
menjadi landasan dan tujuan HMI yang termuat dalam AD</span>/<span lang="EN-US">ART, secara khusus pada pedoman pengkaderan.
Jika hanya “memiliki”, maka yang dipunyai hanya kepura-puraan tanpa dapat
membrikan sumbangsih nyata bagi penanaman nilai-nilai ke-HMIan. Demikian pula
jika hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang pengader, maka itu
hanya imitasi. </span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
Nilai intelektualitas<b> </b>sebagaimana
yang diungkapkan oleh Jalaluddin Rakhmat<b>, </b>bahwa intelektual bukan hanya
menunjukkan kelompok orang yang sudah melewati pendidikan tinggi dan memperoleh
gelar sarjana, juga bukan sekedar ilmuwan yang berupaya mendalami penalaran dan
penelitian dalam mengembangkan spesifikasi keilmuwannya. Intelektual adalah
mereka yang merasa terpanggil hatinya untuk memperbaiki masyarakatnya,
menangkap aspirasi mereka, merumuskannya dalam bahasa yang dapat difahami
berbagai kalangan, kemudian menawarkan strategi dan alternatif pemecahan
masalahnya. Inilah salah satu yang dapat dijadikan telaah pengader HMI dalam
melakukan pembacaan atas pergeseran paradigma berpikir kader yang disebabkan
oleh gagal karena tak punya potensi yang bisa dibanggakan, mungkin bukan jenis
cerita yang istimewa. <span lang="SV">Tapi juga tak sedikit
kader yang justru gagal karena dirinya menyimpan banyak potensi. Kader jenis
ini biasanya lantas punya banyak ide dan keinginan. Keinginan dan ide yang
terlalu berlimpah malah jadi bencana jika tak dikelola dengan benar. Harus ada
skala prioritas dan pemikiran strategis pengader dengan nilai intelektualnya
untuk membatasi lubernya ide</span>.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">Kesadaran
Kritis</span></b><b><o:p></o:p></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="EN-US">Pengader juga harus bisa berfungsi sebagai guru
dalam artian menjadi menyelenggarakan pendidikan. Unsur pendidikan sendiri,
Freire menggarisbawahi terdapat tiga unsur fundamental yakni; pengajar, peserta
didik dan realitas dunia (Mansour Faqih, Roem Topatimasang, Toto Rahardjo : 2001
: 40) Hubungan antara unsur pertama dengan unsur kedua seperti halnya teman
yang saling melengkapi dalam proses pembelajaran. Keduanya tidak berfungsi
secara struktural formal yang nantinya akan memisahkan keduanya. Bahkan Freire
mengidentifikasi bahwa hubungan antara pengajar dan peserta didik yang bersifat
struktural formal hanya akan melahirkan “pendidikan gaya bank” (banking concept
of education). </span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="SV">“Pendidikan gaya bank”
merupakan pola hubungan kontradiksi yang saling menekan. Ketika pengajar (guru)
ditempatkan pada posisi di atas, maka peserta didik (murid) harus berada di
bawah dengan menerima tekanan-tekanan otoritas sang guru. Oleh karena itu
pendidikan seperti ini hanya akan melahirkan penindasan dan tidak sesuai dengan
fitrah. Freire lebih menghendaki bahwa hubungan antara guru dan murid (pengader
dan kader) seperti halnya seorang teman atau partnership. Dengan model hubungan
seperti ini memungkinkan pendidikan itu berjalan secara dialogis dan
partisipatoris. Posisi pengajar dan peserta didik oleh Freire dikategorikan
sebagai subyek “yang sadar” (cognitive). Artinya kedua posisi ini sama-sama
berfungsi sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Peran guru hanya mewakili
dari seorang teman (partnership) yang baik bagi muridnya. Adapun posisi realitas
dunia menjadi medium atau obyek “yang disadari” (cognizable). Disinilah manusia
itu belajar dari hidupnya. Dengan begitu manusia dalam konsep pendidikan Freire
mendapati posisi sebagai subyek aktif. Manusia kemudian belajar dari realitas
sebagai medium pembelajaran. Bekal inilah yang dapat digunakan untuk mengubah
kondisi sosial masyarakat tertindas, yaitu Freire menggagas gerakan
“penyadaran” (William A. Smith : 2001 : xvii). Sebagai usaha membebaskan
manusia dari keterbelakangan, kebodohan atau kebudayaan bisu yang selalu
menakutkan. </span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="SV">Dalam hal ini Freire
memetakan tipologi kesadaran manusia dalam empat kategori; Pertama, Magic
Conscousness, Kedua Naival Consciousness; Ketiga Critical Consciousness dan
Keempat, atau yang paling puncak adalah Transformation Consciousness.</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV">Kesadaran Magis merupakan jenis kesadaran paling
determinis. Seorang manusia tidak mampu memahami realitas sekaligus dirinya
sendiri. Bahkan dalam menghadapi kehidupan sehari-harinya ia lebih percaya pada
kekuatan taqdir yang telah menentukan. Bahwa ia harus hidup miskin, bodoh,
terbelakang dan sebagainya adalah suatu “suratan taqdir” yang tidak bisa
diganggu gugat.</span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV">Kesadaran Naif adalah jenis kesadaran yang sedikit berada
di atas tingkatan-nya dibanding dengan sebelumnya. Kesadaran naif dalam diri
manusia baru sebatas mengerti namun kurang bisa menganalisa persoalan-persoalan
sosial yang berkaitan dengan unsur-unsur yang mendukung suatu problem sosial.
Ia baru sekedar mengerti bahwa dirinya itu tertindas, terbelakang dan itu tidak
lazim. Hanya saja kurang mampu untuk memetakan secara sistematis
persoalan-persoalan yang mendukung suatu problem sosial itu. </span><span lang="EN-US">Apalagi
untuk mengajukan suatu tawaran solusi dari problem sosial.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US">Kesadaran
Kritis adalah jenis paling ideal di antara jenis kesadaran sebelumnya.
Kesadaran kritis bersifat analitis sekaligus praksis. Seseorang itu mampu
memahami persoalan sosial mulai dari pemetaan masalah, identifikasi serta mampu
menentukan unsur-unsur yang mempengaruhinya. Disamping itu ia mampu menawarkan
solusi-solusi alternatif dari suatu problem sosial.</span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV">Kesadaran Transformative adalah puncak dari kesadaran
kritis. Dalam istilah lain kesadaran ini adalah “kesadarannya kesadaran” (the
conscie of the consciousness). Orang makin praksis dalam merumuskan suatu
persoalan. Antara ide, perkataan dan tindakan serta progresifitas dalam posisi
seimbang. Kesadaran transformative akan menjadikan manusia itu betul-betul
dalam derajat sebagai manusia yang sempurna. <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="SV">Setelah melewati proses
penyadaran, pendidikan di HMI yang berbekal dari proses ideologisasi akan mampu
membebaskan manusia dari belenggu hidup. Dalam proses akhir ini, pendidikan
akan membebaskan kader sebagai manusia sekaligus mengembalikan pada
potensi-potensi fitri. Arti “kebebasan” (liberation) adalah pembebasan manusia
dari belenggu-belenggu penindasan yang menghambat kehidupan secara lazim.
Disinilah peran pengader ditekankan demi mengungkap kesadaran kader dan
melahirkan sikap kritis yang merupakan manifestasi dari sikap seseorang yang
mampu memahami kondisi sosial serta dirinya dalam pergumulan secara langsung
dengan manusia lain.</span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=566614967345466855" name="tdWork"></a><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="SV">Memandang proses
perkaderan bukanlah mengidentikkan mesin produksi dari industri yang melahirkan
produk sesuai prosesannya. Dan fungsionaris perkaderan (para ideology, trainer)
bukanlah buruh pabrik yang hanya menjadi pengawas proses yang berjalan.
Mengidentikkan proses perkaderan dengan mesin sama saja menempatkan perkaderan
kita sebagai sebuah bentuk aktivitas passif<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=566614967345466855" name="_ftnref1">[1]</a> yang
berjalan. Sehingga cetakan perkaderan adalah cetakan passif yang anti dialektik
dan cenderung menempatkan perkaderan sebagai bentuk penunggalan dimensi hasil
olahan manusia<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=566614967345466855" name="_ftnref2"></a><a href="file:///D:/flas/kader/MASPATI%20WINARTO.htm#_ftn2#_ftn2">[2]</a>.
Disadari atau tidak kejumudan organisasi ini telah menempatkan ruang-ruang
perkaderan sebagai aktivitas jumud dan sama sekali tidak menarik karena hanya
menjadi formalitas organisasi yang sama sekali tidak diberi gambaran visioning.
</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="SV">Pertama bahwa kondisi
harusnya tidak membuat kita menjadi stagnan. Minimal menjadi stagnan dalam
bergerak dan kritis terhadap kondisi ini. Apapun alasannya pilihan untuk
bergerak dan idealis adalah harga mati untuk membangun kembali perkaderan HMI
ini. Kedua bahwa kita harus mulai meluruskan kembali konsep-konsep
ketidaknyambungan arah ini menuju jalan yang semestinya. Selama HMI tidak bisa
menjawab tantangan kebutuhan maka selamanya pula HMI tidak lagi menjadi Harapan
Masyarakat Indonesia, sebagaimana yang diungkapkan oleh Panglima Besar Jenderal
Soedirman. HMI hanya akan menjadi katub politik baru bagi mobilitas vertical
kader-kadernya. Selayaknya pembentukan kader profetik yang menjadi ummy bagi
kelas social dan masyarakatnya menjadi pilihan atas kejumudan ini. Dan awal
dari langkah tersebut adalah membangun basis perkaderan yang profetik dan mampu
menjawab tuntutan kebutuhan kaum Mustadz’afin Negara bangsa ini.</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="FI">Meminjam kembali
istilahnya Sartre, kita harus melakukan passivitas aktif. Kita harus aktiv
ditengah cetakan pasif yang ada ini. Artinya kita membangun kembali egalitarian
perkaderan dan pengembalian konsepsi perkaderan ke dasar awal kelahirannya.
Mengembalikan perkaderan menjadi sosok dan profil yang profetik, ummy
sebagaimana yang diamanatkan oleh landasan teologis organisasi ini. Perkaderan
yang siap mencetak kader-kader basis yang mampu menjawab kebutuhan
marginalisasi masyarakat.</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="SV">“<i>From religion to
Philosophy</i>” adalah sebuah proses perubahan tradisi beragama yang berawal
dari sikap yang aktif dan emosional, menuju kepada sikap yang intelektual dan
spekulatif dalam menjalankan tradisi-tradisi keagamaan (Francis Cornford) sumber: http://www.bungsucikal.com</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-75774784542424368472012-04-14T18:27:00.001+07:002012-05-05T13:08:45.386+07:00Memperkokoh Gerakan Intelektualisme<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga1W_dlT5RhnU6bRGnj41YhBI2zXJdRWkcTh7HwIIlSI1eIyvGlbmVHIDOjXrGM7oZno1lqLfeOjxYDSWiTya7IZGlRDB9ZxrCK_AiT5dqmAj11Y1cXXw54c4TTtnuMEThqtIDRfYMT3mS/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga1W_dlT5RhnU6bRGnj41YhBI2zXJdRWkcTh7HwIIlSI1eIyvGlbmVHIDOjXrGM7oZno1lqLfeOjxYDSWiTya7IZGlRDB9ZxrCK_AiT5dqmAj11Y1cXXw54c4TTtnuMEThqtIDRfYMT3mS/s320/images.jpeg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) lahir tanggal 14 maret 1964 di jogyakarta</span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Dalam jajaran
organisasi otonom muhammadiyah(ortom), imm merupakan yang paling muda
usianya,tapi dari iMM lah muhammadiyah banyak menaruh harapan lahirnya kader –
kader potensial, terutama yang memiliki kesempatan secara intelektual, generasi
awal, sedikit banyak telah mampu memenuhi harapan tersebut Ikatan mahasiswa
Muhammadiyah memiliki tujuan terbentuknya akademisi islam yang berakhak mulia
dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam
pengkaderan IMM,komponen kualitas intelektual adalah untuk menentukan kualitas
kader kedepannya,ketajaman intelektual akan menggugah kesadaran nurani untuk
setiap saat memikirkan kondisi social.seorang intelektual sejati tidak akan
pernah diam berfikir dan bergerak untuk merenungkan,mencermati, dan mencarikan
solusi demi perbaikan kualitas kesejahteraan manusia.karna seorang intelektual
adalah seorang pemikir serta seorang yang berada di tengah-tengah masyarakat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Inteaktual
sering dilawankan dengan kebebalan.kebebalan merupakan sesuatu yang bersifat
otoriter dan tidak berdasarkan pada exsperimen,orang yang bebal merupakan orang
yang tdak mempunyai daya antisipasi(lambat bersikap dan reaktif),tidak kreatif
serta cenderum kurang rasional.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sementara
kaum intelektual merupakan kelompok kecil masyarakat yang hidup dan bergaul
dalam kelompok terbatas,seorang intelaktual adalah seorang yang memusatkan diri
memikirkan ide dan masalah non-material dengan menggunaan penalarannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Sebagai
organisasi ortom muhammadiyah, IMM berfungsi mewadahi aspirasi perjuangan dalam
upaya menghimpun, menggerakan serta menggembleng mahasiswa islam guna
meningkatkan peran dan tanggung jawab sebagai kader kader bangsa.Tiga
kompetensi dasar tersebut merupakan akar dari identitas gerakan IMM yang
merupakan dasar dalam peroses pengkaderan. Sebab memang IMM pada dasarnya
adalah gerakan mahasiswa yang berdasarkan diri pada tiga ranahan penting,</span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">kemahasiswaan
(basis intelektual), kemasyarakatan (basis humanitas), dan keagamaan (basis
religiusitas). Dengan demikian , ketiganya saling berkaitan menciptakan gerakan intelektual.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bersangkutan dengan tiga ranah gerakan IMM ini, Mohamad Djaman Alkindi,
ketua DPP IMM pertama kali, merumuskan bahwa identitas IMM paling tidak ada 6
pokok yang perlu di jadikan prinsip dan di kembangkan untik gerakan IMM dari
masa ke masa, enam rumusan tersebut adalah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai Kader, harus di dukung oleh kualitas<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">memadukan aqidah dengan intelektualitas<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tertib dalam Ibadah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tekun belajar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilmu amaliah, amal ilmiah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">
</span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">untuk kepentingan masyarakat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><i><span lang="FI" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pertama</span></i></b><span lang="FI" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, meneguhkan
prinsip tauhid. Peradaban dunia yang di bangung umat manusia dewasa ini telah
kehilangan nilai ketuhanan, bahkan lebi mengarah pada kepada orientasi
kemanusiaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><i><span lang="FI" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kedua</span></i></b><span lang="FI" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, menggunakan nalar
intelektualnya untuk berfikir bebas.sebab, seorang intelektual memeiliki
karakter untuk dapat berfikir bebas tampa adanya tekanan dari sistem, orang
lain, maupun dorongan kelompok tertentu, inilah intelektual murni, berdiri
sendiri,tidak memiliki hubungan dengan kepentingan politik duniawi kotor.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><i><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketiga</span></i></b><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, mengusung
pijar – pijar kebenaran. Pijar kebenaran adalah tanggung jawab moral kaum
intelektual dari kalangan mahasiswa. Moh Hata memandang bahwa kaum intelektual
memiliki tanggung jawab moral yang sangat besar terhadap setiap krisis yang
terjadi di bangsa ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><i><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keempat</span></i></b><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, memperdalam
nalar intelektual, menurut robet nisbet(dalam bukunya what is an
interllectual?) mengatakan “ seorang intelektual memiliki kelebihan bila di
bandingkan engan filsafah dan sarjana”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Untuk memperdalam nalar intelektual
dalam IMM,dapat memperluar dan menyediakan ruang – ruang pengembangan berbasis
nalar intelektual. Membuka lebar – lebar ruang baca, ruang fikir di tingkatkan,
dan ruangan tulisa di budayakan sebagai bentuk pengembangan keilmuan
tersebut.tidak ada yang tidak mungkin untuk di lakukan, sebab bila ada kemauan
yang tinggi untuk membangun IMM, dengan daya bakat yang di milikinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Apalagi dalam ruang yang tampa batas
ini, identitas baik kelompok maupun individu semakin kabur dan tidak jelas,
termasuk di dalamnya gerakan mahasiswa. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pada</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">dasarnya mahasiswalah
yg mempunyai peranan penting untuk membawa sebua perubah yg lebih baik terutama
diera yg moderenisasi saat ini,salah satu factor pendorong di rintisnya imm
adalah agar muhammadiya sebagai organisasi
gerakan dakwah isllam yg biasa membawa perubahan di dalam tatanan
masyarakat ,bangsa dan Negara ini<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Secara
sederhana dapat di kemukakan bahwa imm merupakan organisasi kader yg bertekad
untuk terus meningkatkan kualitas diri, memiliki komitmem yg kuat dalam bidang
agama(islam),imm harus mampu membuat gerakan untuk membuat sebuah perubahan,IMM
bukan merupakan barang antic,atau pun situs arkeologi <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> IMM
adalah sebuah organisasi kemahasiswaan.dalam menjalanknan peranannya imm harus
membuka diri terhadap semua komponen masyarakat,membuka diri terhadap ide_ide baru dari manapun datangnya
ide itu,kata “membuka diri”buka berarti “Masuk dan larut”tetapi”menerima
sebagai sebuah realita objektif”.bahwa di tengah_tengah masyarakat
kita,sekarang ini terdapat
bermacam_macam dan beragam kebudayaan dan perpolitikan , dan ideology yang
masing_masing tumbuh dan berkembang
dengan logika pembenaran
masing-masing.terhadap kenyataan semacam ini yang di butuhkan imm adalah dengac cara merespon,kalau pun dengan
mengkritik harus di sampaikan dengan cara yg elegan dan argumentative ,”apa yg
kita anggap baik,belum tentu baik pula buat kita,dan sebaliknya”,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tapi
nanti,ketika kita berbaur kembali dan berbaur dalam lingkungan masyarakat,maka
kita harus mampu Membangun masyarakat yang kritis:<br />
Menanggapi persoalan ini, yang harus kita perhatikan dalam rangka memperbaiki
kesadaran politik rakyat agar mampu menjadi masyarakat yang kritis antara lain
mandorong mereka untuk mengenal dan memahami makna politik yang sebenarnya.
Atau dengan arti lain, masyarakat memiliki kesempatan untuk memahami pendidikan
politik. Karena selama ini baik negara atau parpol, sama sekali lalai dalam
memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Kampanye yang sering parpol
gembar-gemborkan sebagai pendidikan politik sejatinya hanyalah partisipasi yang
di mobilisasi (mobilized participation) dan bukan partisipasi bagi penciptaan
masyarakat yang kritis dan melek politik.<br />
untuk itulah imm berperan penting dalam
lingkungan masyarakat,karenakader imm adalah seorang misionaris yang mengemban nilai dan nilai yang di emban
adalah nilai islam rahmatan lil’alamin, serta amal ma’ruf nahi mukar akan
senantiasa dalam perilaku dan gerak gerik seorang kader imm di manapun ia
berada ,seorang kader imm yg memiliki fungsi intelektual dan idiolog akan
bersifat rendah hati</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam kapasitas inilah, IMM perlu memperkuat kembali
identitasnya sebagai khalifatullah dengan mengingat kembali nilai – nilai
sejarah yang telah di ukir dalam mewujudkan misi kehalifahan tersebut.</span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Semoga
kejayaan IMM menjadi kejayaan umat,persyarikatan dan bangsa ini.<o:p></o:p></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-91347786068314390492012-04-14T18:21:00.000+07:002012-05-05T13:09:31.804+07:00Peran Mahasiswa dalam Intelektual<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtQzI9NOVYPNE_1HsH7xWWhXgB_aiqqAizQGFbB2m-S8FsB1wAuwGPuQIJNB0NvMSzVJdFaFvpgDYFdnR05-4YZJgAvhFeElPUUfczuGRPEAAhyphenhyphenDyQpKz9z98zvtWKXSFWTA00S5GrTK6T/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtQzI9NOVYPNE_1HsH7xWWhXgB_aiqqAizQGFbB2m-S8FsB1wAuwGPuQIJNB0NvMSzVJdFaFvpgDYFdnR05-4YZJgAvhFeElPUUfczuGRPEAAhyphenhyphenDyQpKz9z98zvtWKXSFWTA00S5GrTK6T/s320/images.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbicara soal
mahasiswa berarti berbicara tentang penggerak atau juru kunci perubahan,
sebagai mana yang sering kita dengar mahasiswa adalah agen of change, tentunya
perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan yang dibawa mahasiswa tergantung
dari kekuatannya dalam melihat keadaan sekitar fenomena yang terjadi dalam
kehidupan ini, baik dari segi ekonomi, pendidikan, politik, agama dan banyak lainya.
Cara berfikir seperti ini disebut cara berfikir kritis.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berfikir
kritis tidak hanya memberikan kritikan yang memojokkan atau malah ejekan terhadap sesuatu kekurangan
tapi sebagai mahasiswa hendaknya mampu mencarikan solusi dan berani menyuarakan
sesuatu kebenaran. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kebaranian untuk mengungkapkan
pendapat dan mencarikan jalan keluar dari suatu permasalahan yang ada di tengah
masyarakat merupakan tugas pokok dari seorang mahasiswa yang akan menjadi
pewaris tampuk pimpinan, tentunya setelah menyelesaikan perkuliahan mereka akan
lansung bersentuhan dengan masyarakat. Seandainya hal ini tidak lagi disadari
oleh mahasiswa sepenuhnya tentunya perubahan itu tidak akan terjadi,oleh karena
itu sebagai generasi penerus maka mahasiswa harus membina mental serta
intelektual dengan baik untuk bisa menjawab semua tantangan dan kewajiban yang
harus di penuhinya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pembinaan
dan kesadaran untuk memper tajam intilektual sudah tidak begitu terasa di
kalangan mahasiswa hal ini disebabkan bahwa banyak mahasiswa yang tidak sadar
akan peranan dan tanggung jawabnya sebagai kaum intelektual yang akan memberi
pencerahan, dan pencerdasan bagi masyarakat. perubahan zaman juga turut
menghanyutkan sanse of intellectual tersebut sehingga Fenomena yang tampak adalah mahasiswa cukup
bergelut masalah akademik saja tanpa mau memperkuat wawasan dan mengokohkan
sense of intelektualannya, atau bersuara lantang memperjuangkan keadilan
masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengertian Mahasiswa<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mahasiswa,
menurut Wikipedia adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_tinggi" target="_blank" title="Pendidikan tinggi">pendidikan</a>
tinggi di sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas" target="_blank" title="Universitas">universitas</a>
atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi" target="_blank" title="Perguruan tinggi">perguruan tinggi</a>.
Mahasiswa bisa juga disebut sebagai pencari gelar, karena tujuan utama
mahasiswa adalah mendapatkan gelar. Sedangkan Intelektual (Intellectual) yaitu
cerdas, berakal dan berpikiran jemih berdasarkan ilmu pengetahuan. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mahasiswa,
secara etimologis berarti siswa yang di-maha-kan, siswa yang dihormati dan
dihargai di lingkungan sekitar terutama lingkungan berbangsa bernegara. Bukan
hanya itu, melainkan ada yang lebih substansial lagi, mahasiswa dalam
menjalankan aktifitasnya dituntut untuk mandiri, kreatif, dan idependen.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam
kehidupan bermasyarakat, mahasiswa menjadi suatu komunitas unik yang khas,
bahkan ada yang mengatakan sebagai suatu yang aneh. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mengapa
demikian? Karena mahasiswa secara historis telah mencatatkan kaki dalam sejarah
perubahan, menjadi garda terdepan, dan motor penggerak perubahan. Komunitas
mahasiswa dikenal dengan jiwa militannya dan pengorbanan yang tak kenal lelah
mempertahankan idealismenya, yang lebih substansial lagi, mahasiswa mampu
berada sedikit di atas kelas masyarakat karena dengan kesempatan dan kelebihan
yang dimilikinya,</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melihat potensi
mahasiswa yang begitu besar, tidak sepantasnyalah peran mahasiswa yang hanya mementingkan
kebutuhan pribadi saja. Melainkan harus tetap berkontribusi terhadap bangsa dan
negarnya. Seperti yang telah dituliskan di atas, mahasiswa bukan menjadi siswa
yang tanggung jawabnya hanya belajar, mahasiswa memiliki tempat tersendiri di
lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran Mahasiswa</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Creator
of Change</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selama ini kita mendengar bahwa peranan
mahasiswa hanya sebagai agen perubahan. Pendapat lain mengatakan mengatakan itu
tidaklah benar, mengapa? Karena dalam defininya kata ”agen” hanya merujuk bahwa
mahasiswa hanyalah sebagai pembantu atau bahkan hanya menjadi objek perubahan,
bukan sebagai pencetus perubahan. Inilah alasan mengapa saat ini peranan
mahasiswa banyak yang diboncengi pencetus perubahan lain seperti partai
politik, ormas, dan lainnya. Melihat dari kata ”pencetus”, mahasiswa seharusnya
dapat bergerak independen, sesuai dengan idealisme mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini dapat dilihat, ketika kondisi
bangsa ini sekarang tidaklah ideal, banyak sekali permasalahan bangsa yang ada,
mulai dari korupsi, penggusuran, ketidakadilan, dan lain sebagainya. Mahasiswa
yang mempunyai idealisme sudah seharusnya berpikir dan bertindak bagaimana
mengembalikan kondisi negara menjadi ideal. Lalu, apa yang menjadi alasan untuk
berubah? Secara substansial, perubahan merupakan harga mutlak, setiap
kebudayaan dan kondisi pasti mengalami perubahan walaupun keadaanya tetap diam
–sudah menjadi hukum alam. Sejarah telah membuktikan, bahwa perubahan besar
terjadi di tangan generasi muda mulai dari zaman nabi, kolonialisme, reformasi,
dan lain sebagainya. Maka dari itu, mahasiswa dituntut bukan hanya menjadi agen
perubahan saja, melainkan pencetus perubahan itu sendiri yang tentunya ke arah
yang lebih baik.<o:p></o:p></span></div>
<ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Iron
Stock</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peranan mahasiswa yang tak kalah penting
adalah <i>iron stock</i> atau mahasiswa dengan ketangguhan idealismenya akan
menjadi pengganti generasi-generasi sebelumnya, tentu dengan kemampuan dan
akhlak mulia. Dapat dikatakan, bahwa mahasiswa adalah aset, cadangan, dan
harapan bangsa masa depan. Peran organisasi kampus tentu mempengaruhi kualitas
mahasiswa, kaderasasi yang baik dan penanaman nilai yang baik tentu akan
meningkatkan kualitas mahasiswa yang menjadi calon pemimpin masa depan. Pasti
timbul pertanyaan, bagaimana cara mempersiapkan mahasiswa agar menjadi calon
pemimpin yang siap pakai? Tentu jawabannya adalah dengan memperkaya pengetahuan
yang ada terhadap masyarakatnya. Selain itu, mempelajari berbagai kesalahan
yang ada pada generasi sebelumnya juga diperlukan sehingga menjadi bahan
evaluasi dalam pengembangan diri.<o:p></o:p></span></div>
<ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Social
Control</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial
terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam masyarakat dan
pemerintah. Mahasiswa dengan gagasan dan ilmu yang dimilikinya memiliki peranan
menjaga dan memperbaiki nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Mengapa harus
menjadi <i>social control?</i> Kita semua tahu, bahwa mahasiswa itu sendiri
lahir dari rahim rakyat, dan sudah seyogyanya mahasiswa memiliki peran sosial,
peran yang menjaga dan memperbaiki apa yang salah dalam masyarakat.Saat ini di
Indonesia, masyarakat merasakan bahwa pemerintah hanya memikirkan dirinya
sendiri dalam bertindak. Usut punya usut, pemerintah tidak menepati janji yang
telah diumbar-umbar dalam kampanye mereka. Kasus hukum, korupsi, dan pendidikan
merajalela dalam kehidupan berbangsa bernegara. Inilah potret mengapa mahasiswa
yang notabene sebagai anak rakyat harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan
yang dimilikinya. Lalu bagaimana cara agar mahasiswa dapat berperan sebagai
kontrol sosial? Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa sosial yang peduli pada
keadaan rakyat yang mengalami penderitaan, ketidakadilan, dan ketertindasan.
Kontrol sosial dapat dilakukan ketika pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan
yang merugikan rakyat, maka dari itu mahasiswa bergerak sebagai perwujudan
kepedulian terhadap rakyat.Pergerakan mahasiswa bukan hanya sekedar turun ke
jalan saja, melainkan harus lebih substansial lagi yaitu diskusi, kajian dan
lain sebagainya. Bukan hanya itu, sifat peduli terhadap rakyat juga dapat
ditunjukkan ketika mahasiswa dapat memberikan bantuan baik secara moril dan
materil bagi siapa saja yang membutuhkannya.<o:p></o:p></span></div>
<ol start="4" style="margin-top: 0cm;" type="a">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Moral
Force</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Moral force</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
atau kekuatan moral adalah fungsi yang utama dalam peran mahasiswa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Lalu mengapa harus <i>moral force?</i>
Mahasiswa dalam kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan
yang baik bagi masyarakat. Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa adalah
bagian dari masyarakat sebagai kaum terpelajar yang memiliki keberuntungan
untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Kini, peran mahasiswa yang satu
ini telah banyak ditinggalkan, banyak kegiatan mahasiswa yang berorientasi pada
kehidupan hedonisme. Amanat dan tanggung jawab yang telah dipegang oleh
mahasiswa sebagai kaum terpelajar telah ditinggalkan begitu saja. Jika ini
terjadi, kegiatan mahasiswa bukan lagi berorientasi pada rakyat, hal ini pasti
akan menyebabkan generasi pengganti hilang. Maka dari itu, peran <i>moral force
</i>sangat dibutuhkan bagi mahasiswa Indonesia yang secara garis besar memiliki
<i>goal </i>menjadikan negara dan bangsa ini lebih baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mahasiswa dengan segala keunikan dan
kelebihannya masih sangat rentan, sebab posisi mahasiswa yang dikenal sebagai
kaum idealis harus berdiri tegap di antara idealisme mereka dan realita
kenyataan. Realita ini yang ada dalam masyarakat, di saat mahasiswa tengah
berjuang membela idealisme mereka, tenyata di sisi lain realita yang terjadi di
masyarakat semakin buruk. Saat mahasiswa berpihak pada realita, ternyata secara
tak sadar telah meninggalkan idealisme dan ilmu yang seharusnya di
implementasikan. Inilah yang menjadi paradoks mahasiswa saat ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Posisi mahasiswa di masyarakat juga
masih dianggap sebagai kaum ekslusif, kaum yang hanya bisa membuat kemacetan di
kala aksi, tanpa sekalipun memberikan hasil yang konkret, yang dapat dirasakan
oleh masyarakat. Dengan kata lain, perjuangan dan peran mahasiswa saat ini
telah kehilangan esensinya sehingga masyarakat sudah tidak menganggap peran
mahasiswa sebagai suatu harapan. Inilah paradigma yang seharusnya diubah,
jurang lebar antara masyarakat dan mahasiswa harus dihapuskan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peranan Intelektual
Mahasiswa<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari uraian di
atas telah dibahas tentang pengertian mahasiswa kemudian apa saja peranannya.
Sebagai kaum intelektual pencipta perubahan, social control, iron stok dan
moral force maka sence of itntelektual tidak bisa di pisahkan dari mahasiswa.
Sebagai kader bangsa hal ini sangat dibutuhkan sebagai alat untuk memulai
perubahan serta membela kaum yang tertindas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berdadsarkan
pengertiannya intelektual adalah cerdas, berfikir jernih memiliki ilmu
pengetahuan. Itelektual adalah gerak bebas seorang terbang seperti burung. Arah
terbang mereka hanyalah pada fakta dan prinsip-prinsip kebenaran. Intelektual
sejati akan bertindak secara rasional, lebih mementingkan akal daripada
perasaan, obyektif, punya integrated pesonality hingga sanggup menyatakan benar
dan salah tanpa pandang bulu. Shill (1972)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">intelektual itu
sudah seharusnya bergerak maju secara progresif dan kritis. Tidak terikat oleh hukum –hukum keilmuan dan
penelitian ilmiah yang cendrung membajak kekhasan intelektual yang kritis.
Progresifitas dan kritisme harus menjadi
stamina prima yang akan menjadi penyuara keadilan bagi kemasyalahatan
kamanusiaan. </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Derita
dunia intelektualisme adalah “<i>menghambanya </i>kaum intelektualitas terhadap
penguasa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Fungsi-fungsi inteleksinya
digerakkan dalam rangka melanggengkan kekuasaan dan otoritarianisme kaum elit
dan penguasa. Intelektualisme adalah perlambang energisitas subjek sebagai manifestasi
ke-beragamaan yang memiliki visi pencerahan, penyadaran dan pencerdasan,
bermuara kepada kebebasan dan kemerdekaan sebagai “<i>manusia sadar” </i>yang
berperan untuk membebaskan manusia dari penjara kebodohan, kemiskinan,
keterbelakangan, krangkeng pragmatisme politik, serta perbudakan globalisme
yang menghabisi nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu untuk dapat melakoni
peran penting mahasiswa yang akan mencerahkan dan mencerdaskan kehidupan
pemanusiaan kearah yang lebih baik maka perlu adanya intelektualisme yang tajam
dan wawasan yang luas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesimpulan</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam
makalah ini di uraikan singkat tentang mahasiswa dan peranannya secara umum
yaitu pencipta perubahan untuk kehidupan yang layak dan keadilan bagi
kemanusiaan. Jika dilihat sebagai kader
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tentunya memiliki tugas dan tujuan tersendiri
sebagai kader bangsa, kader umat, dan kader perserikatan. seorang kader
haruslah memiliki intelektualitas yang tinggi agar bisa menguak permasalahan,
mencari keadilan memperjuangkan nasib masyarakat serta mencari solusi yang
cerdas. Semua ini tentu tidak akan tercapai dengan wawasan yang sempit,
kedangkalan berfikir dan perhatian yang minim dari seorang kader atau
mahasiswa.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> (Tulisan Novi Rosdiana pada DAM Sukoharjo) <o:p></o:p></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-45881907520542410602012-04-12T16:28:00.000+07:002012-04-12T16:28:35.906+07:00Pemimpin Harapan Umat<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVBYtOEOFbMmqtL0f5CEqWGSezKgDxRy_iNoEvWqO7nxkPlhyphenhyphenYv8r_sRsd0z4QD9OztMd7ZO-FoJ3JmZgd-v0vLtYYmkjFz2Zu54TxQaGpDqCe-UDMWWqt_gEKe8jI_QIGC-PWenJxS8el/s1600/download.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVBYtOEOFbMmqtL0f5CEqWGSezKgDxRy_iNoEvWqO7nxkPlhyphenhyphenYv8r_sRsd0z4QD9OztMd7ZO-FoJ3JmZgd-v0vLtYYmkjFz2Zu54TxQaGpDqCe-UDMWWqt_gEKe8jI_QIGC-PWenJxS8el/s320/download.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Merenungkan</span><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <span style="background: white;">kembali arti makna</span> <span style="background: white;">kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah
jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari
konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang
ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam
kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang
sungguh–sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang
melayani (M. Alfan Alfian,</span> <i><span style="background: white;">2010:</span></i><span style="background: white;">)</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="" name="more"></a><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.<i>”The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence,
respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission</i>”.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang
sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama
secara royal untuk menyelesaikan tugas ( Field Manual 22-100).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pendapat beberapa ahli tentang arti
kepemimpinan, diantaranya:</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut</span><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <b><span style="background: white;">Robert Tanembaum</span></b><span style="background: white;">, Pemimpin
adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua
bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut</span><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <b><span style="background: white;">Prof. Maccoby</span></b><span style="background: white;">, Pemimpin
pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang
terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah
orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari
berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak
ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut</span><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <b><span style="background: white;">Lao Tzu</span></b><span style="background: white;">, Pemimpin yang baik
adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka
tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut</span><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <b><span style="background: white;">Davis</span></b> <span style="background: white;">and</span> <b><span style="background: white;">Filley,</span></b> <span style="background: white;">Pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span>5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sedangakn
menurut</span><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <b><span style="background: white;">Pancasila</span></b><span style="background: white;">, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat
hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta
dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun
dalam kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang
teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang
harmonis adalah tugas manusia.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi
disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk
berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang
buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan
dengan baik.Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan
social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak
untuk memimpin dirinya sendiri.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut
kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam kenyataannya para pemimpin dapat
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kwalitas kehidupan kerja dan
terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan
paranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan mereka. Kemudian timbul pertanyaan yang membuat seorang
pemimpinan effektif? Apa Hampir semua orang, bila diajukan pertanyaan itu akan
menjawab bahwa pemimpin yang effektif mempunyai sifat atau kualitas tertentu
yang diinginkan.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kemampuan den keterampilan kepemimpinan dalam
pengarahan adalah faktor penting effektifitas manajer. Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas–kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan,
kemampuan untuk menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Dan bila
organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan
efektif, akan dicapai pengembangan efektifitas personalis dalam organisasi.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam praktek sehari-hari, seorang diartikan
sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal macam pengertian tersebut
berbeda. Pemimpin kedua adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang
kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setiap orang mempunyai pengaruh atas pihak lain,
dengan latihan dan peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut
akan bertambah dan berkembang. Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan
secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dan dalam wujudkan tujuan organisasi
yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dewasa ini kebanyakan para ahli beranggapan
bahwa setiap orang dapat mengembangkan bakat kepemimpinannya dalam tingkat
tertentu.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam
mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu, bawahan dipimpin dari bukan
dengan jalan menyuruh atau mondorong dari belakang. Masalah yang selalu
terdapat dalam membahas fungsi kepemimpinan adalah hubungan yang
melembaga.Seseorang pemimpin selalu melayani bawahannya lebih baik dari
bawahannya tersebut melayani dia. </span><span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pemimpin memadukan kebutuhan dari bawahannya
dengan kebutuhan organisasi dan masyarakat secara keseluruhan.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seorang pemimpin mempunyai baik keterampilan
manajemen (managerial skill) maupun keterampilan tekhnis (technical skill).
Semakin rendah kedudukan seorang tekhnis pemimpin dalam organisasi maka
keterampilan lebih menonjol dibandingkan dengan keterampilan manajemen. Hal ini
disebabkan karena aktivitas yang bersifat operasional. Bertambah tinggi
kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin menonjol keterampilan
manajemen dan aktivitas yang dijalankan adalah aktivitas bersifat konsepsional.
Dengan perkataan lain semakin tinggi kedudukan seorang pamimpin dalam
organisasi maka semakin dituntut dari padanya kemampuan berfikir secara
konsepsional strategis dan makro. Di samping itu perlu dikemukakan bahwa
semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia semakin genoralist,
sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi
spesialist.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Beberapa teori telah dikemukakan para ahli
manajemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan
teori yang lainnya. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin
ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut:</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.</span></b><span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <b><span style="background: white;">Teori Genetie</span></b></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Inti dari teori initersimpul dalam mengadakan</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <i><span style="background: white;">“ledersare born and not made”</span></i><span style="background: white;">. Bahwa penganut teori ini mengatakan nahwa seorang
pemimpin akan ada karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam
keadaan bagaimanapun seseorang ditempatkan pada suatu waktu akanmenjadi
pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia
menjadi seorang pemimpin.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.</span></b><span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <b><span style="background: white;">Teori Sosial</span></b></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jika teori genetie mengatakan bahwa</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <i><span style="background: white;">“ledersare born and not made”</span></i><span style="background: white;">. Maka para penganut teori social mengatakan hal
sebaliknya yaitu :</span> <i><span style="background: white;">“leaders are
made and not born”</span> </i><span style="background: white;">penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa setiap orang aka menjadi pemimpin jika diberikan
pendidikan dan kesempatan itu.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.</span></b><span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <b><span style="background: white;">Teori Ekologis</span></b></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua
teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa
seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya
telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan
melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya
untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial
dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Namun demikian penyelidikan yang jauh
yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa
faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada umumnya para pemimpin dalam setiap
organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai
berikut:</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1. Tipe pemimpin otokratis</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 12.3pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2. Tipe pemimpin militoristis</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 12.3pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3. Tipe pemimpin paternalistis</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 12.3pt;">
<span lang="EN-US" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4. Tipe pemimpin karismatis</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 12.3pt;">
<span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">5. Tipe pomimpin demokratis<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar
artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah
dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas
organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori
dan gaya kepemimpinan (<i>Weirich dan Koonts,1993</i>)</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a. </span></b><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><b><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teori
Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)</span></b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari
pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali
di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang
berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat–sifat itu
antara lain: sifat fisik, mental, dan kepribadian (Sondang P Siagian
1994:75-76)</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang
berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain:</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<b><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kecerdasan</span></b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang
mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata–rata dari pengikutnya
akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<b><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial</span></b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan
lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai
emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan
goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<b><span lang="IT" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi</span></b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="IT" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki
motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi.</span><span lang="IT" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="ES" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: ES; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dorongan yang
kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<b><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sikap Hubungan Kemanusiaan</span></b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan
sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">b.</span></b><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><b><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi</span></b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin
yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<b><i><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pertama</span></i></b><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <span style="background: white;">yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<b><i><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kedua</span></i></b><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <span style="background: white;">disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan
hasil yang akan dicapai.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang
baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi
kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula (JAF. Stoner, 1978:442-443)</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">c. </span></b><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><b><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teori Kewibawaan
Pemimpin</span></b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang
tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">d.</span></b><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><b><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teori
Kepemimpinan Situasi</span></b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seorang pemimpin harus merupakan seorang
pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan
dan tingkat kedewasaan bawahan.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">e. </span></b><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></b><b><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teori Kelompok</span></b><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai,
harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas,
dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya
kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi
kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan
sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya
kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu
didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan
dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis
maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti
dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan
kerugian manusiawi.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua
gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau
dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil
penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai
dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan.
Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya
bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan
mendesak mereka untuk berproduksi.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pemimpin yang positif, partisipatif dan
berorientasi konsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler
telah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan diatas,</span><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <span style="background: white;">yakni model kepemimpinan</span> <span style="background: white;">kontigennis.</span> <span style="background: white;">model ini nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling
sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya ini
fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara
orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan
organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota
( Leader – member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi
pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan
atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan
kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga
menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.</span></span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya
kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan
situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya
kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity)
pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui
kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa
menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut
dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan
Panton,1996 : 18 dst), masing – masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dal</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a</span><span lang="FI" style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: FI; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">m situasi yang
tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya
sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.</span><span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sesungguhnya kita tidak mennyadari bahwa hakikat pemimpin itu
pelayan,melayani yang dipimpin,bukan maunya minta dilayani? Seorang pemimpin
adalah melindungi bukan malah memusuhi dan memrangi siapa yang ada di
bawahanya. Begitu juga yang sangat diharapkan kepada aktivis-aktivis muda
Muhahammadiyah yang berada di bawah bendera IMM,kita harus lebih bisa
menuangkan dan belajar bersama masyarakat tidak hanya menjadi pendamping atau
pemimpin yang sibuk dengan urusan intera kita sementara rakyat menjerit menanti
aksi kita (M. Alfan Alfian,2010)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background: white; color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kader IMM harus tetap menjadi aktivis bukan malah menjadi pasivis dan
semoga kita bisa menjadi kader IMM yang di perlakukan sebagai nara sumber yang
di butuhkan masyarakat bukan malah menjadinarapidan yang malah di jauhi oleh
masyrakat, kader IMM tetap menjaga martabatnya dari kepentingan di luar
Muhammadiyah. Dan tidak hanya berkutat pada pembahasan ideologi yang tiada
habisnya, ideologi adalah sebuah abstraksi, memproduksi kekuasaan. Bukan hanya
karena menggagas upaya merebut kekuasaan dan merengkuhnya,melainkan juga karena
ideologi juga selalu menganut rasionalitas yang memiliki target dan tujuan
kepentingan sumber: http://www.bungsucikal.com<o:p></o:p></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-23332485259335331462012-02-29T13:03:00.001+07:002012-02-29T13:39:59.901+07:00Peran Intelektualitas Ikatan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHbsHengecBhE4I-W8hbrJCA9FxjmMJhzEJapvuQCcrSGiK4UN5YGwK9UhzBcEN-pmspdL-UbwkWOuG3CbNOIjtsBMPzZSndM5usr8zdCRwlGnWXIiMYW8dentM8tbqFRGvisjvwY97ujp/s1600/IMM.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHbsHengecBhE4I-W8hbrJCA9FxjmMJhzEJapvuQCcrSGiK4UN5YGwK9UhzBcEN-pmspdL-UbwkWOuG3CbNOIjtsBMPzZSndM5usr8zdCRwlGnWXIiMYW8dentM8tbqFRGvisjvwY97ujp/s1600/IMM.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejarah Berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan bagian dari AMM (Angkatan Muda
Muhammadiyah) yang merupakan organisasi otonom dibawah Muhammadiyah.
Sesungguhnya ada dua faktor integral yang melandasi kalahiran, yaitu faktor
intem dan fakor ekstem. Faktor Intem Dimaksudkan yaitu faktor yang terdapat
didalam Diri Muhammadiyah itu sendiri, sedangkan fakor ekstern adalah faktor
yang berawal dari luar Muhammadiyah, khususnya umat Islami Indonesia dan pada
umumnya adalah seluruh umat dunia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Faktor intern, sebenarnya lebih dominan dalam bentuk
motivasi idealismse, yaitu motif untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah,
yaitu faham dan cita cita Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah pada hakekatnya
adalah sebuah wadah oraganisasi yang punya cita-cita atau tujuan yakni menegakkan
dan menjunjung tinggi agama islam , sehingga terwujud masyarakat Utama, adil
dan makmur yang diridloi oleh Allah SWT. Hal ini termaktub dalam AD
Muhammadiyah Bab II pasal 3. dan dalam merefleksikan cita-citanya ini,
Muhammadiyah mau tidak mau harus bersinggungan dengan masyarakat bawah (jelata)
atau masyarakat heterogen. Ada masyarakat petani, pedagang, peternakan dan
masyarakat padat karya dan ada masyarakat administratif dan lain sebagainya
yang juga termasuk didalamnya masyarakat kampus atau intelektual yaitu
Masyarakat Mahasiswa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Persinggungan Muhammadiyah dalam maksud dan tuiuannya,
terutama terhadap masyarakat mahasiswa, secara teknisnya bukan secara langsung
terjun mendakwahi dan mempengaruhi mahasiswa yang berarti orang-orang
Mahasiswa, khususnya para mubalighnya ya langsung terjun ke mahasiswa. Tapi
dalam hal ini Muhammadiyah memakai teknis yang jitu yaitu dengan menyediakan
wadah yang memungkinkan menarik animo atau simpati mahasiswa untuk, memakai
fasilitas yang telah disiapkan. Pada mulanya para mahasiswa yang bergabung atau
yang mengikuti jejak-jejak Muhammadiyah oleh Muhammadiyah dianggapnya cukup
bergabung dalam organisasi otonom yang ada dalam Muhammadiyah, seperti Pemuda
Muahmmadiyah (PM) Yang diperuntukkan pada mahasiswa dan Nasyi'atul Aisyiyah
(NA) untuk mahasisiwi Yang lahir pada 27 Dzulhijjah 1349 H (NA) dan pemuda pada
tanggal 25 Dzulhiijjah 1350 H.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Anggapan Muhammadiyah tersebut lahir pada saat-saat
Muhammadiyah bermuktamar ke-25 di Jakarta pada tahun 1936 Yang pada saat itu
dihembuskan pula cita-cita besar Muhammadiyah untuk mendirikan Perguruan Tinggi
Muhammadiyah (PTM) dan pada saat itu pula Pimpinan Pusat (PP) Yang dipegang
oleh KH. Hisyam (periode 1933-1937). Dan pada dikatakan bahwa anggapan dan
pemikiran mengenai perlunya menghirnpun mahasiswa Yang sehaluan dengan
Muhammadiyah yaitu sejak konggres ke-25 tersebut. Namun demikian keinginan
untuk menghimpun dan membina mahasiswa Muhammadiyah pada saat itu masih vakum,
karena pada waktu itu Muhammadiyah masih belum memiliki Perguruan Tinggi
seperti Yang diinginkannya sehingga para mahasiswa Yang berada di Perguruan
Tinggi lain baik negeri ataupun swasta Yang sudah ada pada waktu itu secara
ideologi tetap berittiba' pada Muhammadiyah dalmn kondisi tetap mereka harus
mau bergabung dengan PM, NA ataupun Hizbul Wathon (HW).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pada
perkembangan keberadaan mereka yang berada dalam ketiga organisasi otonom
tersebut merasa perlu adanya perkumpulan khusus mahasiswa Yang secara khusus
anggotanya terdiri dari mahasiswa Islam. Alternatif yang mereka pilih yaitu
bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). bahkan ada image waktu itu yang
menyatakan bahwa HMI adalah anak Muhammadiyah Yang diberi tugas khusus untuk
membawa mahasiswa dalam misi dan visi yang dimiliki oleh Muhammadiyah, karena
waktu itu ditubuh HMI sendiri dipegang oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah yang
secara aktif mengelola HMI. Pada waktu itu Muhammadiyah secara kelembagaan
turut mengeloia HMI baik dari segi moral ataupun material, sampai belakangan
ini menurut data-data Yang ada di PP Muhammadiyah menyatakan bahwa Muhammadiyah
(terutama PTM dan RS Sosial) secara, materiil turut membiayai hampir setiap
aktifitas HMI baik mulai dari tingkat konggres sampai aktifitas sehari -hari.
Disinilah sekali lagi bukan.HMI yang turut menelorkan tokoh-tokoh Muhammadiyah
tapi sebaliknya bahwa Muhammadiyah yang dulu ikut aktif membesarkan HMI. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PP Pemuda Muhammadiyah yang oleh PP Muhammadiyah dan
Muktamar ke-I di Palembang (1956) dibebani tugas untuk menampung aspirasi aktif
para Mahasiswa Muhammadiyah, segera membentuk Study Group yang khusus Mahasiswa
yang berasal dari Malang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Padang, Ujung Pandang
dan Jakarta. Menjelang Muktamar Muhammadiyah setengah abad di Jakarta tahun
1962 mengadakan kongres Mhasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta dan dari kongres
ini semakin santer upaya para tokoh Pemuda untuk melepaskan Departemen
Kemahasiswaan untuk berdiri sendiri. Pada 15 Desember 1963 mulai diadakan
pejajagan dengan didirikannya Dakwah mahasiswa yang dikoordinir oleh : Ir.
Margono, Dr. Sudibjo Markoes dan Drs. Rosyad Saleh. Ide pembentukan ini berasal
dari Drs. Moh. Djazman yang waktu itu sebagai Sekretaris PP Pemuda
Muhammadiyah. Dan sementara itu desakan agar segera membentuk organisasi khusus
mahasiswa dari berbagai kota seperti Jakarta dengan Nurwijo Sarjono MZ.
Suherman, M. yasin, Sutrisno Muhdam, PP Pemuda Muhammadiyah dll-nya. Akhirnya
dengan restu PP Muhammadiyah waktu itu diketuai oleh H.A. Badawi, dengan penuh
bijaksana dan kearifan mendirikan organisasi yang khusus untuk Mahasiswa
Muhammadiyah yang diketuai oleh Drs. Moh. Djazman sebagai koordinator dengan
anggota M. Husni Thamrin, A. Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, Moh. Arief dll. <br />
Jadi Pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan pencetus nama IMM adalah Drs.
Moh. Djazman Al-kindi yang juga merupakan koordinator dan sekaligus ketua
pertama. Muktamar IMM yang pertama pada 1-5 Mei 1965 di kota Barat, Solo dengan
menghasilkan deklarasi yang dibawah ini. IMM adalah gerakan Mahasiswa Islam.
Kepribadian Muhammadiyah adalah Landasan perjuangan IMM Fungsi IMM adalah
sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah (sebagai stabilisator dan
dinamisator).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilmu adalah amaliah dan amal adalah Ilmiah IMM. IMM
adalah organisasi yang syah-mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan
dan falsafah negara yang berlaku.Amal IMM dilakukan dan dibaktikan untuk
kepentingan agama, nusa dan bangsa. <br />
Faktor Ekstern, yaitu sebagaimana Yang tersebut diatas baik Yang terjadi
ditubuh umat Islam sendiri ataupun yang terjadi didalam sejarah pergolakan bangsa
Indonesia. Yang terjadi dimasyarakat Indonesia pada zaman dahulu hingga
sekarang adalah sama saja, yaitu kebanyakan mereka masih mengutamakan budaya
nenek moyang yang mencerminkan aktifitas sekritistik dan bahkan anemistik yang
bertolak belakang dengan ajaran Islam murni khususnya dan tidak lagi sesuai
dengan Perkembangan zaman. Hal semacam ini memunculkan signitifitasi (bias)
yang begitu besar, utamanya pada kalangan mahasiswa Yang memiliki kebebasan
akademik dan seharusnya memiliki pola pikir yang jauh, namun karena dampak
budaya masyarakat yang demikian membumi, mereka akan menjadi jumud dan
mengalami kemunduran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pergolakan OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) atau
Organisasi Mahasiswa periode 50 sampai 65-'an terlihat menemui jalan buntu
untuk mempertahankan indpendensi mereka dan partisipasi aktif dalam pasca
Proklamasi (era kemerdekaan) RI. hal ini terlihat sejak pasca Konggres
Mahasiswa Indonesia pada 8 Juli 1947 di Malang Jawa Timur, yang terdiri dari
HMI, PMKRI, PMU, PMY, PMJ, PMKH, MMM, SMI, yang kemudian berfusi (bergabung)
menjadi PPMI (Perserikatan Perhimpunan-perhimpunan Mahasiswa Indonesia). PPMI
pada mulanya tampak kompak dalam menggalang persatuan dan kesatuan diantara
mahasiswa, namun sejak PPMI menerima anggota baru pada tahun 1958 yaitu CGMI
yang berkiblat dan merupakan anak komunis akhirnya PPMI mengalami keretakan
yang membawa kehancuran. PPMI secara resmi membubarkan diri pada Oktober 1965. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebenamya PPMI sebelum membubarkan diri, sekitar tahun
1964-1965 masing-masing organisasi yang berfusi dalam PPMI itu saling
berkompetisi dan sok revolosioner untuk merebut pengaruh para penguasa waktu
itu, termasuk juga Bung Karno Yang tak luput dari incaran mereka. Hal ini
diakibatkan karena masuknya CGMI kedalam PPMI yang seakan mendapatkan legitimasi
dari pihak penguasa waktu itu sehingga CGMI (PKI) terlihat besar. HMI pun saat
itu juga merevolosionerkan diri menjadi sasaran CGMI (PKI), sehingga HMI hampir
rapuh akibat ulahnya sendiri, karena pada saat itu PKI merupakan partai
terbesar dan pendukungnya selalu meneriakkan supaya HMI dibubarkan. HMI melihat
kondisinya yang rawan tidak tinggal diam, dengan segala upaya untuk
mengembangkan sayap dan memperkokohnya, HMI kembali berusaha mendapatkan
legitimasi kesana-kemari untuk menangkal serangan dari PKI yang berusaha
membubarkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada saat HMI semakin terdesak itulah IMM lahir, yaitu
pada tanggal 14 Maret 1964. Salah satu faktor historisnya adalah untuk membantu
eksistensi HMI agar tidak mempan atas usaha-usaha yang akan membubarkannya.
Sekali lagi bahwa kelahiran IMM untuk membantu dan turut Serta mempertahankan
HMI dari usaha- usaha komunis yaitu PKI Yang akan membubarkannya dan sesuai
dengan sifat IMM itu sendiri yang akan selalu bekerjasama dan saling membantu
dengan saudaranya (saudaranya seaqidah Islam) dalam upaya beramar ma'ruf nahi
mungkar Yang merupakan prinsip perjuangan IMM.
Dan sekarang kita telah tahu bahwa IMM lahir memang merupakan suatu
kebutuhan Muhammadiyah dalam mengembangkan sayap dakwahnya dan sekaligus
merupakan suatu aset bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam kemerdekaan
ini.Karena IMM merupakan suatu kebutuhan intern dan ekstern itu pulalah, maka
tokoh-tokoh PP Pemuda Muhammadiyah yang berawal dari HMI kembali keIMM sebagai
anak atau ortom.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pergerakan mahasiswa kian hari terus bergeliat
menunjukkan eksistensinya sebagai agen <i>sosial of change</i>, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Soekarno (1966) dan Soeharto (1998) lengser oleh gerakan mahasiwa.
Keduanya dimakzulkan dengan alasan telah melanggar konsitusi. Kiprah mahasiswa
sebagai pionir perubahan dalam mewujudkan ide dasar negara sesuai dengan
konstitusi menempatkan mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang disegani.
Setidaknya mahasiswa memiliki peran ganda, yaitu sebagai insan akademik
(intelektual) dan agen perubahan sosial. Kedua kiprah tersebut dijalankan oleh
setiap mahasiswa sebagai wujud pengabdian terhadap bangsa.<br />
Dalam perjalanannya, gerakan mahasiswa tidak terlepas dari perubahan seiring
dengan perubahan kondisi sosial, budaya, ekonomi dan politik tanah air.
Terutama perubahan orientasi gerakan. Semula gerakan mahasiswa menyuarakan
suara hati nurani rakyat yang mengacu pada terpenuhinya kepentingan dan
kesejahteraan rakyat, kini hampir beralih orientasi pada keuntungan pribadi dan
elit tertentu. Dalam perkataan lain, gerakan mahasiswa tidak lagi murni gerakan
ideologis, melainkan gerakan yang ditunggangi kepentingan tertentu. Sehingga
sering terjadi sebuah gerakan yang mengarah pada tindakan yang tidak pantas
dilakukan oleh mahasiswa sebagai insan akademik dan agen perubahan sosial.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memasuki
era Reformasi yang sudah menginjak umur ke -13 tahun, ternyata bukan hanya
gerakan kemahasiswaan saja yang sudah keluar dari jalur yang sebenarnya, pemerintah pun belum juga menunjukkan
pergerakan ke arah perbaikkan. Sistem pemerintahan yang digulirkan justru sangat
membingungkan. Tiga elemen negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) saling
sikut dan saling bantai sehingga keadaan negara semakin semrawut. Keadaan itu
semakin diperparah dengan kondisi sosial masyarakat yang tidak stabil.
Masyarakat awam dibuat bingung dengan
parodi politik para pejabat negara yang satu persatu menyusul “mesantren” di
LP, mulai dari pejabat pemerintah, anggota dewan, penegak hukum, bahkan para
elit politik pun seperti tidak mau ketinggalan. Tidak hanya itu, sistem ekonomi
neo-liberalisme kepitalisme yang dijalankan pemerintah saat ini juga semakin
memperparah kondisi bangsa kearah keterpurukan, yang mengakibatkan kesenjangan
sosial-ekonomi yang semakin kentara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Belum
usai masalah kebangsaan, ummat Islam semakin resah dengan kembali menghangatnya
isu NII KW 9 (Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9) yang mengatasnamakan
agama untuk menghancurkan agama, masyarakat semakin was-was terhadap gerakan
yang satu ini, mereka takut jika anak-anak mereka ikut kedalam gerakan ini. Yang
menjadi aneh adalah pemerintah seolah tak mau tahu, atau mungkin pura-pura tak
tahu terhadap permasalahan ini. Tidak ada penanggulangan yang dilakukan, untuk
setidaknya menelusuri dan menindak keberadaan NII KW 9 yang sekarang sudah
menjadi rahasia umum lagi. Data-data sudah di depan mata, tapi apa mau dikata,
kalau niat memang tidak ada. Ditambah lagi, Muhammadiyah sebagai Ormas Islam
modern terbesar di Indonesia yang sejatinya memiliki tujuan menegakkan dan
menjungjung tinggi ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya (Roni, 2010), justru ikut memperuncing keadaan, hal ini
terlihat pada Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat yang diadakan di
Tasikmalaya awal tahun ini. Salah seorang kader Muhammadiyah terpilih menjadi
Ketua PWM Jawa Barat, tetapi setelah ditelusuri, ternyata kader tersebut
melakukan kecurangan dengan adanya indikasi <i>money politik</i>. Maka semakin
kompleks saja pemasalahan bangsa ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Organisasi
kepemudaan, yang di dalamnya terdapat IMM, diharapkan menjadi jawaban nyata
terhadap berbagai permasalahan bangsa. Sekali lagi, harapan itu belum dapat
terwujud untuk waktu sekarang ini, karena IMM, dalam hal ini merupakan kader
intelektual Muhammadiyah, belum mampu untuk berbuat kesana, pergerakan IMM
masih cenderung ekslusif pada kader-kader di bawahnya saja, itupun masih
tertaih-tatih. Pergerakan IMM belum mampu menyentuh keruang publik, baik itu ke
intern Muhammadiyah sebagai organisasi induk, ataupun pada masyarakat secara
umum. Kegiatan yang dilakukan hanya sebatas kajian-kajian tanpa pergerakan
adapun kegiatan yang bersifat <i>actuating</i>, itupun masih dalam lingkup
kader saja. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Terkait
dengan hal di atas, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salahsatu pionir
gerakan mahasiswa di tanah air hendaknya tetap berpegang pada landasan
organisasi dan mulai berbenah diri. Menata kembali arah gerakan supaya tidak
terbawa pusaran arus yang menyesatkan. Reorientasi gerakan pada yang lebih baik
mutlak harus dilakukan sejak dini. Tanpa hal itu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
hanya tinggal nama yang kerap dibanggakan sebagai kejayaan masa lalu.
Pembenahan yang pertama harus dilakukan adalah melakukan kaderisasi yang
berkualitas dengan mendasarkan pada tri kompetensi kader yang meliputi
intelektualitas, humanitas dan spiritualitas. Intelektualitas dapat
mengantarkan kader menjadi insan akademik yang berpola pikir rasional dalam
mengahadapi setiap permasalahan. Humanitas mendorong kader menjadi pendamping
masyarakat dan melatih kepekaan sosial terhadap sesama. Dan spiritualitas
membentuk kepribadian kader yang moralis dengan dilandasi keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah harus menjadi pionir gerakan moral rasional yang membawa
perbaikan bagi bangsa. Sebuah gerakan perubahan yang berdasarkan prinsip
menjunjung tinggi moralitas, demokrasi, dan pluralisme dalam bingkai integrasi.
Mudah-mudahan ini dapat terwujud sebagai bagian dari pelaksanaan tri fungsi
kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Kader persyarikatan, kader keumatan dan
kader kebangsaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai
kader persyarikatan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan salah satu
organisasi otonom di bawah Muhammadiyah yang memiliki tujuan mengusahakan
terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam ranka mencapai tujuan
Muhammadiyah (Tanfidz keputusan Muktamar, 2010) yang merupakan kader
intelektual bagi Muhammadiyah. Oleh karena itu, sudah sewajarnya Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah menjadi sebuah organisasi otonom yang bersifat kritis
terhadap perkembangan yang ada dalam organisasi induknya, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
jangan hanya menjadi “anak baik” yang
mengiyakan setiap perkataan dan perbuatan induknya, tetapi harus menjadi sebuah
katalisator yang dinamis menyuarakan perbaikan dalam tubuh Muhammadiyah. Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah harus mendukung Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai organisasi Islam modern terbesar di Indonesia
yang selama ini dikenal sebagai sebuah organisasi massa. Muhammadiyah lebih
banyak berperan dalam tataran sosial keagamaan. Ribuan sekolah, ratusan Rumah
Sakit, dan puluhan perguruan tinggi telah didirikan. Namun hal itu belum dapat
berjalan sempurna jika ternyata kader-kadernya tidak memiliki akhlak yang
mulia. Karena sudah kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang menyempurnakan
akhlak. IMM dengan intelektualitas yang dimilikinya, mesti memberikan
konstribusi positif bagi perbaikan Muhammadiyah secara keseluruhan. Tidak sulit
mencari pengurus Muhammadiyah yang ahli dalam bidang muamalah, sebaliknya akan
sulit ditemukan pengurus Muhammadiyah yang memiliki kedalaman ilmu agama yang
mumpuni. Justru itulah bekal penting yang harus dimilki oleh setiap kader
Muhammadiyah dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam bidang keummatan, </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan bagian tak terpisahkan dari
sejarah panjang pergerakan ummat Islam Indonesia yang begitu dinamis. Setelah
hampir 1 abad Muhammadiyah berdiri, ternyata penyakit masyarakat, dalam hal ini
TBC (Takhayul, Bid’ah, dan Khurafat) masih saja merajalela. Penyakit TBC ini,
menurut kalangan sejarawan, antara lain diakibatkan dakwah walisongo yang belum
tuntas. Sehingga, kondisi masyarakat Islam kala itu masih seperti</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> masyarakat Islam Mekah. Saat berada di
Mekah, Nabi Muhammad saw baru memberi pemahaman tentang tauhid, mengenai Islam
serta ajaran-ajarannya. Beliau masih membiarkan ummatnya mempraktekkan
amalan-amalan lama pengaruh dari agama dan kebudayaan seetempat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai misal, beliau masih membiarkan sebagian
sahabat-sahabatnya mabuk-mabukkan, berjudi, dan seterusnya. Beliau baru
meluruskan amalan-amalan yang tak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran
Islam itu setelah berada di Madinah. Di Madinah ini pulalah beliau mlai
menegakkan hukum-hukum Islam. Berbagai praktek yang dianggap menyimpang dari
ajaran Islam beliau luruskan, bahkan beliau terapkan pula sanksinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal yang demikian itu pulalah yang dilakukakn
Walisongo ketika mengislamkan Tanah Jawa. Tugas itu tidaklah ringan, mengingat
ajaran animisme, Hindu, dan Budha sudah
begitu mengakar. Agama Islam bisa diterima masyarakat para wali terpaksa
menggunakan idiom-idiom budaya serta agama setempat. Misalnya saja pengguanaan
gamelan untuk mengumpulkan masyarakat, bedug untuk menyeru masyarakat
melaksankan shalat, selamatan untuk memperingati orang yang meninggal dunia,
dan seterusnya. Para Walisongo belum sempat melaksanakan hukum Islam secara
ketat sebagaimana Rasulullah SAW saat di Madinah. Penyakit TBC itu juga
diperparah oleh kedatangan kaum penjajah. Mereka sengaja memelihara penyakit
masyarakat itu. Tujuannya agar ummat Islam terninabobokan, tidak memberontak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ternyata ummat Islam terninabobokan sampai sekarang.
Karena penyakit masyarakat itu tidak juga hilang samapi saat ini, tidak hanya
itu, bahkan akidah ummat Islam pun sudah tergoyahkan dengan arus globalisasi
yang semakin mencenngkram ummat ini. Ini merupakan penjajahan bentuk baru yang
dialami ummat Islam Indonesia. Westrenisasi yang tak pandang bulu terus
menghantam akidah ummat yang sedang goyah dengan kondisi sosial ekonomi yang
yang tak karuan. Hal itu semakin
mengkerdilkan pemikiran ummat ini dengan antipati terhadap pembaruan yang
positif. Maka makin betah saja ummat ini dengan perilaku ibadah mereka yang
menyimpang ini. Padahal KH.A Dahlan
telah mengajarkan kepada kita “Semua ibadah diharamkan keculai ada perintah dan
semua muammalah (masalah dunia) boleh dilakukan kecuali ada larangan.” Yang
bermakna bahwa semua ibadah itu harus berdasarkan al-Quran dan Hadits (Sunnah
Rasulullah SAW). Apa yang tidak dilakukan oleh Rasulullah tak perlu dikerjakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah sebagai kader intelektual Muhammadiyah mesti menjadi
Muhammad Darwis masa kini, yang dengan daya fikir kritisnya peka terhadap
permasalahan yang terjadi di masyarakat. Memiliki pengetahuan agama yang luas
dan mendalam, berani memberikan perubahan positif dalam kehidupan beragama
dimasyarakat dengan cara yang santun dan tidak mendeskriditkan orang lain. Ada
banyak orang di sekeliling kita yang masih melakukan ritual-ritual yang tidak
perlu dalam menjalankan agama. Tugas IMM lah untuk memberikan pengertian Islam
yang benar kepada masyarakat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Islam adalah suatu agama yang hidup dalam
sebagian besar rakyat Indonesia. Bukan itu saja, Islam adalah suatu ideologi.
Islam bukan semata-mata suatu agama dalam arti hubungan manusai dengan Tuhan.
Islam mengandung dua unsur. Unsur hubungan manusia denga Tuhan-Nya dan manusai
dengan dengan sesama makhluk. Unsur ibadah dan muamalah. Unsur yang kedua ini,
yaitu unsur muamalah, meliputi kehidupan secara perseorangan, kehidupan secara
kekeluargaan, dan kehidupan kenegaraan (M. Natsir dalam Kholid .O Santosa,
2006).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Disinilah
IMM dituntut untuk bersikap inklusif pada masyarakat, Descartes mengatakan
“Cogito ergo sum, aku berfikir maka aku ada”. IMM adalah gerakan Intelektual
yang memiliki kelebihan dalam hal pola fikir dan daya fikir, tapi berfikir saja
tidak cukup, tapi harus direalisasikan dalam sebuah wacana, dan
diimplementasikan dalam sebuah gerakan. Gerakan yang dilakukan adalah gerakan
dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang memberikan pencerahan pada masyarakat tentang
ajaran Islam yang sebenarnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah, selain sebagai kader persyarikatan, keumatan, juga
memiliki kepentingan dalam bidang politik. Ini terlihat dari doktrin IMM yang
terdapat dalam trifungsi kader, yaitu kader kebangsaan. IMM memiliki asas Islam
yang berarti doktrin tauhid sebagai landasan pergerakan. Lambang IMM dengan
jelas memberikan sinyal pada kita untuk berfastabiqul khairat dalam kehidupan
dengan memegang teguh dua kalimat syahadat. Dimana dua kalimat syahadat itu
dijadikan landasan gerak dalam tiap amal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selanjutnya,
keterlibatan IMM dalam perpolitikan nasional bukan berarti IMM itu berafiliasi
dengan salah satu partai politik, tetapi IMM justru menjadi kontrol terhadap
jalannya perpolitikan nasional. IMM harus peka terhadap isu-isu kebangsaan yang
terjadi di Indonesia sebagai langkah awal gerak IMM sebagai agen kontrol sosial
bagi kepentingan masyarakat. IMM harus vokal menyuarakan
kepentingan-kepentingan masyarakat bawah dan menjadi jembatan antara masyarakat
dengan pemerintah sehingga terjadi harmonisasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Artinya
kader IMM harus masuk kedalam semua elemen masyarakat dengan tanpa
memilih-milih. Dampaknya bahwa kader IMM harus memiliki keilmuan yang luas dan
mendalam sebagai bekal untuk terjun langsung kemasyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">A.Zakaria,
<i>Etika Hidup Seorang Muslim</i>, Azka, Garut, 2003<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ahmad
Tafsir, <i>Filsafat Umum</i>, Rosdakarya, Bandung, 2000.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ali
Syari’ati, <i>Pemimpin Mustadh’afin</i>, Muthahhari Papperback, Bandung, 2002<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DPP
IMM, <i>Tanfidz Keputusan Muktamar XIV IMM di Bandung</i>, Jakarta 2010.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Heri
Sucipto & Nadjamuddin Ramly, <i>Tajdid
Muhammadiyah</i>, Grafindo, Jakarta, 2005<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://imm/">http://imm</a>,
kotabandung.blogspot.com/2010/01/imm-sebagai-gerakan-moral.html<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://sejarahimm.blogspot.com/">http://sejarahimm.blogspot.com/</a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kholid.
O Santosa, <i>Mencari Demokrasi</i>, Sega Asri, Bandung, 2006.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Roni
Tabroni, <i>Etika Politik Muhammadiyah</i>, Ar Raafii, Bandung, 2010.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-49618658522487577222012-02-20T13:42:00.000+07:002012-02-29T13:43:52.969+07:00Pengembangan Pemikiran Islam<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpbTKe0nGu_nTFyFtkcVTo9SLZBjfH_w-UBdytUMutR3f9EFEYsP25cLBmFcuWHV8ZXritgm_TiXOyHn5l14oEpLoggl6gNV5HAaIPWomZWpwDL_HtuRIPzuHhLlGaO3W5X52liYuu6cxq/s1600/Pemikiran+Islam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpbTKe0nGu_nTFyFtkcVTo9SLZBjfH_w-UBdytUMutR3f9EFEYsP25cLBmFcuWHV8ZXritgm_TiXOyHn5l14oEpLoggl6gNV5HAaIPWomZWpwDL_HtuRIPzuHhLlGaO3W5X52liYuu6cxq/s1600/Pemikiran+Islam.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Harus jujur
diakui, meski telah memproklamirkan sebagai gerakan modernis-substansialis di
Indonesia, tetapi masih tampak kegagapan dan kegamangan Muhammadiyah dalam
mengaitkan doktrin agama dengan persoalan publik. Seperti tampak secara jelas
(sering) keterlambatannya dalam merespon persoalan-persoalan politik, sosial,
dan budaya yang berkembang begitu cepat. Di sisi lain, bahkan ada kecenderungan
Angkatan Muda Muhammadiyah tengah mengembangkan wacana intelaktual “formalisme
Islam”, yang tampak seperti gerakan <i>“back to salaf”,</i> dan gerakan
jilbabisasi yang marak di kampus-kampus Muhammadiyah.</span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari semula,
paham keagamaaan</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Muhammadiyah
selalu mengaitkan dan mempertautkan dimensi ajaran ke sumber al-Qur’an dan
Sunnah yang shahih dengan dimensi ‘Ijtihad’ dan ‘Tauhid’ dalam satu kesatuan
yang utuh. Ibarat sebuah mata uang logam, paham keagamaan tersebut memiliki dua
permukaan, yakni dua sisi permukaan yang dapat dibedakan antara keduanya,
tetapi tidak dapat dipisahkan. Begitu pula hubungan antara adagium ‘kembali ke
Al-Qur’an dan Sunnah’ pada satu sisi dengan adagium lain yakni ‘ijtihad’dan
‘tajdid’. Keduanya dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Jika
keduanya sampai terpisah atau sengaja dipisahkan maka paham keagaman tersebut
tidak layak lagi digunakan sebagai predikat paham keagamaan Muhammadiyah.
Menurut Amin Abdullah, dalam studi agama-agama, pemahaman dan pendekatan yang
bersifat utuh komprehenshif tersebut disebut pendekatan yang bersifat <i>scientific
cum doctrinaire</i>.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tetapi sekali
lagi, selama ini Muhammadiyah telah terjebak dalam kubangan puritanisme yang
akut, sehingga adagium<i> ar-ruju’ ila al-Qur’an wa as-Sunnah </i>hanya
semata-mata terkait dengan persoalan ibadah <i>mahdlah</i>, untuk tidak
mengatakan hanya terfokus pada persoalan-persoalan fiqih. Tidak mencoba untuk
dikembangkan dalam arti yang lebih luas dan fundamental yakni <i>back to the
principle of Qur’anic ethical values</i>. Dan ‘ijtihad’ di Muhammadiyah hanya
terkait dengan isu-isu hukum agama atau hukum-hukum fiqih <i>an sich</i> dan
tidak melebar pada <i>al-ulum al-kauniyyah</i> dan <i>al-hayat al-insaniyyah</i>.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kecenderungan
konservatisme dalam alam pikiran Muhammadiyah tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor. <i>Pertama</i>, keterjebakan Muhammadiyah terhadap aktivisme yang
cenderung memperluas demografi dan keanggotaan. Aktivisme tersebut
mengakibatkan para aktivis Muhammadiyah terlalu bersifat politis-idiologis dan
apologis ketimbang berfikir secara reflektif-kontemplatif dan folosofis. <i>Kedua</i>
peran Majlis Tarjih sebagai <i>thik-thank</i> Muhammadiyah terlalu bersifat <i>fiqh-oriented
</i>dan tekstual normatif. Kecenderungan ini telah menafikan konteks
perkembangan jaman dan perubahan sosial yang menghajatkan suatu pola pemikiran
keislaman yang asumtif-probabilistik-pluralis. <i>Ketiga</i>, di tingkat
aplikasi praktis, muncul <i>truth claim</i> dari pensakralan produk-produk
Majlis Tarjih seperti Himpunan Putusan Tarjih (HPT) terhadap masalah-masalah
muamalah. <i>Keempat</i>, belum meluasnya tradisi berfikir empirik di kalangan
para anggota Majlis Tarjih.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-outline-level: 4; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebuah
Pendekatan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam wacana
klasik, secara bahasa ijtihad berarti antara lain “kesungguhan” mencurahkan
segala kemampuan”, dan “menanggung beban”. Dari pengertian ijtihad yang
dikatakan al-Ghazali di atas, dapat dipahami bahwa lapangan ijtihad hanya
terbatas pada mengeluarkan hukum syara’ yang bersifat praksis dan yang merujuk
kepada nash peringkat dzanni. Tetapi apakah wilayah ijtihad sesempit itu?</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dr. Yusuf
al-Qordlawi termasuk salah seorang ulama terkemuka saat ini yang tidak
membatasi ijtihad dengan tema terbatas hukum syara’, tetapi melebar pada
persoalan-persoalan <i>ijtima’iyah</i> (kemasyarakat), <i>iqtishadiyyah</i>
(ekonomi) dan <i>siyasah</i> (politik).<b> </b>Labih lanjut, dia menjelaskan
bahwa ijtihad pada zaman modern ini merupakan sebuah kebutuhan, bahkan suatu
keharusan bagi masyarakat Islam. Sambil merujuk pada pendapat Imam Hambali,
Qordlawi berpendapat bahwa tidak boleh pada suatu masa vakum dari seorang
mujtahid yang dapat dijadikan rujukan oleh masyarakat dalam persoalan-persoalan
yang muncul di tengah-tengah mereka.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Muhammad Iqbal
pernah mengatakan bahwa ijtihad adalah prinsip ‘gerak dalam Islam’, sambil
mengutip Ibn Taimiyyah yang mengatakan <i>bahwa al-haqiqatu fi al-a’yan la fi
al-‘addzan</i> (kebenaran terletak pada realitas, bukan pada konsepsi-konsepsi
akal semata). Memang kemudian timbul pertanyaan, gerak macam apa yang dimaksud
? Apakah gerak tersebut berlaku semata-mata untuk hukum-hukum fiqih atau juga
untuk berbagai aspek kehidupan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lebih lanjut
Amin Abdullah mengelaborasi pertanyaan-pertanyaan di atas dengan melontarkan
pertanyaan kritisnya, yakni mana yang perlu diprioritaskan ? Apakah <i>back to
the principle of Qur’anic ethical values </i>yang dalam hal ini menggunakan
pendekatan aksiologis, atau apakah pendekatan ushuliyyah al-bayaniyyah lewat
qaidah ushuliyyah ? Atau kedua-duanya memang sama-sama penting, tetapi mempunyai
wilayah kerja masing-masing?</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Back
to the principle of Qur’anic ethical values </span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(pendekatan
aksiologis) mempunyai ruang lingkup dan wilayah kerja yang bersifat universal
inklusif, sedangkan pendekatan <i>qa’idah bayaniyyah-ushuliyyah</i> hanya
mempunyai wilayah yang berrsifat partikular-eksklusif, yakni diperuntukkan
khusus bagi kalangan sendiri. Lalu bagaimana hubungan yang proporsional antara
keduanya ? Itu karena umat Islam selain hidup dalam dan dengan komunitasnya
sendiri, mereka juga hidup dengan komunitas lain dalam era kemajemukan
(pluralitas).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pertanyaan-pertanyaan
dari Amin Abdullah di atas dinilai sebagai sebuah kegelisahan intelektual
paling awal sebelum memulai langkah konseptual untuk menggagas pendekatan baru
dalam ijtihad Muhammadiyah. Sebenarnya langkah menuju ke sana sudah dirintis
oleh beberapa kalangan kritis di Muhammadiyah, sebagai contoh terlontarkannya
tiga corak pendekatan dalam mengembangkan pemikiran Islam di Muhammadiyah,
yaitu pendekatan bayani, burhani dan irfani. Memang ketiga model pendekatan
tersebut bukan gagasan <i>genuine</i> dari dalam Muhammadiyah, tetapi terambil
dari konsep kritik nalar Arab al-Jabiri. Tetapi satu hal yang bebeda dengan
al-Jabiri yaitu penerapan ketiganya yang tidak terpisah-pisah melainkan sebagai
satu pola hubungan yang sirkuler. Amin Abdullah sendiri menamai teori tersebut
dengan <i>at-Ta’wil al-Ilmi</i>.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akan tetapi
agaknya jalan ke arah metode baru ijtihad Muhammadiyah masih memerlukan
perjuangan panjang. Dalam munas Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam
beberapa waktu lalu di Padang, metode baru yang dirintis Amin Abdullah dkk.
agaknya mengalami hambatan, karena sebagian peserta masih enggan dengan metode
irfani menjadi salah satu metode atau pendekatan dalam berijtihad di
Muhammadiyah, sungguh sebuah kesenjangan intelektual yang perlu untuk segera
diretas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai
perbandingan akan penulis sampaikan ringkasan metode dan pendekatan ijtihad
yang selama ini dipakai Muhammadiyah. Dalam Putusan Munas Tarjih XXIV majlis
Tarjih dan pengembanganm pemikiran Islam Pimpinan Pusat Muhammadiyah dinyatakan
bahwa ijtihad adalah ‘Mencurahkan segenap kemampuan berfikir dalam menggali dan
merumuskan ajaran Islam baik bidang hukum, aqidah, filsafat, tasawuf, maupun
disiplin ilmu lainnya berdasarkan wahyu dengan pendekatan tertentu”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sedangkan metode
atau pendekatan yang dipakai dalam berijtihad, sesuai dengan keputusan Munas
Majlis Tarjih PP Muhammadiyah XXIV di Malang, disepakati sebagai berikut : a) <i>bayani</i>
(semantik), yaitu metode yang menggunakan pendekatan kebahasaan b) <i>ta’lili</i>
(rasionalistik), yaitu metode penetapan hukum yang menggunakan pendekatan
penalaran; c) <i>istishlahi</i> (filosofis), yaitu metode penetapan hukum yang
menggunakan pendekatan kemashlahatan.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Secara prinsip
apa yang menjadi prinsip ijtihad Muhammadiyah tidak jauh berbeda dengan apa
yang juga menjadi prinsip berijtihad Yusuf Qardlawi, masing-masing masih
memiliki keterikatan dengan ijtihad terdahulu, khususnya dilihat dari
metodenya. Hanya saja keduanya tidak mengikatkan diri pada madzab tertentu dan
terikat pada syarat-syarat mujtahid, sebagaimana telah dikemukakan oleh ulama
ushul fiqh. Pada sisi lain, keduanya menonjolkan aspek kemashlahatan umat atau <i>maqashid
al-Syar’iyyah</i>.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari paparan
metode atau pendekatan ijtidah dalam Muhammadiyah dapat dilihat begitu
kentalnya pendekatan <i>qa’idah bayaniyyah-ushuliyyah </i>yang bercorak
pertikular-eksklufif sehingga sulit untuk bisa mengatasi persoalan-persoalan
yang bersifat lintas agama dan keyakinan. Padahal persoalan-persoalan yang
bersifat lintas agama itu sangatlah mendesak untuk diselesaikan mengingat
banyaknya persoalan bangsa yang berbasis hubungan antar agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kritik kedua
berkaitan mode ijtihad Muhammadiyah di atas adalah adanya asumsi bahwa sebagian
hasil ijtihad ulama masa lampau adalah sudah final (<i>qath’iy</i>). Padahal
pemikiran keagamaan bersifat <i>open ended</i>, terbuka, terus menerus dapat
diperdebatkan, dipertanyakan, dikoreksi dan diangun kembali. Para ahli
keislaman kontemporer mengatakan bahwa pemikiran keagamaan tidak boleh
disakralkan atau disucikan. Begitu ia disakralkan atau disucikan, tanpa
disadari ia berubah menjadi idiologi yang bersifat tertutup. Begitu ia
tertutup, akan sangat sulit berkomunikasi dan berdialog dengan bentuk
pemikiran-pemikiran sejawat yang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk itu perlu
pendekatan baru dalam melakukan ijtihad di Muhammadiyah. Jangan sampai kritikan
berbagai kalangan terhadap kelambanan pihak Islam dalam merespon persoalan
zaman, seperti ketidakmampuan organisasi-organisasi Islam dalam menangani nasib
TKI, diabaikan begitu saja. Sepertinya agama dipahami sebagai ajaran yang
mengurusi masalah keagamaan <i>an sich (</i>baca : masalah-masalah fiqih),
sedangkan masalah-masalah kemanusiaan dan kekinian (<i>al-mu’ashir</i>)
dianggap bukan tanggung jawab agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendekatan dan
metode baru ijtihad itu meliputi pemakaian alat-alat analisis yang tidak
semata-mata berasal dari <i>ulum ad-din</i>, seperti <i>ulum al-Qur’an, ulum
al- Hadis</i> maupun <i>ushu al-fiqh</i>, tetapi juga melibatkan <i>ulum
al-ijtima’iyyah</i> (ilmu-ilmu sosial dan humaniora) seperti sosiologi,
antropologi, sejarah, politik bahkan <i>ulum al-lughawiyah al-mu’ashirah</i>
(ilmu-ilmu bahasa kontemporer). Dengan itu diharapkan akan ada warna baru baik
dalam kerangka proses maupun hasil ijtihad. Disamping itu persoalan yang disentuh
dalam proyek ijtihad meliputi segala aspek kemodernan yang memang membutuhkan
jawaban-jawaban etis-normatif ajaran Islam. Ketidakpekaan agamawan dalam
menyoroti masalah kemanusiaan adalah bentuk lain dari pemberian legitimasi
terhadap pelanggaran kemanusiaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jika agama
terlambat dalam menangani dan mengatasi masalah kemanusiaan, agama akan
mengalami dua masalah bersamaan<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=566614967345466855" name="_ftnref15"></a><a href="http://pemikiranislam.wordpress.com/2007/07/28/pengembangan-pemikiran-islam-di-muhammadiyah/#_ftn15" title="_ftnref15"><span style="text-decoration: none;">15)</span></a> : <i>Pertama</i>, agama akan manja dalam
kemapanannya. Agama akan selalu dianggap sebagai doktrin yang mapan dan tak
perlu melihat ke bawah. Agama akan selalu suci dalam kapasitasnya sebagai
wahyu, bukan seperangkat nilai yang semestinya menyapa kemanusiaan. <i>Kedua</i>
peran agama akan semakin sempit hanya pada masalah ritual belaka, yang kedua
ini menjadikan agama tidak berarti apa-apa dalam panggung sejarah manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk itu
Ijtihad dalam Muhammadiyah harus terkait dengan proyek untuk mendefinisikan
posisi agama dengan tanggungjawab kemanusiaannya. Agama harus keluar dari
persembunyaiannya di ruang privat yang sepi dan hening dan harus tampil keluar
di arena publik yang ramai dengan berbagai masalahnya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-outline-level: 1; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">C. SEBUAH CONTOH PERSOALAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a. Muhammadiyah dan
pluralitas Agama</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berikut ini akan dipaparkan sebuah
persoalan yang secara real ada dalam panggung sejarah kehidupan di mana
Muhammadiyah melakukan aktifikas pergerakannya. Masalah pertama adalah
bagaimana sikap Muhammadiyah dalam merespon persoalan pluralisme agama di
Indonesia sedangkan masalah kedua adalah bagaimana Muhammadiyah berinteraksi
dengan budaya lokal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">A. N. Wilson
(1989)<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=566614967345466855" name="_ftnref16"></a><a href="http://pemikiranislam.wordpress.com/2007/07/28/pengembangan-pemikiran-islam-di-muhammadiyah/#_ftn16" title="_ftnref16"><span style="text-decoration: none;">16)</span></a>, seorang jurnalis, dalam bukunya yang
sangat sinis terhadap agama, <i>Agains Religion : Why The Should Try to Live
Without It</i> (Melawan Agama : Mengapa Kita Harus Mencoba Hidup Tanpa Dia),
mengatakan bahwa agama adalah tragedi umat manusia. Ia mengajak yang paling
luhur, paling murni, paling tinggi dalam jiwa manusia, namun hampir tidak ada
sebuah agama yang tidak ikut bertanggungjawab atas berbagai peperangan, tirani
dan penindasan peperangan. Marx menggambarkan agama sebagai candu rakyat,
tetapi agama jauh lebih berbahaya daripada candu. Agama mendorong orang untuk
menganiaya sesamanya, untuk mengagungkan perasaan dan pendapat mereka sendiri
atas perasaan dan pendapat orang lain. Untuk mengklaim bagi diri mereka sendiri
sebagai pemilik kebenaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Wilson dalam
buku tersebut menunjukkan dilema dalaam konflik-konflok antar agama, yang jika
diringkas, jika seseorang dalam sebuah agama konflik dengan orang lain yang
berbeda agama akan dianggap sebagai “sebuah tindakan kebenaran melawan
kedhaliman”. Sedang jika orang itu ada di agama lain yang dilawan itu, maka dia
akan mengganggap sebaliknya, agamanya sendiri sebagai yang benar, melawan agama
lawannya itu sebagai yang salah, yang dhalim. Tetapi jika seseorang berada di
luar dua agama yang sedang konflik itu, ia akan melihat keduanya da dalam
kesesatan, dan ia akan menganggap konflik yang sama-sama menggunakan klaim
kebenaran itu sebagai kenaifan, karena jelas keduanya salah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Wilson
menggambaran bahwa agama yang ada dalam kenyataan itulah yang sering mewarnai
konflik-konflik antar agama sepanjang zaman hingga hingga dewasa ini. Seorang
beragama bisa mengatakan bahwa yang salah adalah yang beragama itu, yang tidak
mengerti arti agamanya itu. Tetapi Wilson menjawab, “Kalau agama itu yang
benar, namun tidak mampu mempengaruhi pemeluknya, lalu bagaimana membuktikan
kebenaran agama itu? Dan apa gunanya agama yang benar namun tidak bisa
mempengaruhi pemeluknya?”. Tentu hal itu menjadi sebuah pertanyaan retorik yang
menggugah kearifan jawaban dari seorang penganut agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari gugatan
Wilson di atas umat dapat merefleksikan apa yang bisa terjadi jika agama
menjadi tertutup dan penuh kemunafikan. Lalu mengklaim kebenaran sendiri dengan
mengirim ke neraka agama yang lain inilah yang menimbulkan problema yang studi
agama-agama sebagai “masalah klaim kebenaran” (<i>the problem of truch claim</i>).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nurcholish
Madjid (1999)<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=566614967345466855" name="_ftnref17"></a><a href="http://pemikiranislam.wordpress.com/2007/07/28/pengembangan-pemikiran-islam-di-muhammadiyah/#_ftn17" title="_ftnref17"><span style="text-decoration: none;">17)</span></a>, cendekiawan Muslim terkemuka Indonesia
menawarkan sebuah teologi alternatif yang dia namai teologi pluralistik. Dalam
defininisinya yang fundamental, teologi pluralistik adalah percaya bahwa
seluruh kepercayaan agama lain ada juga dalam agama kita <i>(all religions are
the some different parths leading to some goal</i>). Pada dasarnya semua agama
adalah sama (dan satu), walaupun mempunyai jalan yang berbeda-beda untuk suatu
tujuan yang sama dan satu. Dalam al-Qur’an, misalnya diilustrasikan bahwa semua
Nabi dan Rsul itu adalah Muslim (orang yang pasrah kepada Allah). Semua agama
para Nabi dan Rasul itu adalah Islam (berserah diri secara total kepada Allah).
Sementara Islam <i>par exellence</i> adalah bentuk terlembaga dari agama yang sama,
sehingga semua agama itu sebenarnya adalah satu dan sama. Perbedaannya hanyalah
dalam bentuk syariah. Dalam bahasa keagamaan inilah yang disebut “jalan”. Semua
agama adalah “jalan” kepada Tuhan. Di dalam al-Qur’an istilah jalan
diekspresikan dengan banyak kata, sesuai dengan maknanya yang memang plural,
adanya banyak jalan itulah yang dipakai al-Qur’an, seperti <i>shirat, sabil,
syari’ah, thariqah, minhaj, mansak</i> (jamaknya <i>manasik</i>) dan <i>maslak</i>
(jamaknya <i>suluk</i>).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Semua istilah
seorang-olah menggambarkan bahwa jalan dalam beragama kelihatan tidaklah satu,
tetapi banyak, dan sangat tergantung pada masing-masing pribadi yang mempunyai
idiom sendiri-sendiri mengenai bagaimana beragama. Tetapi sesungguhnya jalan
itu satu, tetapi jalurnya banyak. Inilah prinsip yang menggambarkan kesatuan
dalam keanekaragaman. Misalnya dalam al-Qur’an Surat al-Maidah/5:16, Allah
berfirman :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -6.55pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Dengan itu Allah memberi petunjuk
kepada siapa saja yang mengikuti keridlaan-Nya menuju jalan kedamaian dan
keselamatan, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya, -dengan
izin-Nya dan menunjuki mereka jalan yang lurus.”</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam ayat
tersebut tidak dipakai kata <i>sabilassalami</i> tetapi dalam jamak (plural)
subulassslami (berbagai jalan). Sehingga kira-kira tafsirnya, <i>“Mereka yang
sungguh-sungguh mencari jalan-Ku (ridla-Ku), pasti Kami akan tunjukkan berbagai
jalan-Ku.”</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di tengah
keragaman atau pluralitas keberagamaan pada masa kenabian Muhammad, tidaklah
menghalangi beliau untuk mengembangkan sikap-sikap toletansi antar pemeluk
agama atau kepercayaan yang berbeda. Bahkan, Muhammad pernah memberi suri
tauladan yang sangat <i>inspiring</i> dihadapan para pengikutnya. Sejarah
mencatat bahwa, Nabi pernah dikucilkan dan bahkan diusir dari tumpah darahnya
(Makkah). Beliau terpaksa hijrah ke Madinah untuk beberapa lama dan kemudian
kembali ke Makkah. Peristiwa itu dikenal dalam Islam dengan <i>fathul Makkah</i>.
Dalam peristiwa yang penuh kemenangan ini, Nabi tidak menggambil langkah balas
dendam kepada siapapun juga yang telah mengusirnya dahulu dari tanah kelahirannya.
“<i>Antum Tulaqa</i> (kamu sekalian bebas)”, Begitu ucapan Nabi kepada mereka.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peristiwa itu
sangat memberi inspirasi dan memberi kesan yang mendalam terhadap penganut
agama Islam di mana pun mereka berada. Nabi telah memberi contoh kongkret dan
sekaligus contoh pemahaman dan penghayatan pluralisme keagamaan yang amat riel
dihadapan umatnya. Tanpa didahului polemik pergumulan filosofis-teologis, Nabi
tidak menuntut “<i>truth claim”</i> atas nama dirinya maupun atas nama agama
yang dianutnya. Dia mengambil sikap <i>agree in disagreement</i> (al-Qur’an s. <i>al-Takatsur</i>
: 1-8), dia tidak memaksakan agamanya untuk diterima oleh orang lain (al-Qur’an
s. <i>al-Kafirun</i> : 1-6).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Etika Islam,
sebagaiman telah disebut oleh George F. Hourani (1985), adalah sifat <i>“Ethical
Voluntarism”,</i> sebenarnya mengandung dimensi historisitas keteladanan (<i>uswatun
hasanah</i>) yang terpancar dari perilaku Nabi Muhammad SAW. Etika pemihakan terhadap
fundamental values kemanusiaan sangat dijunjung tinggi oleh penganut Islam.
Memihak kepada <i>fundamental values</i>, aturannya, berarti menepikan segala
macam sekat-sekat teologis yang selama ini telah terkristal dan terbentuk oleh
perjalanan hidup sejarah kemanusiaan itu sendiri dalam perspeksif Islam,
konsepsi etika keberagamaan, khususnya yang menyangkut hubungan antar umat
beragama, adalah bersifat sangat terbuka dan dialogis. Panggilan untuk mencari
titik temu (<i>kalimatun sawa’</i>) antar berbagai penganut ahli kitab adalah
tipikal model panggilan al-Qur’an.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menciptakan
kondisi ideal untuk mencapai titik temu antar umat beragama adalah merupakan
kepentingan semua pihak dan tanggung jawab bersama. Beban itu sepenuhnya tidak
dapat dipikul oleh umat Islam atau Protestan atau oleh pihak-pihak umat
Katholik dan lain-lain secara sepihak. Hal demikian juga terjadi dalam sejarah
kehidupan Nabi terutama yang terkait langsung dengan deklarasi “konstitusi
Madinah” yang oleh Robert N. Bellah (1965) disebut sebagai deklarasi “modern”
yang muncul sebelum peradaban manusia yang benar-benar modern timbul.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam perspektif
Islam, dasar-dasar untuk hidup bersama dalam masyarakat yang pluralistik secara
religius, sejak semula, memang telah dibangun di atas landasan normativ dan
historis sekaligus. Jika ada hambatan atau anomali-anomali di sana sini,
penyebab utamanya bukan karena inti ajaran Islam itu sendiri yang bersifat
intoleran atau eksklusif, tetapi lebih banyak ditentukan dan dikondisikan oleh
situasi historis-ekonomis-politis yang melingkari komunitas umat Islam di
berbagai tempat. Kompetisi untuk menguasai sumber-sumber ekonomi, hegemoni
kekuasaan, jauh lebih mewarnai ketidak-mesraan hubungan antar pemeluk beragama
dan bukannya oleh kandungan ajaran etika agama itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tu
sumbangan pemikiran yang perlu disampaikan kepada Muhammadiyah terkait dengan
realitas pluralistik yang seringkali menimbulkan konfik antar-agama yang sangat
akut adalah bagaimana menjadikan teologi pluralistik sebagai teologi baru (new
teology) agar klaim-klaim kebenaran dapat terhapus dalam cara pandang warga
Muhammadiyah. Dan tidak klah pentingnya adalah bagaimana Muhammadiyah sebagai
institusi gerakan gerakan Islam mampu berbuat banyak dalam mengatasi konflik
agama yang telah mengoyak persatuan dan persaudaraan bangsa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sedikitnya, ada
dua langkah yang bisa dilakukan dalam kerangka pencegahan dan penanganan
konflik antar agama. <i>Satu</i>, mengubah cara pandang umat terhadap agama
dari citra yang impersonal menuju citra yang personal. Dari sesuatu yang
simbolistik menjadi sesuatu yang substantif. Karena, memang, hal yang paling
esensial dari keberadaan suatu agama bukanlah penyelenggaraan ritus-ritus dan
upacara praksis keagamaan lainnya; melainkan bagaimana nilai-nilai keluhuran,
keadilan, kemanusiaan, rahmat dan kedamaian -yang notebene merupakan pesan
pokok turunnya agama itu sendiri-bisa teraplikasi dalam keseharian para
pemeluknya. Dalam wawasan agama Islam misalnya, Allâh Swt. Berfirman: “<i>Dan
bukanlah kebajikan itu memasuki rumah-rumah [kabah] dari pintu belakangnya,
akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang-orang yang bertakwa </i>” (Qs.
2; 189).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Agama bukanlah
sekumpulan doktrin yang mati, statis, simbolis, ataupun utopis. Agama harus
benar-benar dipahami sebagai kesatuan nilai-nilai tersebut di atas yang amat
personal dan realistis. Sebab itulah penghayatan keagamaan yang baik bisa
dilihat dari amal perbuatan, moralitas, serta praktek kehidupan sosial setiap
umat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dua,</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">
mengembangkan dialog antar umat beragama. Sejauh ini, wacana dialog antar agama
cenderung menjadi konsumsi kalangan elit umat beragama saja. Sementara pada
tingkatan <i>grass root</i> umat, wacana ini relatif asing. Padahal, potensi
konflik antar umat beragama justru menguat pada level akar rumput. Maka diperlukan
pengembangan wacana dialog antar agama dengan lebih intens lagi melibatkan
kalangan <i>grass root</i> umat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada tahap awal,
dialog tersebut bisa berupa kajian masing-masing umat terhadap ajaran agamanya
tentang persaudaraan, kemanusiaan, interaksi antar umat beragama, dst. Karena
toh pada setiap agama itu terdapat nilai-nilai universal yang bisa menyatukan
persepsi setiap pemeluk agama yang berbeda akan hubungan sosial yang sehat dan
wajar. Dan pada tahapan berikutnya, umat dari agama yang berbeda tersebut bisa
mulai membicarakan permasalahan yang mereka hadapi secara bersama-sama, dalam
format “kita” semua berbicara tentang “kita”. Bukan lagi dalam format “kami”
berbicara tentang “kalian”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b. Masalah Kearifan
Muhamadiyah Atas Budaya Lokal </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai sebuah
kenyatan sejarah, begitu kata Kuntowijioyo, agama dan kebudayaan dapat saling
mempengaruhi karena keduanya terdapat nilai dan simbol. Agama adalah simbol
yang melambangkan nilai ketaatan kepada Tuhan. Kebudayaan juga mengandung nilai
dan simbol supaya manusia bisa hidup di dalamnya. Agama memerlukan sistem
simbol, dengan kata lain agama memerlukan kebudayaan agama. Tetapi keduanya
perlu dibedakan. Agama adalah sesuatu yang final, universal, abadi (parennial)
dan tidak mengenal perubahan (absolut). Sedangkan kebudayaan bersifat
partikular, relatif dan temporer. Agama tanpa kebudayaan memang dapat bekembang
sebagai agama pribadi, tetapi tanpa kebudayaan agama sebagai kolektivitas tidak
akan mendapat tempat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Islam yang hadir
di Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dengan tradisi atau budaya Indonesia.
Sama seperti Islam di Arab saudi, Arabisme dan Islamisme bergumul sedemikian
rupa di kawasan Timur Tengah sehingga kadang-kadang orang sulit membedakan mana
yang nilai Islam dan mana yang simbol budaya Arab. Nabi Muhammad saw, tentu
saja dengan bimbingan Allah (<i>mawa yanthiqu ‘anil hawa, in hua illa wahyu
yuha</i>), dengan cukup cerdik (<i>fathanah</i>) mengetahui sosiologi
masyarakat Arab pada saat itu. Sehingga beliau dengan serta merta menggunakan
tradisi-tradisi Arab untuk mengembangkan Islam. Sebagai salah satu contoh
misalnya, ketika Nabi Saw hijrah ke Madinah, masyarakat Madinah di sana
menyambut dengan iringan gendang dan tetabuhan sambil menyanyikan <i>thala’al-badru
alaina </i>dan seterusnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbeda dengan
agama-agama lain, Islam masuk Indonesia dengan cara begitu elastis. Baik itu
yang berhubungan dengan pengenalan simbol-simbol Islami (misalnya bentuk
bangunan peribadatan) atau ritus-ritus keagamaan (untuk memahami nilai-nilai
Islam).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dapat kita
lihat, masjid-masjid pertama yang dibangun di sini bentuknya menyerupai
arsitektur lokal-warisan dari Hindu. Sehingga jelas Islam lebih toleran
terhadap warna/corak budaya lokal. Tidak seperti, misalnya Budha yang masuk
“membawa stupa”, atau bangunan gereja Kristen yang arsitekturnya ala Barat.
Dengan demikian, Islam tidak memindahkan simbol-simbol budaya yang ada di Timur
Tengah (Arab), tempat lahirnya agama Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Demikian pula
untuk memahami nilai-nilai Islam. Para pendakwah Islam kita dulu, memang lebih
luwes dan halus dalam menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat yang <i>heterogen
setting </i>nilai budayanya. Mungkin kita masih ingat para wali –yang di Jawa
dikenal dengan sebutan Wali Songo. Mereka dapat dengan mudah memasukkan Islam
karena agama tersebut tidak dibawanya dalam bungkus Arab, melainkan dalam
racikan dan kemasan bercita rasa Jawa. Artinya, masyarakat diberi “bingkisan”
yang dibungkus budaya Jawa tetapi isinya Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sunan Kalijaga
misalnya, ia banyak menciptakan kidung-kidung Jawa bernafaskan Islam, misalnya <i>Ilir-ilir,
tandure wis semilir</i>. Perimbangannya jelas menyangkut keefektifan memasukkan
nilai-nilai Islam dengan harapan mendapat ruang gerak dakwah yang lebih
memadai. Meminjam pendapat Mohammad Sobary (1994: 32)<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=566614967345466855" name="_ftnref23"></a><a href="http://pemikiranislam.wordpress.com/2007/07/28/pengembangan-pemikiran-islam-di-muhammadiyah/#_ftn23" title="_ftnref23"><span style="text-decoration: none;">24)</span></a> dakwah Islam di Jawa masa lalu memang
lebih banyak ditekankan pada aspek esoteriknya, karena orang Jawa punya
kecenderungan memasukkan hal-hal ke dalam hati. Apa-apa urusan hati. Dan banyak
hal dianggap sebagai upaya penghalusan rasa dan budi. Islam di masa lalu
cenderung sufistik sifatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akan tetapi
Kaitannya dengan ketegangan kreatif antara dakwah Islam dengan budaya lokal,
Amin Abdullah dalam sebuah tulisan di Suara Muhammadiyah mengingatkan para
pelaku dakwah sekarang ini (muballigh/da’i) untuk pandai memilah-milah mana
yang substansi agama dan mana yang hanya sekadar budaya lokal. Metode dakwah
al-Qur’an yang sangat menekankan “<i>hik-mah dan mau’idzah hasanah</i>” adalah
tegas-tegas menekankan pentingnya “dialog intelektual”, “dialog budaya”,
“dialog sosial” yang sejuk dan ramah terhadap kultur dan struktur budaya
setempat. Hal demkian menuntut ‘kesabaran’ yang prima serta membutuhkan waktu
yang cukup lama, karena dakwah ujung-ujungnya adalah merubah kebiasaan cara
berfikir (<i>habits of mind</i>) masyarakat.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lalu akhir-akhir
ini dapat melihat, misalnya, kelompok umat yang mempunyai orientasi keagamaan
Syiah juga menggunakan sumber daya budaya. Penulis tidak tahu apakah Haddad
Alwi itu mengikuti paham Syiah atau tidak, tapi kalau dilihat lagu-lagunya
(misalnya lagu <i>ana madinatul ‘ilm, wa-aliyyu babuha</i>) sungguh luar biasa.
Itu merupakan representasi dakwah Syiah yang memakai instrumen budaya dan
hasilnya sangat efektif.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Wujud dakwah
dalam Islam yang demikian tentunya tidak lepas dari latar belakang kebudayaan
itu sendiri. Untuk mengetahui latar belakang budaya, diperlukan sebuah teori
budaya. Menurut Kuntowijoyo dalam <i>magnum opus</i>nya <i>Paradigma Islam:
Interpretasi untuk Aksi</i>, sebuah teori budaya akan memberikan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan berikut:<i> Pertama</i>, apa struktur dari budaya. <i>Kedua</i>,
atas dasar apa struktur itu dibangun. <i>Ketiga</i>, bagaimana struktur itu
mengalami perubahan. <i>Keempat</i>, bagaimana menerangkan variasi dalam
budaya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Persoalan
pertama dan kedua, akan memberikan penjelasan mengenai hubungan antar simbol
dan mendasarinya. Paradigma positivisme –pandangan Marx di antaranya– melihat
hubungan keduanya sebagai hubungan atas bawah yang ditentukan oleh kekuatan ekonomi,
yakni modus produksi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbeda dengan
pandangan Weber yang dalam metodologinya menggunakan <i>verstehen</i> atau
menyatu rasa. Dari sini dapat dipahami makna subyektif dari perbuatan-perbuatan
berdasarkan sudut pandang pelakunya. Realitas ialah realitas untuk pelakunya,
bukan pengamat. Hubungan kausal –fungsional dalam ilmu empiris-positif–
digantikan hubungan makna dalam memahami budaya. Sehingga dalam budaya tak akan
ditemui usaha merumuskan hukum-hukum (<i>nomotetik</i>), tapi hanya akan
melukiskan gejala (<i>ideografik</i>).</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan demikian,
mengikuti premis Weber di atas, dalam simbol-simbol budaya yang seharusnya
dipahami atau ditangkap esensinya adalah makna yang tersirat. Dari sini lalu
dapat dikatakan bahwa dalam satu makna (esensi), simbol boleh berbeda otoritas
asal makna masih sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari kerangka
berfikir di atas, dapat dipakai untuk menilai sekaligus memaknai fenomena
budaya yang ada di masyarakat yang selama ini dibid’ahkan oleh Muhammadiyah, <i>ruwahan,
nyadran, sekaten tahlilan, selamatan, berjanjen, kholdan puji-pujian. </i>Dalam
bahasa Kuntowijoyo inilah gejala gerakan kebudayaan baru Muhammadiyah yang
tanpa kebudayaan lama.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Semua tradisi
yang tersebut diatas, pada level penampakannya (<i>appearence</i>) adalah
simbo-simbol pengungkapan atas nilai-nilai yang diyakini sehingga dapat
mengungkapkan makna ‘subyektif’ (kata ini mesti diartikan sejauhmana tingkat
religiusitas pemeluknya) dari pelakunya. Tindakan seperti ini ada yang menyebut
sebagai syahadat yang tidak diungkapkan, tetapi dijalankan dalam dimensi
transeden dan imanen.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan kata lain
<i>high tradition </i>yang berupa nilai-nilai yang sifatnya abstrak, jika ingin
ditampakkan, perlu dikongkretkan dalam bentuk <i>low tradition </i>yang niscaya
merupakan hasil pergumulan dengan tradisi yang ada. Dalam tradisi tahlilan
misalnya, <i>high tradition</i> yang diusung adalah <i>taqarrub ilallah</i>,
dan itu diapresiasikan dalam sebuah bentuk dzikir kolektif yang dalam tahlilan
kentara sekali warna tradisi jawaismenya. Lalu muncul simbol kebudayan bernama
tahlilan yang didalamnya melekat nilai ajaran Islam. Dan Kuntowijiyo
merekomendasikan kepada umat Islam untuk berkreasi lebih banyak dalam hal
demikian, karena akan lebih mendorong gairah masyarakat banyak menikmati
agamanya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hanya saja yanag
perlu dikoreksi adalah bahwa simbol-simbol (pengungkapan) tadi pada dasarnya
adalah kata benda. Sedangkan menurut logika berpikir, kata benda atau
simbol-simbol tadi yang sering diperdebatkan untuk kemungkinan disalahkan atau
dibenarkan. Perdebatan simbol itu akan menggiring kita untuk kemudian
memitoskan sesuatu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan kata
lain, yang bisa dibenarkan atau disalahkan adalah pernyataan yang menyertai
(kata benda tadi). Pendek kata, <i>nyadran</i> yang bagaimana? <i>Ruwahan </i>yang
bagaimana? Sebab ritus-ritus tersebut, sebagai suatu simbol (pengungkapan)
dapat direkayasa oleh pernyataan-pernyataan yang menyertainya. Nah, kita dapat
menilainya (benar atau salah) dari pernyataan itu, bukan simbolnya. Memang itu
tugas besar bagi pemikir maupun tokoh-tokoh Islam kita sekarang. Orang zaman
dahulu menciptakan simbol agar perasaan kita tajam. Namun apa yang terjadi
sekarang? Karena pengaruh pemikiran Barat (baca: positivisme) kita menangkap
semua itu dengan visi dan paradigma positivisme. Sehingga makna yang tersembul
dalam ritus-ritus itu dipahami dengan kacamata fiqih <i>ansich</i>. Artinya,
simbol-simbol budaya yang hanya menjelaskan gejala, sering dihakimi supaya
dapat menentukan hukum-hukum halal haram.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center; text-indent: -42.55pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">A.N. Wilson, Againt Religion, <i>Why The
Should Try to Live Without It</i>, London : Chattp and Windus,1986<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Amin Abdullah, “Al-Ta’wil Al-‘Ilm :
Keraah Perubahan Paradigma Penafsran al-Qur’an”, dalam <i>Journal of Islamic
Studies al-Jam’iah</i>, Yogyakarta : State Institute of Islamic Studies (IAIN)
Sunan Kalijaga,2001<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">_____________Tauhid Sosial ke Tauhid Ke
Dakwah Kultural”, dalam <i>Suara Muhammadiyah</i>, No 24/TH.Ke-87//16-31
Desember 2002<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">_____________, “Manhaj Trajih dan
Pengembangan Pemikiran Keislaman” dalam Muhammad Azhar dan Hamim Ilyas, <i>Pengembangan
Pemikiran Keislaman Muhammadiyah ; Purifikasi & Dinamisasi</i>, Yogyakarta
LPPi UMY, 2000<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">_____________, <i>Dinamika Islam
Kultural</i>, Bandung : Mizan, 2000<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">_____________, <i>Studi Agama :
Normativitas atau Historisitas</i>, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kuntowijoyo, <i>Muslim Tanpa Masjid,
Essai-Essai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai Strukturalisme
transendental,</i> Bandung : Mizan, 2001<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">___________, <i>Paradigma Islam,
Interpretasi untuk Aksi,</i> Bandung : Mizan, 1990<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">___________, Pengantar<i> Buku
Membendung Arus</i>, Alwi Syihab, Bandung : Mizan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mammad Azar dan Hamim Ilyas, <i>Pengembangan
Pemikiran Keislaman Muhammadiyah ; Purifikasi & Dinamisasi</i>, Yogyakarta
LPPi UMY, 2000</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nurcholish Madjid, <i>Islam Agama
Kemanusiaan : Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia</i>, Jakarta : Paramadina,
1996<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">_______________, <i>Islam Doktrin dan
Peradaban</i>, Badung : Mizan, 2000.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PP Muhammadiyah Majlis Tarjih, Hasil
Keputusan Munas Tarjih ke XXIV, Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, 22-24
Syawal 1420 H.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Robert N. Bellah (ed)., <i>Religion and
Progress in Modern Asia</i>, New York : The Free Press, 1965.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yusuf Qardlawi, <i>al-Ijtihad
al-Mu’ashir Baina al-Indilbath wa al-Infirath, </i>terj. Abu Bazani, Surabaya :
Risalah Gusti, 1995<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(Tulisan Muhammad Amilan untuk DAM Sukoharjo)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-31340917290980823162011-12-16T09:25:00.002+07:002012-02-29T13:48:02.873+07:00Ahmad Dahlan dimata Peneliti<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNWiTDGqu9ZzDJiEs5-yMeprGh8b-Nj6m7qQ0BNheLETY_ZciJ033HXzZE0sVPk5P38X9FMzqBzHkQK14lKYsD6dG9yhSSmZ9lVIvjGOi1ilWoILT-LVZmAvs8YSImIAbWna8i8QaGRkWZ/s1600/ahmad-dahlan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNWiTDGqu9ZzDJiEs5-yMeprGh8b-Nj6m7qQ0BNheLETY_ZciJ033HXzZE0sVPk5P38X9FMzqBzHkQK14lKYsD6dG9yhSSmZ9lVIvjGOi1ilWoILT-LVZmAvs8YSImIAbWna8i8QaGRkWZ/s320/ahmad-dahlan.jpg" width="277" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penelitian tentang sosok KH. Ahmad Dahlan akan terus dilakukan dan
bermuculan. Sosok KH. Ahmad Dahlan sangat unik untuk dibahas dan diteliti,
orang yang sedikit sekali meninggalkan karya yang berupa tulisan namun kaya
akan karya nyata. Dalam buku karya M. Yusron Asrofie yang berjudul <i>KH. Ahmad Dahlan: Pemikiran dan
Kepemimpinannya</i>. Buku yang semula skripsi penulis ketika menyelesaikan
kuliah sarjananya ini, membahas pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam bukunya
tersebut dibahas bahwa KH. Ahmad Dahlan tidak terlalu membahas masalah teologi antara
hubungan manusia dengan Allah Swt namun KH. Ahmad Dahlan lebih sering membahas
amal yang berimplikasi pada tatanan kehidupan sosial. Dalam hal ini dapat
terlihat bahwa sosok KH. Ahmad Dahlan orang yang sangat peduli terhadap
kehidupan sosial dan nasib warga masyarakat sekitar. Untuk menghindari siksa
api neraka dalam pandangan KH. Ahmad Dahlan tidak hanya berhenti pada ibadah
ritual semata namun harus diwujudkan dalam aksi nyata membantu masyarakat. Kesalehan
individu tidak memiliki manfaat apabila tidak ditransformasikan dalam kesalehan
sosial, pemahaman keagamaan tidak berhenti pada tataran teori namun diwujudkan
dalam aksi nyata. Ibadah ritual saja tidak cukup untuk menghindarkan seseorang
dari siksa api neraka, tapi harus dibarengi dengan peran sosialnya dalam
kehidupan masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemudian dalam buku yang sama dijelaskan tentang kepemimpinan KH.
Ahmad Dahlan selama memimpin Muhammadiyah. Namun sosok kepemimpinan KH. Ahmad
Dahlan sebelum mendirikan Muhammadiyah juga dibahas namun tidak begitu mendalam.
Selain itu, dibahas tentang sosok KH. Ahmad Dahlan dalam kapasitasnya sebagai
tokoh Islam dalam memimpin usaha kemerdekaan. Dalam buku ini dijelaskan
bagaimana kapasitas KH. Ahmad Dahlan dalam berhubungan dengan
organisasi-organisasi lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam buku yang lain yaitu karya Abdul Munir Mulkhan yang berjudul
: <i>Warisan Intelektual KH. Ahmad Dahlan
dan Amal Muhammadiyah</i>. Dalam buku ini penulis mencoba mempertegas gerakan
Muhammadiyah yang sudah mengalami pendangkalan makna. Muhammadiyah yang diawal
berdirinya lebih mengedepankan kerja sosial direduksi hanya mengurusi masalah <i>Tahayul, Bid’ah </i>dan<i> Khurafat</i> padahal KH. Ahmad Dahlan lebih sering mengedepankan kerja
sosial. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Disini penulis ingin mengaris bawahi bahwa peran KH. Ahmad Dahlan
yang sangat universal sering dipersempit. Padahal esensi dari gerakan yang
dilakukan KH. Ahmad Dahlan ini berpusat pada gerakan memberikan solusi bukan
mencaci, kita dapat melihat dari berbagai literatur bahwa kehidupan KH. Ahmad
Dahlan penuh dengan kerja sosial yang selalu memberikan aksi nyata dalam setiap
masalah yang dihadapi oleh umat Islam. Disinilah letak keunggulan KH. Ahmad
Dahlan dalam berdakwah. Dakwah yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan tidak hanya
dengan <i>bil lisan </i>tapi dengan <i>bil hal</i> atau dengan kegiatan nyata.
Dalam bahasa lainnya bukan hanya teoritis namun garakan prkasis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemudian kita dapat menemukan kajian tentang KH. Ahmad Dahlan
dalam bukunya Junus Salam, yang berjudul: <i>Riwayat Hidup KH. Ahmad Dahlan,
Amal dan perjuangannya.</i> Dalam buku
ini hanya membahas nasehat-nasehat KH. Ahmad Dahlan kepada murid-muridnya,
selain hal itu dalam buku ini juga membahas bagaimana perjuangan KH. Ahmad
Dahlan dalam mendirikan organisasi Muhammadiyah. Namun dalam buku ini tidak
ditemukan bagaimana KH. Ahmad Dahlan memberikan pelajaran pendidikan kepada
para muridnya. Buku ini hanya membahas sisi perjuangan KH. Ahmad Dahlan dalam
memperjuangan organisasi Muhammadiyah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam karya Abdul Munir Mulkhan, di dalam bukunya yang berjudul <i>Pesan
dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan; dalam Hikmah Muhammadiyah</i>. Dalam buku ini
menjelaskan mengenai pesan dan kisah KH. Ahmad Dahlan. Dalam kajian buku ini
pula menjelaskan bagaimana cita-cita beliau mendirikan organisasi ini yakni
menciptakan para pendidik Islam di Nusantara ini menjadi seseorang yang
memiliki daya intelektual yang tinggi. Agar menjadi contoh bagi masyarakat
lainnya. Dalam untaian hikmah Muhammadiyah, merupakan nisbat pandangan
keagamaan dan penyebaran nilai-nilai kehidupan daripada pemimpin para
tokoh-tokoh Muhammadiyah. Demikian pula pola kehidupan pendiri gerakan ini, KH.
Ahmad Dahlan yang hingga kini beberapa nasehatnya masih terus hidup dalam sanubari
aktivis Muhammadiyah dipusat kota atau yang berada jauh didaerah terpencil. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari keempat buku yang penulis ungkapkan diatas semuanya hanya
berfokus pada pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan amal nyata. Belum menyentuh pada
hal yang bersifat fundamental dalam kehidupan umat Islam. Dalam hal inilah
penulis merasa tertarik untuk meneliti Konsep Pendidikan Aqidah yang dilakukan
oleh KH. Ahmad Dahlan, karena belum ada penelitian yang khusus membahas hal
ini. Tentunya ini menjadi sangat menarik karena akan sangat berbeda dengan
hasil penelitian dari penulis sebelumnya. KH. Ahmad Dahlan merupakan pendidik
sejati yang pernah ada, tidak mengenal adanya dikotomi pendidikan. Keyakinan
yang dia yakini ini dibuktikan dengan kegiatan KH. Ahmad Dahlan dalam mengajar
disekolah umum (<i>nasrani) </i>dan
madrasah. Hal inilah yang akan membedakan hasil penelitian penulis dengan
penelitian-penelitian sebelumnya karena fokus pada metode pengajaran yang
dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan. Penelitian ini menjadi sangat mungkin
dilakukan karena sumber dan literatur yang ada sangat banyak sekali, sehingga
dapat mendukung dalam proses penelitian tentang sosok KH. Ahmad Dahlan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-23996627526934664512011-11-10T20:12:00.001+07:002011-11-20T14:30:10.317+07:00Revitalisasi Gerakan Intelektual<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLuROKch5-696smu85m9OYKk8koKO-Q9e7m5ZFoMS1FX_T_e6BTQmnOqgPzr3t7VZVveDZ0wvKPou0oZZ36in9NiyJh_mXtq42-9ER6UN9rQZt_Drq2HXSRe_pteBJe9q0F0zPEoClR_Kx/s1600/psikologi-islami.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLuROKch5-696smu85m9OYKk8koKO-Q9e7m5ZFoMS1FX_T_e6BTQmnOqgPzr3t7VZVveDZ0wvKPou0oZZ36in9NiyJh_mXtq42-9ER6UN9rQZt_Drq2HXSRe_pteBJe9q0F0zPEoClR_Kx/s1600/psikologi-islami.jpg" /></a></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
Mahasiswa merupakan kaum
akademisi yang memiliki kapasitas yang besar dalam ilmu pengetahuan dan wawasan
yang sarat dengan teori-teori keilmuan yang kuat. Eksistensi<span lang="EN-US"> mereka</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">sangat diharapkan untuk </span>mentransformasikan<span lang="EN-US"> kondisi sosial dilingkungannya</span> dengan bekal meminjam istilah Prof. Dr. Syahrin Harahap˗˗˗<i>intelektual force</i> dan <i>moral force˗˗˗</i>yang dimilikinya. Seiring
cepatnya perubahan dan perkembangan zaman yang mempengaruhi peradaban bangsa,
secara langsung berimplikasi pada paradigma mahasiswa pula, dan hal itu memberi
pengaruh pada cara mahasiswa dalam berfikir, bersikap maupun dalam bertindak.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
Pada realitas-empiris dewasa
ini mahasiswa terkesan eksklusif-individualistis, sebab begitu banyak
problematika kehidupan dalam kondisi sosial saat ini, akan tetapi kaum intelektual
tersebut hanya berfikir bagaimana menyelesaikan studinya dengan nilai terbaik
dan memperoleh pekerjaan mapan sesuai yang mereka harapkan. Hal tersebut nampak
seperti sudah menjadi stigma yang melekat pada diri mereka, sebab menurut
pandangan masyarakat, mahasiswa saat ini tidak lagi berfikir untuk menyalurkan
ilmu-ilmu yang dimiliki (transfer of knowledge) dilingkungannya, mereka tak
lagi merefleksikan bagaimana mengentaskan problem kemiskinan di daerah mereka,
padahal khasanah keilmuan yang mereka miliki sangat diharapkan untuk menciptakan
masyarakat yang sejahtera, bebas dari penindasan dan ketidakadilan.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
Apatisme mahasiswa dalam
menanggapi <i>problematika sosial</i> masyarakat yang memprihatinkan merupakan sikap
yang harus disingkirkan, sebab seyogyanya mereka dapat menjadi pilar perubahan bangsa
yang berdiri di garda terdepan dengan segala kemampuan yang dimilikinya.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Setiap orang menganggap bahwa mahasiswa </span>yang ideal adalah mereka yang selain mempunyai
kecakapan akademis juga <span lang="EN-US">dapat melakukan manifestasi disertai dengan implementasi</span> di<span lang="EN-US"> kehidupan bermasyarakat.
Akan tetapi hal itu tidak mudah untuk kita temui</span> pada tataran realitas-empiris dewasa
ini<span lang="EN-US">, jika ada itu merupakan k</span>aum minoritas<span lang="EN-US"> yang harus
dijaga </span>kelestariannya<span lang="EN-US">, karena untuk menciptakan generasi yang memiliki nilai-nilai
akademi</span>k<span lang="EN-US"> dan </span>dan entitas <span lang="EN-US">pengabdian yang
baik seperti itu tida</span>klah<span lang="EN-US"> semudah mambalikkan telapak tangan.</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
Menciptakan generasi yang
punya kepekaan sosial tinggi, apalagi menciptakan generasi ideal, yaitu
generasi yang unggul pada aspek akademik dan tidak melupakan tugasnya sebagai <i>agent
of change</i> tidaklah mudah, sebab harus dibangun dengan formulasi dan langkah
yang tepat. Meskipun begitu, bukan berarti menutup kemungkinan untuk melahirkan
kaum intelektual yang ideal seperti itu, walaupun memang harus ditempuh dengan
cara yang sulit. <span lang="EN-US">Paling tidak para mahasiswa yang </span>mempunyai kesadaran<span lang="EN-US"> dapat
menyalurkan keilmuannya dan dapat berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan </span>sumbangsih<span lang="EN-US"> mereka.</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="EN-US">Para mahasiswa harus diberikan pemahaman
tentang hal ini, bukan berarti digiring dengan tidak memberi kebebasan berfikir
dan berkreatifitas kepada mereka, akan tetapi agen perubahan ini harus dituntun
dengan cara-cara yang baik dan benar.</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
Dalam langkah awal,
mahasiswa harus diarahkan pada paradigma yang tepat. <span lang="EN-US">Moment</span>um<span lang="EN-US"> itu ada pada awal mula
para </span>calon-calon intelektual<span lang="EN-US"> menginjakkan kakinya di universitas, di saat pemikiran dan niat
yang dimilikinya belum terkontaminasi dengan hal-hal yang membawa mereka kepada
tindakan yang bersifat individualist</span>is<span lang="EN-US"> dan </span>apatis terhadap <span lang="EN-US">segala
problematika yang terjadi dilingkungannya. </span>Kemudian, para akademisi ini perlu dibekali teori-teori analisis sosial,
teknik advokasi, dan segala pengetahuan yang nantinya dibutuhkan untuk mengarahkan
gerak praksis mereka di lingkungan masyarakat, baik masyarakat kampus (civitas
akademika) ataupun masyarakat secara luas. Pembekalan semacam ini sudah barang
tentu menjadi prasyarat bagi mahasiswa untuk segala aktifitas sosial, sehingga
mereka tidak lagi mengalami dis-orientasi dalam menentukan langkah, baik secara
konseptual-teoritis maupun secara praksis. Dan yang tidak kalah penting, dengan
adanya penguatan dan pembekalan hal-hal yang bersifat fundamental semacam ini,
analisis sosial mereka pun lebih tajam, dan selanjutnnya <b><u>gerakan sosial</u></b> ini
bisa dirancang-bangun secara terprogram-terencana, dan komprehensif sesuai
kebutuhan masyarakat, dalam hal ini adalah kebutuhan masyarakat tertindas,
tersisih dan terpinggirkan/ termarginalkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>Paradigma
intelektual transformatif</b> seperti itu memang harus segera diinternalisasikan
dalam benak mahasiswa. Sebab mahasiswa yang menyandang predikat sebagai <b>kaum
intelelektual</b> tentunya tidaklah cukup hanya dituntut memperkaya wawasan dan memperkuat
bangunan ilmu pengetahuan untuk kebutuhan mereka sendiri. Memang betul tugas
utama mereka di jenjang universitas adalah untuk mencari ilmu
sebanyak-banyaknya, tetapi apakah tugas kaum intelektual cukup sampai di situ?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kaum
intelektual adalah sosok yang reflektif dan mencerahkan, tidak hanya sebatas dalam
<i>intelektual enrichment</i> tetapi juga <i>intelektual enlightment.</i> Maka
konsekuensi logisnya, kaum intelektual dituntut dapat memberikan pencerahan
bagi orang-orang di sekitarnya dengan khasanah-khasanah keilmuan yang mereka
miliki. Senada dengan yang dikatakan Antonio Gramsci dalam bukunya “The Prison
Notebook: Selections”, bahwa semua orang boleh mengaku dirinya intelektual.
Akan tetapi belum tentu semua orang memiliki fungsi intelektual. Adapun orang
yang dikategorikan mempunyai fungsi intelektual, <i>pertama</i> adalah
“intelektual tradisional”; yaitu sosok intelektual yang selalu menebarkan
ide-ide, gagasan-gagasan, dan wawasan-wawasan yang dia miliki, sebagai contoh :
guru, da’i, dan sebagainya. <i>Kedua</i>, “<b>intelektual organik</b>” atau lebih
popular disebut dengan istilah “<b>intelektual profetik</b>” atau “intelektual
transformatif”, yakni merupakan sosok intelektual yang selalu peka terhadap
problematika sosial yang ada, dan sebisa mungkin mentransformasikan kondisi
sosial ke arah yang ke arah yang lebih baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk
itu, mahasiswa sebagai kaum intelektual muda dituntut untuk peka dan berusaha
mengentaskan masyarakat dari bencana kemiskinan, ketertindasan, ketidakadilan, krisis
kemanusiaan, tuna moral, tuna sosial, tuna intelektual, dan sederet
permasalahan lainnya. (M. Lukman Hakim)<o:p></o:p></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-17726431610586866332011-10-29T09:43:00.003+07:002011-10-29T09:44:39.611+07:00Sejarah Twitter<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI3nmM52MajSjvPBp_JADl4sn5cthoRhfwoJrvoQ5M3cwEUqSAF2_jD-sZwfgpycVCMFOhqHirJBplruUCKyXKPWHjpt1K7xWuSVgafWBdw5GsBnUtvuFaB_QMd5NjG0zuYKWxPV9t0ER2/s1600/Penemu+Twitter.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI3nmM52MajSjvPBp_JADl4sn5cthoRhfwoJrvoQ5M3cwEUqSAF2_jD-sZwfgpycVCMFOhqHirJBplruUCKyXKPWHjpt1K7xWuSVgafWBdw5GsBnUtvuFaB_QMd5NjG0zuYKWxPV9t0ER2/s320/Penemu+Twitter.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://de-kill.blogspot.com/2010/01/sejarah-twitter-mikroblogging.html">Sejarah
Twitter</a></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">mulai dari didirikan Maret 2006 oleh Evan Williams,
Jack Dorsey, dan Biz Stone. Pada tahun 2006 Williams dan Biz Stone mendirikan
Obvious Corp bersama dengan Odeo mantan karyawan. Sejarah Twitter diciptakan
sebagai perusahaan yang terpisah pada April 2007 oleh Obvious Corp Jack Dorsey
adalah chief executive officer dari kegugupan sampai Oktober 2008 ketika
Williams menjadi CEO dan Dorsey bergeser ke posisi ketua dewan direksi.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak pembentukannya pada tahun 2006, Twitter telah
menjadi sangat populer di seluruh dunia.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://de-kill.blogspot.com/">Twitter</a></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">adalah
yang paling cepat berkembang mikroblogging gratis software yang memungkinkan anda
untuk tetap berhubungan dengan orang melalui cepat, sering jawaban untuk satu
pertanyaan: Apa yang kamu lakukan? Bahwa salah satu pertanyaan kecil telah
meluncurkan revolusi media.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">"Tweet" adalah istilah untuk maksimal 140
karakter pesan yang diposting di kegugupan. Untuk tweeting untuk menjadi
efektif, hal itu harus dilakukan secara sistematis, dengan posting yang dibuat
setiap hari. Untuk rata-rata pemilik bisnis atau eksekutif pemasaran, hal ini
dapat sangat tidak praktis karena waktu yang diperlukan. Untungnya, teknologi
menyediakan cara untuk menyelesaikan sesuatu lebih cepat.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Salah satu teknologi seperti ini adalah suatu alat yang
disebut BigTweet. BigTweet adalah sebuah plugin untuk browser Web yang
memungkinkan Anda mengirim suatu menciak ke twitter dengan hanya mengklik
tombol BigTweet, terletak di browser Anda link menu. Penyorotan suatu bagian
pada halaman Web dan mengklik tombol menciptakan menciak dari teks yang
disorot, di samping judul halaman dan URL pendek. Jika Anda tidak menyorot kata-kata
di halaman, maka teks menciak hanya akan berisi judul halaman dan URL pendek.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bisnis orang sekarang mulai menyadari kekuatan twitter
sebagai alat promosi secara online. Rasanya aneh dan canggung pada awalnya, dan
perlu beberapa waktu untuk mendapatkan hasil baik. Jadi jangan memutar roda
anda mencoba menebaknya. Gunakan tool seperti BigTweet dan tweeet Kemudian
untuk mendapatkan lebih banyak dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber :</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://de-kill.blogspot.com/2010/01/sejarah-twitter-mikroblogging.html">http://de-kill.blogspot.com/2010/01/sejarah-twitter-mikroblogging.html</a></span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-28332807289822511882011-10-29T09:24:00.000+07:002011-10-29T09:25:50.150+07:00Sejarah Facebook<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTHBh2YemgrgL2E5DV6mDBDI2ErNcbu0azoxDet2xU-FkAIKweJeG2k36YFfL5F-chHllCNWAx2YxrlcUMiEObaSnEJEQJjRy0v6e4urDoLoF77UZiP_ujR70TNt2dVe_T_X8KLkiTtCEX/s1600/penemu-facebook.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTHBh2YemgrgL2E5DV6mDBDI2ErNcbu0azoxDet2xU-FkAIKweJeG2k36YFfL5F-chHllCNWAx2YxrlcUMiEObaSnEJEQJjRy0v6e4urDoLoF77UZiP_ujR70TNt2dVe_T_X8KLkiTtCEX/s1600/penemu-facebook.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mark Zuckerberg memulai
Facebook pada dari ruang kamarnya di Harvard. Setelah berhenti sekolah dan
pindah ke Silicon Valley, penemu Facebook ini mulai memantapkan langkahnya di
bisnis situs jejaring social. Saat ini Zurkerberg merupakan milyuner terkaya di
dunia sepanjang sejarah yang menghasilkan kekayaan sepenuhnya dari usaha
sendiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Facebook adalah website
jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti
kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi
dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim
pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang
dirinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hebohnya, dalam waktu
dua minggu setelah diluncurkan, separuh dari semua mahasiswa Harvard telah
mendaftar dan memiliki account di Facebook. Tak hanya itu, beberapa kampus lain
di sekitar Harvard pun meminta untuk dimasukkan dalam jaringan Facebook.
Zuckerberg pun akhirnya meminta bantuan dua temannya untuk membantu mengembangkan
Facebook dan memenuhi permintaan kampus-kampus lain untuk bergabung dalam
jaringannya. Dalam waktu 4 bulan semenjak diluncurkan, Facebook telah memiliki
30 kampus dalam jaringannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan kesuksesannya
tersebut, Zuckerberg beserta dua orang temannya memutuskan untuk pindah ke Palo
Alto dan menyewa apartemen di sana. Setelah beberapa minggu di Palo Alto.
Zuckerberg berhasil bertemu dengan Sean Parker (cofounder Napster), dan dari
hasil pertemuan tersebut Parker pun setuju pindah ke apartemen Facebook untuk
bekerja sama mengembangkan Facebook. Tidak lama setelah itu, Parker berhasil
mendapatkan Peter Thiel (cofounder Paypal) sebagai investor pertamanya. Thiel
menginvestasikan 500 ribu US Dollar untuk pengembangan Facebook.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada September 2005
Facebook tidak lagi membatasi jaringannya hanya untuk mahasiswa., Facebook pun
membuka jaringannya untuk para siswa SMU. Beberapa waktu kemudian Facebook juga
membuka jaringannya untuk para pekerja kantoran. Dan akhirnya pada September
2006 Facebook membuka pendaftaran untuk siapa saja yang memiliki alamat e-mail.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tidak ada situs
jejaring sosial lain yang mampu menandingi daya tarik Facebook terhadap user.
Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di
antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota
aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Terdapat penambahan 200 ribu account
baru perharinya Lebih dari 25 juta user aktif menggunakan Facebook setiap
harinya. Rata-rata user menghabiskan waktu sekitar 19 menit perhari untuk
melakukan berbagai aktifitas di Facebook.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melihat perkembangan
yang begitu signifikan tersebut sang pendahulunya Friendster bermaksud untuk
membeli facebook seharga 10 juta US Dollar, namun ditolak oleh Zuckerberg. Ia
juga pernah menolak tawaran dari Viacom yang ingin membeli facebook seharga 750
juta US Dollar, dan terakhir tawaran dari Yahoo yang ingin membeli facebook
seharga 1 milyar US Dollar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada usia 23 tahun,
penemu situs jejaring social Facebook, Mark Zuckerberg adalah milyuner termuda
sepanjang sejarah yang menghasilkan kekayaan dengan usahanya sendiri. Seperti
diumumkan oleh majalah Forbes, Zurkerberg ada pada urutan 785 dalam daftar
orang – orang terkaya dunia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mark hari ini masuk dalam urutan nama orang yang paling berpengaruh
dalam dunia industri berteknologi tinggi. Demikian hasil penilaian sebuah panel
sekumpulan pakar dari agenda pertemuan VIII Setter pool oleh Silicon.com.
Agenda Setter fokus pada 50 orang yang mengubah wajah industri teknologi di
tahun 2007 dan merupakan tolak ukur sukses di industri IT.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di Indonesia</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak FB booming, banyak orang yang meninggalkan account
friendster-nya dan menggantikannya dengan FB. Situs ini mampu menjadi lambang
gaul masyarakat modern. Dengan tingkat pertumbuhan sebesar 645 persen pada
2008, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara dengan tingkat pertumbuhan
penduduk tercepat di Facebook, mengalahkan Malaysia, India, Thailand,
Singapura, dan bahkan Cina.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yang lebih hebat, 831 ribu orang Indonesia yang ada di FB ini
ternyata baru mewakili 0,4 persen dari jumlah total penduduk Indonesia. Pada
tahun 2007, terdapat penambahan 200 ribu account baru per harinya. Lebih dari
25 juta user aktif menggunakan FB setiap harinya. Rata-rata user menghabiskan
waktu sekitar 19 menit per hari untuk melakukan berbagai aktifitas di FB.</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Facebook kian melambung ketika Barack Obama, ketika itu Capres AS,
menggunakannya untuk menggalang dukungan dan dana kampanye. Saat itu sahabat
Obama tercatat 5.338.731 orang. Satu faktor yang memberi sumbangsing pria yang
pernah sekolah di Indonesia ini menjadi Presiden AS.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Politikus dunia yang tertara namanya di FB adalah John Mc Cain,
Sarah Palin, Nelson Mandela, Silvio Berlusconi, Nicolas Sarkozy, Arnold
Schwarzenegger, Dr Mahathir Mohammad. Di Indonesia ada SBY, Gus Dur, dan
Megawati Soekarno Putri. Di level lokal ada Alex Noerdin, Dodi Reza, Aziz
Kemis, Dhaby. (sumber: google.com)</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-65795797125205295432011-10-26T12:57:00.000+07:002011-10-26T12:57:57.931+07:00Kepemimpinan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzJQ8T3P3D5xWbwNYLctqxXuNlSduMAQZ_5nHMzEeZS9fYn0XU-e6LRvwKCDrsqrstXp9oLMd39pUPyIJRlZiFCuHsebwqw3ERcIcq9ltlI5yOcjELELR1kDIK-pWDzFI54bknNzZwykB6/s1600/Pemimpin.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzJQ8T3P3D5xWbwNYLctqxXuNlSduMAQZ_5nHMzEeZS9fYn0XU-e6LRvwKCDrsqrstXp9oLMd39pUPyIJRlZiFCuHsebwqw3ERcIcq9ltlI5yOcjELELR1kDIK-pWDzFI54bknNzZwykB6/s320/Pemimpin.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="background: #F3F3F3; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div style="background: white; border-bottom: solid #AAAAAA 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .5pt; mso-element: para-border-div; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"> <div class="MsoNormal" style="background: white; border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .5pt; mso-outline-level: 1; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kepemimpinan</span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengikutnya&action=edit&redlink=1" title="Pengikutnya (halaman belum tersedia)"><span style="color: #ba0000;">pengikutnya</span></a> dalam upaya mencapai tujuan organisasi.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan#cite_note-0"></a></sup> Cara <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alamiah&action=edit&redlink=1" title="Alamiah (halaman belum tersedia)"><span style="color: #ba0000;">alamiah</span></a>mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.<span><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .5pt; mso-outline-level: 1; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; padding: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ciri-Ciri Seorang Pemimpin</span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-font-kerning: 18.0pt; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .5pt; mso-outline-level: 1; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persuasi" title="Persuasi"><span style="color: #0645ad;">persuasi</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Intensitas" title="Intensitas"><span style="color: #0645ad;">intensitas</span></a>. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.<span><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .5pt; mso-outline-level: 1; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; padding: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kepemimpinan Yang Efektif<span><o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .5pt; mso-outline-level: 1; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. <span> </span>Terdapat <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nasihat&action=edit&redlink=1" title="Nasihat (halaman belum tersedia)"><span style="color: #ba0000;">nasihat</span></a> tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diperjuangkan&action=edit&redlink=1" title="Diperjuangkan (halaman belum tersedia)"><span style="color: #ba0000;">diperjuangkan</span></a> (karisma), perlu tidaknya<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pendelegasian&action=edit&redlink=1" title="Pendelegasian (halaman belum tersedia)"><span style="color: #ba0000;">pendelegasian</span></a> (kadang-kadang), perlu tidaknya <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkolaborasi&action=edit&redlink=1" title="Berkolaborasi (halaman belum tersedia)"><span style="color: #ba0000;">berkolaborasi</span></a> (mungkin), pemimpin-pemimpin <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rahasia" title="Rahasia"><span style="color: #0645ad;">rahasia</span></a> Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin <i>(leader)</i>. Bagaimana menjadi pemimpin yang <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Efektif&action=edit&redlink=1" title="Efektif (halaman belum tersedia)"><span style="color: #ba0000;">efektif</span></a> tidak perlu <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diulas&action=edit&redlink=1" title="Diulas (halaman belum tersedia)"><span style="color: #ba0000;">diulas</span></a> oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.<b><span><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .5pt; mso-outline-level: 1; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; padding: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kepemimpinan Karismatik<span><o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background: white; border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .5pt; mso-outline-level: 1; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Karismatik" title="Karismatik"><span style="color: #0645ad;">karismatik</span></a>. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Supernatural&action=edit&redlink=1" title="Supernatural (halaman belum tersedia)"><span style="color: #ba0000;">supernatural</span></a>, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.<b><span><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="background: white; border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-bottom-alt: solid #AAAAAA .5pt; mso-outline-level: 1; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; padding: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sumber : <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan">http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan</a> <o:p></o:p></span></div></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-24824585367448913702011-10-26T12:44:00.000+07:002012-02-29T13:38:59.525+07:00Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjFeNqAvx6mI85Uvmrw3-qb7hDZ8MImv4YHkHkxk2mMRSyMBPDWSVQakqhyphenhyphen7L_SgV9GsrSCrq5I5NPPxL_oeTSRf_7W5Zmttjr_Wf4XqE4V8ZWSub_YOeLFeiWsO1vG5SLUD4dy0Yev-50/s1600/fas.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjFeNqAvx6mI85Uvmrw3-qb7hDZ8MImv4YHkHkxk2mMRSyMBPDWSVQakqhyphenhyphen7L_SgV9GsrSCrq5I5NPPxL_oeTSRf_7W5Zmttjr_Wf4XqE4V8ZWSub_YOeLFeiWsO1vG5SLUD4dy0Yev-50/s1600/fas.jpg" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman', serif;"><b><br />
</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Dalam studi keilmuan dan penelitian yang di lakukan oleh berbagai ahli peneliti bahwa hakekat yang di cari oleh manusia adalah kebahagiaan tanpa batas. Tafsiran kebahagiaan itu memiliki dimensi yang sangat luas dan tidak di persempitkan oleh prilaku manusia. Kalimat</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <i>Billahi</i> <span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">dalam padanan bahasa Indonesia maupun keistilaan merupakan sebuah perwakilan hati nurani untuk mencapai kebenaran yang di ukur melalui kekuatan moralitas dan prilaku manusia.</span> <i>Billahi </i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">adalah refresentasi naluri dan gagasan yang di aktualisasikan dalam prinsip nilai kemanusiaan sehingga menjadi bagian yang terintegrasi satu sama lainnya. Sementara kalimat</span> <i>Fi Sabilillah</i> <span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">membawa makna tersendiri dan tak terpisahkan dari substansinya dengan pemaksimalan potensi diri yang di dukung oleh kekuatan moralitas dan prilaku yang baik sebagai jembatan untuk mencapai keberkatan dan keberkahan. Arti jembatan dalam prinsip</span> <i>Fi Sabilillah</i> <span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">adalah alat untuk mentunaikan segala kemampuan gagasan, material, spirit dan etos kerja untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keillahiannya sebagai spirit amal sholeh menuju kebahagiaan hakiki. Keberlanjutan</span> <i>Fi Sabililhaq</i> <span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">dalam prinsip nilai kemanusiaan hanya dapat di lakukan apabila segala sesuatu yang dikerjakan sesuai dengan hak dan kewajiban tanpa ada rasa iri hati, dengki, hasat dan lain sebagainya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Namun hal ini sangatlah sulit ditemukan pada zaman sekarang ini karena pandangan pragmatisme sudah akut dalam naluri manusia yang terkadang mengalahkan rasa keberimanan manusia itu sendiri. Hal inilah yang tak bisa dipisahkan oleh individu sehingga menyebabkan kerakusan tanpa batas dengan tidak memperhitungkan akibatnya. Sementara dimensi manusia tentu saling membutuhkan satu sama lainnya, bahkan setiap</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> <i>haq</i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">manusia juga terdapat haq orang lain. Ini sebenarnya yang sangat jarang di pahami oleh manusia, padahal dimensi ini merupakan bagian terpenting sebagai proses pemaksimalan potensi diri untuk merebut kebahagiaan yang hakiki.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Cobalah kita renungkan sebagaimana yang terjadi dalam proses sebuah system bernegara dan berbangsa atau berorganisasi sekalipun, pasti kekerasan terhadap nuraninya sendiri justru menjadi sangat akut misalnya melakukan korupsi, berusaha tidak jujur, apalagi sering berbuat tidak adil. Hal semacam ini merupakan aspek kongkrit dari pengambilan hak orang lain dan melakukan penghianatan terhadap konvensi kolektif dari sebuah aturan yang di sepakati bersama. Bahasa <i>haq</i>merupakan symbol sekaligus kekuatan baru dan tumpuan harapan manusia seutuhnya. Namun ada hal yang berbeda ketika <i>haq</i> di posisikan sebagai kekuatan natural – material maka yang terjadi justru pembelotan makna <i>haq</i> itu sendiri yang mengakibatkan krisis prilaku baik. Dimensi <i>haq</i> akan selalu melahirkan efek negatif antara konvensi kolektif dan konvensi individu. Dua faktor itu penyebab pendeknya arus kesadaran pada manusia oleh karena minimnya tafsir internalisasi diri terhadap problem yang terjadi antara individu dan basis sosial. Keuniversalan <i>Fi Sabililhaq</i> adalah jembatan untuk menengahi segala faktor negatif tersebut sehingga kesadaran manusia bisa terarah dan fokus pada amaliahnya, maka dengan seperti itulah manusia akan menuju pada <i>siratul mustakim</i> yang dapat menciptakan perdamaian yang hakiki, dan mengeluarkan dari jeratan hutang amal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sehubungan dengan berbagai pandangan para akademisi Islam maupun para ahli fiqih bahwa keragaman <i>(multi persfektif)</i> tentang makna sebenarnya <i>Billahi Fi Sabililhaq,</i> itu merupakan khasanah yang tak boleh ditinggalkan karena hal tersebut akan memperkaya proses iqranisasi yang bersumber tetap pada kalam illahiah. Kemudian khasanah tersebut di urai dalam satu naungan keberimanan untuk menjadi pandangan dan keyakinan yang mantap dan solid sehingga segala dimensi ruang dan waktu terisi oleh amaliah yang tidak terukur dan tak terhitung. Satu naungan tersebut haruslah di lengkapi dengan berbagai faktor teologi dan ideologi yang di hubungkan dengan faktor keragaman sosial manusia sehingga memberikan pemahaman yang baik sebagai panduan dan jalan menuju kesadaran amaliahnya sebagai titik kulminasi penuh dalam proses keduaniaannya. Naungan itu lebih di satukan dalam dimensi <i>Fastabiqul Khaerat (berlomba-lomba kepada kebaikan)</i> tanpa mengenal tapal batas dan waktu. Dengan demikian <i>Fastabiqul Khaerat</i> merupakan langkah strategis manusia sebagai alat penyempurnaan segala aspek ibadah, keimanan, ketaqwaan dan keyakinan akan sang pencipta. Makna inilah yang akan kita jadikan sebuah mainstream sebagai jalan doktrinal ideologi untuk mencapai kesempurnaan <i>haq</i> di jalan Tuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selama ini banyak tafsiran dan metode yang di gunakan oleh berbagai ulama maupun akademisi Islam yang berusaha menempatkan <i>Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat</i> sebagai bagian dari aksi radikalisasi dan meminta agama sebagai hakim dengan melakukan pembenaran terhadap radikalisasi serta kekerasan tersebut. Hal ini sala satu kelemahan dalam memberikan pandangan terhadap makna <i>Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat</i> sehingga menyebabkan sesat fikir dan tidak obyektif menelisik perkembangan dunia pada zamannya. Akibat dari sesat fikir tersebut banyak melahirkan generasi ulama dan akademisi Islam yang justru membawa Islam pada wilayah mencoreng wajahnya sendiri dengan melakukan kekerasan serta radikalisasi atas nama agamanya. Sedemikian rupawan dan keragaman yang multipersfektif timbul di tengah ulama dan para akademisi dalam memformulasikan makna <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat. </i>Ini harus di kritik sebagai bentuk penumbuhan sikap egaliter dan moderat terhadap perkembangan zaman dalam pandangan Islam. Mengapa ? sederet dan bersusunan persoalan yang sering kita jumpai belum bisa menuntaskannya sebagai indikator bahwa kita sesungguhnya belumlah mengalami kemajuan yang signifikan. Seumpama saja persoalan TKI dan kemelut politik di negeri ini yang tidak kunjung ada common will untuk menyelsaikannya, padahal itu merupakan sebuah tanggungjawab besar dalam system <i>khalifah (kepemimpinan),</i> namun yang terjadi meninggalkan bekas luka yang mendalam di hati umatnya (rakyat) sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seharusnya <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat</i> di jadikan cambuk untuk membangun peradaban yang lebih baik dan menata seluruh sendi kehidupan dengan rapi, aman dan sentosa. Kerinduan akan perdamaian sala satu misi yang harus di gapai melalui instrument <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat, </i>kerinduan perdamaian dan kebahagiaan yang di rindukan itu tak akan pernah lelah untuk diharapkan sebagaimana apa yang di rindukan oleh tuhannya ketika menunjuk manusia sebagai khalifah dan menyongsong peradaban yang baik dengan instrument <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat</i> dalam mengapai kehidupan jannah. Apapun latar belakang manusia akan tetap merujuk dan bersumber pada kebenaran itu melalui fastabiqul khaerat sebagai alat penyempurnaan segala amaliah yang ada. <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat</i> merupakan deklarasi nurani setiap manusia untuk berbuat baik tanpa ada larangan, selagi itu semua dalam koridor masing-masing dengan memperhatikan asas teologisnya. Namun di balik segala yang di pandang baik pasti ada terselip sesuatu yang di anggap keburukan, entah itu ada indikasi provokasi negatif terhadap prilaku atau terlepas dari segala kemungkinan buruk, karena merasa telah mengalami kepuasan sehingga provokasi negatif pun selalu ada. Mengutif apa yang dikatakan oleh Djazman Al kindi bahwa kepuasan cenderung membawa mudarat dan mengalami dekandensi sehingga semua insan manusia sering sfekulatif dalam pandangannya. Kepuasan inilah yang sering menyebabkan tanpa control sehingga lambat laun mengalami krisis moralitas dan prilaku baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kita bisa ilustrasikan bahwa kekacauan yang terdapat di tengah jalan penyelsaiannya merupakan kecendrungan yang sifatnya tetap dan sering menjadikan sarana emosional yang tak tertahankan baik secara nurani maupun fisik. Hal ini kemudian menjadi kontroversi yang sangat pahit dan hanya merupakan abstraksi dari kepuasan spesifik. Padahal kita tahu semua bahwa kepuasan adalah alat analisis amaliah yang paling ampuh sebagai faktor terbesar untuk melakukan identifikasi dan mengukur tingkat kemampuan berfastabiqul khaeratnya setiap manusia. <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat </i>tidak dapat di pisahkan atau di isolasikan dari basis teologis masyarakat, bukanlah seperti sari buah yang sifatnya homogen dan spesifik untuk di konsumsi. Tepatnya, intensitas <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat </i>sama persisnya dengan apa yang di lakukan dalam durasi penyadaran nilai-nilai kemanusiaan untuk menjawab dan menentukan arah dari kekuatan <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat.</i> Maka setiap yang melakukannya akan mengatakan itu adalah preferensi yang sungguh-sungguh di perhitungkan sebagai kuantitas piñata peradaban. Tidak ada yang keberatan untuk menggunakan jalan ini dan kalaupun meninggalkan makna <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat </i>sebagai standar dan mengantikannya dengan prilaku maka menjadi jelaslah bahwa itu hanya alat polesan nuraninya sebagai bentuk pertobatan sementara, sehabis itu di landa oleh krisis moral dan kejelekan tiada akhir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada hakekatnya mengimplementasikan <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat </i>dalam arus besar pemikiran kita akan menjadi sslebih baik, karena sudah jelas bahwa<i>Fastabiqul Khaerat</i> di jalan yang terbaik itu lebih bermanfaat daripada kita menjadi babi terperangkap dan buta tuli terhadap esensi kehidupan. Coba kita bawa alam argumentasi <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat </i>dalam nurani dan pikiran murni kita untuk selangkah lebih jauh lagi dan anggaplah selama ini kita banyak meraup dan mendapatkan kesenangan secara langsung dan memperoleh melalui tahapan yang panjang, dibandingkan dengan kini yang kita hadapi dan lihat bersama drama kemungkaran tanpa layak di pertontonkan dan di contohkan. Mengutif tulisan Muhammadun AS (Jawa Post, 29/7/2011) mengatakan bahwa umat beragama terasa mulai menggunakan jubah namun berprilaku tidak baik. Ini merupakan implikasi dari pola pemahaman yang masih split (pecah) terhadap penomen kehidupan. Hal ini pun pasti terjadi prinsip kapitalisasi fastabiqul khaerat dalam konteks bayar membayar dalam perlombaan kebaikan. Padahal yang harus kita ketahui bahwa konsep manusia merupakan mahluk sosial yang bisa di katakan semirusak sehingga seringkali lahir generasi yang hipokrit tanpa bisa memaknai bahwa kelahiran manusia di peruntukan untuk menjaga dan memelihara bumi dan segala isinya berdasarkan perintah tuhan. Ketakutan selama ini peran fastabiqul khaerat sudah terjebak dan mengalami kekosongan dalam suasana naluri manusia untuk berfastabiqul khaerat. Persoalan inilah yang di alami oleh umat beragama yang kebanyak artificial dan adanya defotisme hawa nafsu yang memorak-morandakan nurani manusia. Nabi tidaklah memerintahkan umatnya untuk selalu sibuk dengan ritual yang membosankan, namun bagaimana umatnya harus bisa memberikan kontribusi mengeluarkan saudara-saudaranya yang masih tertinggal dan mengalami kemiskinan serta terbelakang. Berfastabiqul khaerat dalam menolong sesama dan memberikan penghidupan bagi kaum miskin merupakan panggilan nurani yang suci dari lubuk hati sehingga dapat menemukan makna substantif dari <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat</i>. Sudah saatnya umat beragama kembali pada substansi <i>Fi Sabililhaq Fastabiqul Khaerat </i>agar kita semua menjadi bagian yang terindah sebagai kado kebahagiaan dari Tuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber : </span><a href="http://www.imm.or.id/">http://www.imm.or.id/</a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-72747251878602871702011-10-20T18:02:00.001+07:002011-10-20T18:05:13.117+07:00Imam Shalat dan Pemimpin<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbyMIP1LomtXe62vxg8TF3S4LfZql2dlV1Wu-2JufipDbELCmZPgUIZF2eDkjl8JLKJKlVQzmnGrrmoBB5mGjJKj59Wa-zUuli080jZzMSusETFe9VmaiEeyUIm3vAvE7qo82jj3AKzkRB/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbyMIP1LomtXe62vxg8TF3S4LfZql2dlV1Wu-2JufipDbELCmZPgUIZF2eDkjl8JLKJKlVQzmnGrrmoBB5mGjJKj59Wa-zUuli080jZzMSusETFe9VmaiEeyUIm3vAvE7qo82jj3AKzkRB/s320/images.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><b>Imam shalat</b> adalah sebuah ‘jabatan’ yang sangat mulia dan memiliki tanggung jawab yang sanggat besar. Tidak setiap orang dapat menjadi imam dalam shalat karena harus memiliki kompetensi tertentu yang sudah menjadi konsesus ulama <i>fiqih</i>. Oleh karena itu, orang yang menjadi imam adalah orang yang terbaik diantara yang lainnya bukan berdasarkan lamanya hidup didunia tetapi kualitas individu yang dimiliki yang menyebabkan seseorang bisa menjadi seorang imam. Begitupun dengan seorang pemimpin harus memiliki kompetensi yang lebih dari yang lain, sehingga bisa membuat visi dan misi yang bisa dilaksanakan oleh para pembantu serta kebijakan yang dikeluarkan dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh pembantunya. Dan hasilnya kemajuan atau kesejahtraan yang dicita-citakan akan dapat tercapai.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun yang menjadi persoalan adalah ketika seorang imam dan pemimpin dipilih bukan berdasarkan kompetensi yang ditetapkan tapi berdasarkan kekayaan dan kekuatan uang atau besarnya uang yang diberikan kepada masyarakat. Maka kemajuan yang diharapkan sulit karena pemimpin yang dipilih tidak memiliki keahlian dibidangnya, begitupun dengan seorang imam shalat bukan tidak mungkin akan menyebabkan tidak sahnya proses ibadah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(shalat)</i> karena kesalahan yang dilakukan atau diperbuat sang imam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kekeliruan Imam dan Pemimpin</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbicara kekeliruan setiap orang meski pernah mengalami namun jangan sampai diulangi kembali, agar kredibelitas tidak tereduksi karena sering berbuat yang tidak sesuai dengan aturan janji yang disampaikan. Hal yang patut menjadi teladan dalam proses melaksanakan shalat berjamaah untuk seorang pemimpin atau pejabat publik. Ketika seorang dipilih menjadi seorang imam shalat maka semua mematuhi gerakan dan arahan dari imam tidak boleh ada yang membantah bahkan memprotes, selama semua itu dalam koridor aturan agama dan tidak melakukan kesalahan yang fatal. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun ketika imam melakukan kesalahan atau keluar dari koridor yang telah ditentukan imam harus dan akan diingatkan oleh makmun <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(umat)</i> yang ada dibelakangnya. Dan hal ini dilakukan agar proses ibadah berjalan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan tidak sia-sia. Yang menjadi imam ketika diingatkan tidak boleh dan tidak akan marah namun menyadari kesalahan dan memperbaiki kesalahannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kita bandingkan dengan pemimpin yang ada di Negeri ini apakah seperti imam dalam shalat atau sebaliknya. Ketika masyarakat mengingatkan kesalahan pemimpinnya justru pimpinan kita membela diri dan balik mengkritik, bukan menyadari dan berterima kasih telah diingatkan. Sejatinya masyarakat itu mencintai pemimpinnya dan untuk kebaikan seluruh yang dipimpinnya. Namun gengsi dan arogansi telah mengalahkan filosofi shalat dalam proses kepemimpinan seseorang. Ini fakta bahwa shalat yang dilakukan hanya sebatas pada proses ritual semata belum pada tataran aplikasi nyata dan diterapkan dalam kehidupan sosial.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Metode Mengingatkan </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam shalat ada metode mengingatkan seorang imam apabila melakukan kekeliruan dan dengan maksud bukan untuk menjatuhkan atau menghinakan imam. Sebaliknya seorang imam justru harus peka terhadap kesalahan yang dilakukannya dan kembali kepada jalan yang benar. Ketika seorang imam membaca keliru satu ayat saja dalam bacaan shalatnya maka dengan cepat orang yang berada dibelakang mengingatkan, jadi orang yang ada di belakang imam atau wakil imam harus benar-benar orang yang memiliki kompetensi untuk menjadi seorang imam. Dan ketika keliru dalam gerakan shalat maka makmum yang berada dibelakang harus mengingatkan dengan membaca bacaan yang sudah ditentukan yaitu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">subhanallah</i> dan imam harus menyadari kekeliruannya dan kembali kepada aturan yang sesungguhnya. Begitu indanya kebersamaan dalam shalat ada proses kebersamaan dan saling mengingatkan antara pimpinan dan orang yang dipimpin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Begitupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara maka filosofi dalam shalat berjamaah ini dapat dijadikan pegangan dalam kehidupan bernegara dan dijadikan acuan oleh seorang pemimpin. Dengan melihat metode mengingatkan dalam shalat maka dapat takwilkan atau diqiyaskan ketika seorang pemimpin keluar dari aturan yang sebenarnya maka seorang wakil harus selalu mengingatkan agar kembali kepada aturan yang sesungguhnya. Hal ini semata-mata dilakukan dengan ikhlas dengan tujuan untuk seluruh orang yang dipimpin. Maka ketika proses mengingatkan tersebut tidak boleh ada tendensi apapun, namun murni untuk perbaikan dan kebaikan bersama. Sebaliknya seorang pemimpin harus menyadari itu dan jangan arogan merasa orang yang paling benar sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Imam dan Ketegasan Pemimpin</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seorang imam shalat memiliki ketegasan dalam membawa jamaahnya dan telah memiliki idikator yang sangat jelas dan memiliki batasan yang jelas. Jadi semua makmum yang mengikutinya merasa yakin dan percaya apa yang dilakukan oleh imamnya. Maka dari itu seorang imam tidak boleh <i style="mso-bidi-font-style: normal;">was-was </i>atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ragu-ragu</i>, seorang imam harus memiliki keyakinan yang nyata dan ketegasan sehingga makmum menjadi percaya kepada imam dan ibadah yang dilaksanakan sah dan benar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ini berlaku bagi seorang pemimpin yang harus memiliki ketegasan dalam memimpin bangsa agar rakyat yang dipimpinnya memiliki keyakinan bangsa ini akan maju. Namun akan menjadi sebaliknya apabila pemimpin peragu maka rakyat yang dipimpinnya akan kurang yakin dengan kemampuan yang sesungguhnya. Perlu diingat seorang pemimipin juga harus memiliki indikator yang jelas dalam mencapai program-programnya supaya masyarakatnya bisa mengevaluasi dan mengawasi. Dan ketidakjujuran yang dilakukan oleh para pembantu pemimpin dapat diminimalisir mungkin. Tulisan ini bukan untuk mencari kesalahan seorang pemimpin ataupun yang lainnya hanya kita dapat mengambil pelajaran dari proses Ibadah Shalat yang selalu kita lakukan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Shalat yang selama ini kita lakukan hendaknya dapat kita ejawantahkan dalam prilaku sosial sehingga fungsi shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar dapat direalisasikan. Sejatinya juga perintah shalat dalam al-Qur’an dengan jelas yaitu disuruh menegakan shalat, hal ini kalau kita maknai secara mendalam adalah bukan hanya dilakukan tapi dapat difahami filosofi dari nilai-nilai shalat tersebut. Yang pada akhirnya segala apa yang dilakukan dalam shalat dapat dimanifestasikan dalam kehidupan yang nyata. Maka kalau sudah memahami nilai-nilai shalat dan dapat dilaksanakan dengan baik bukan tidak mungkin fungsi shalat seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an dapat terwujud.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketika semua itu terwujud maka segala bentuk ketidakjujuran yang menggerogoti kepercayaan bangsa ini terhadap pemimpinnya akan hilang dengan sendirinya. Disinilah sesungguhnya fungsi agama dalam kehidupan nyata, sehingga agama tidak difahami hanya sebatas ritual semata tetapi dapat diejawantakan dalam kehidupan sehingga pada akhirnya dapat menjadi kontrol kehidupan sosial masyarakat kita. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Negara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">baldatun toyibatun warrofun ghofur</i> tidak hanya sebatas selogan tapi dapat diwujudkan dengan nyata. Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya keterlibatan seluruh steakholder masyarakat sehingga menjadi <b>gerakan sosial</b> yang massif, dan dapat merubah kehidupan kebangsaan kearah yang lebih baik. Kita masih memiliki harapan terhadap bangsa ini untuk menjadi bangsa yang kuat dan disegani. Tidak perlu adanya formalisasi aturan agama dalam kehidupan bernegara tapi cukup mengamalkan filosfi shalat itu sendiri yang ada akan dengan baik dan tidak adanya pemakasaan terhadap umat Islam. Semoga bangsa ini bisa menjadi lebih baik serta terbebas dari korupsi dan kebohongan yang terus dilakukan oleh seluruh rakyat dan pimpinannya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">*Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang dan Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.</span></i></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-32149241196636804122011-10-10T19:03:00.001+07:002011-10-10T19:09:06.384+07:00Enam 'W' Bikin Hidup Sukses<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAyyED9TLQM7kLUxF1C8h4F0kyw94fOQZIOG4Awo0XnqeSFzOX7i3wPBYFVcrVwMGxMDwY9bymxH-rqAQ0lof_IE3HIQgeSolDGq4kh1S2IvbYVOLHoy9zQNNPAWItt-sQkmRlvNjVFib6/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAyyED9TLQM7kLUxF1C8h4F0kyw94fOQZIOG4Awo0XnqeSFzOX7i3wPBYFVcrVwMGxMDwY9bymxH-rqAQ0lof_IE3HIQgeSolDGq4kh1S2IvbYVOLHoy9zQNNPAWItt-sQkmRlvNjVFib6/s320/images.jpg" width="222" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Siapa yang tidak ingin sukses dalam hidupnya? Semua orang pastilah ingin sukses, tidak hanya sukses dunia tetapi juga sukses akhirat. Meraih kesuksesan itu membutuhkan sebuah proses, tidak bisa secara instant. Butuh perjuangan yang sangat keras, tidak mudah putus asa ketika menghadapi masalah hidup ini. Masalah itu muncul sebagai ujian keimanan kita. Apakah kita lulus atau tidak? Itu semua tergantung bagaimana kita menyikapi persoalan-persoalan dalam hidup kita. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jika kita ingin sukses di dunia dan di akhirat, maka selalu ingatlah 6 ”W” yang merupakan nasehat dari Imam Al-Ghazali : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">What is the nearest to us in this world?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mungkin kita berpikir yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini adalah ibu karena ibulah yang mengandung, melahirkan, merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang. Akan tetapi, yang paling dekat dengan kita sebenarnya kematian. Firman Allah dalam Q.S Al-Jumuah (62) : 8, yang artinya :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“Katakanlah : ‘Sesungguhnya, kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, …….”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kematian adalah rahasia Ilahi dan tidak ada satupun yang dapat mengelaknya. Kapanpun, dimanapun, hari ini pun mungkin kita bisa mati. Kematian merupakan hukum mutlak yang telah ditetapkan oleh Allah di Lauhl Mahfudz dan tak satupun yang dapat merubahnya. Jika kita ingin sukses, ingatlah akan kematian. Sebenarnya mengingat mati akan memberi motivasi atau dorongan besar kepada kita untuk senantiasa memanfaatkan kesempatan hidup di dunia dan sebagai ladang investasi amal kelak diakhirat. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">What is the farthest to us in this world?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kita pasti memikirkan benda-benda langit seperti bulan, bintang, planet dll yang jauh dari diri kita.Akan tetapi, jawaban itu salah besar karena sudah banyak astronot yang dapat menginjakan kaki di bulan. Hal yang tidak mungkin kita datangi yaitu masa lalu. Kita tidak mungkin kembali lagi kemasa lalu karena waktu tidak dapat diputar. Masa lalu akan menjadi kenangan saja baik kenangan manis maupun pahit. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan demikian kita harus memanfaatkan waktu denagn sebaik-baiknya. Kita manfaatkan untuk hal-hal yang positif. Misalnya saja, sebagai mahasiswa kita harus belajar sungguh-sungguh, aktif dalam berorganisasi dan lain-lain. Sehingga, kita tidak akan menyesal dalam hidup ini. Jika kita memanfaatkan hari ini dengan hal-hal yang positif pasti kenangan manis yang kita tuai kemudian hari dan begitu juga sebaliknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">What is the biggest in this world?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jika pertanyaan ini di tunjukkan bagi anak-anak, mereka mungkin akan menjawab bahwa gajah adalah yang paling besar. Akan tetapi, sesungguhnya yang paling besar adalah hawa nafsu. Manusia memang memerlukan hawa nafsu. Jika tidak, manusia tidak akan bertahan hidup. Beberapa hawa nafsu yang dimiliki manusia yaitu nafsu makan, minum, seks, berkuasa, mengumpulkan harta dan masih banyak lagi. Manusia memang membutuhkan hawa nafsu tetapi kita jangan sampai diperbudak oleh hawa nafsu karena manusia itu sendiri yang akan rugi atau menyesal. Firman Allah Q.S Al-Furqan (25) : 43-44, yang artinya :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“ <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Terangkanlah kepada-Ku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Ataukah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya(dari binatang ternak)”</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memang tidak mudah mengendalikan hawa nafsu, butuh perjuangan ekstra keras. Jika kita selalu mencoba dan mencoba memenage hawa nafsu , kita tidak akan diperbudak oleh hawa nafsu itu sendiri. Insyaallah kita akan berjalan di jalan yang Allah ridhoi. Amin </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">What is heaviest in this world?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memegang amanah merupakan hal yang paling berat di dunia ini. Karena suatu saat orang yang memegang amanah akan di mintai pertanggung jawaban. Misalnya, seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Jika kita di percaya oleh teman kita untuk menjaga rahasia, sebagai seorang yang amanah kita harus menjaga betul amanah yang diberikan kepada kita, apapun yang akan terjadi. Sekali saja kita mengecewakan amanah yang telah diberikan kepada kita, sangat sulit orang akan memberikan amanah lagi kepada kita. Untuk itu, kita harus betul-betul menjadi seorang yang amanah dalam hal apapun karena kelak kita akan dimintai pertanggung jawaban.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">What is lightest in this world?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal yang paling mudah dilakukan oleh manusia di dunia ini adalah meninggalkan shalat. Kadang kita tidak merasa berdosa meninggalkan shalat, padahal janji Allah bagi orang –orang yang meninggalkan shalat adalah masuk neraka. Kita lihat diri kita sendiri saja, nggak usah lihat orang lain. Misalnya, ketika kita lagi ke asyikan main kadang-kadang gak tau waktu, eh ternyata waktu shalatnya udah abiz dech. Ini contoh manusia yang mempertuhankan urusan dunia daripada urusan akhirat. Sungguh orang yang celaka adalah orang yang lalai dari shalatnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">What is sharpest in this world?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam benak kita mungkin pedang yang paling tajam di dunia ini. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> tetapi, yang paling tajam adalah lidah manusia. Lidah manusia dapat menyakiti hati orang lain dan dapat membuat orang lain bahagia. Bilamana lidah dapat menyakiti hati orang lain? Bila manusia memanfaatkan lidah untuk hal-hal yang tidak baik seperti menggunjing orang, menfitnah orang dan lain-lain. Allah memberikan perumpamaan bagi orang yang menggunjing seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Firman Allah dalam Q.S Al-Hujurat (49) : 12, yang artinya </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">“ ….Dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya….”</span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seharusnya kita bersyukur Allah telah memberikan lidah kepada kita, bukti syukur itu kita gunakan lidah ini untuk berbicara yang baik-baik. Ingatlah keenam nasehati tersebut dalam hidup kita. Insyaallah Allah jika kita selalu ingat kematian, selalu berbuat yang terbaik setiap harinya, memanage hawa nafsu, tidak meninggalkan shalat dan selalu menjaga lisan , kita tergolong orang-orang yang beruntung. Tidak hanya sukses di dunia, tetapi insyaallah sukses akhirat juga.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber : Bulletin Tarbawy PAI UM Magelang</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-21230180868099515742011-09-24T12:57:00.001+07:002011-09-24T13:02:57.285+07:00Membaca Agama Obama<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSsz6ITw83JT8TUzmNSxwL111B1TCYdFOUq763A4C0-OfCoEq2SiSbK3TR63KeYRIg0bOGoZ9iHMpYcxm2a-wTO9kZhqyPv0tT2iqfpSM3Qz6S8XMpjTvz6Fssg36iJ-nwiTRUj9RfX9kp/s1600/index.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSsz6ITw83JT8TUzmNSxwL111B1TCYdFOUq763A4C0-OfCoEq2SiSbK3TR63KeYRIg0bOGoZ9iHMpYcxm2a-wTO9kZhqyPv0tT2iqfpSM3Qz6S8XMpjTvz6Fssg36iJ-nwiTRUj9RfX9kp/s1600/index.jpeg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Presiden<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"> </b><b><i>Barack Husain Obama</i></b> atau yang lebih popular dengan sebutan Obama, sangat diagungkan dan dielu-elukan didunia Islam dan umat Islam menaruh harapan yang besar terhadapnya. Namun betul kata <b>Valadimir Putin</b> (PM Rusia dan Mantan Presiden Rusia) bahwa harapan yang besar akan menimbulkan kekecewaan yang besar pula. Saya tidak dalam posisi menjastifikasi pernyataan Putin, namun kalau kita analogikan pernyataan Putin ini harapan umat Islam terhadap presiden <b>Obama</b> mungkin tepat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Umat Islam diseluruh dunia memiliki harapan yang luar biasa terhadap Obama karena diyakini akan berpihak kepada kepentingan umat Islam. Ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa Obama memiliki hubungan khusus dengan Islam salah satunya adalah adanya nama yang ‘berbau’ muslim dalam nama tengah Obama selain itu dikuatkan dengan tesis bahwa Obama pernah tinggal di Negara muslim terbesar didunia yaitu Indonesia. Sehingga harapan itu semakin memperkuat umat Islam didunia, euforia kemenangan Obama dalam pemilihan Presiden secara langsung telah membangkitkan semangat umat Islam, bahwa Obama yang memiliki latar belakang kedekatan dengan umat Islam akan berbeda kebijakan luar negerinya dengan para pendahulunya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Harapan itu di perkuat dengan sikap Obama dan janji-janjinya selama berkampanye yaitu akan menegakan keadilan dan menghormati Islam. Harapan itu agaknya akan terwujud ketika Obama rajin berkunjung ke Timur Tengah dengan mengubar mimpi bagi umat Islam, bahkan janji penarikan pasukan dari Irak dan Afganistan telah menjadi ciri khas kampanye Obama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun setelah berjalan sekian lama adakah harapan itu akan terwujud? Pernyataan atau pertanyaan ini terjawab ketika sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tanggal 22 September 2011, bahwa sikap Obama sama dengan para pendahulunya yang selalu mendukung kekejian Israel dan menutup mata pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga Muslim Palestina. Obama dengan tegas menolak Negara <u>Palestina</u> dalam keanggotaan PBB, setelah apa yang dilakukan oleh Obama masihkan kita memiliki harapan terhadap presiden <b>Amerika Serikat </b>(AS) tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Boleh jadi siapapun presidennya kebijakan yang dikeluarkan oleh AS akan memiliki kesamaan yaitu melindungi segala kepentingan Yahudi. Karena sesungguhnya Amerika Serikat itu berada dalam genggaman orang-orang Yahudi, jadi jangan berharap banyak terhadap presiden Amerika Serikat karena semua kebijakan yang dikeluarkan akan sama tidak peduli apapun warna kulitnya untuk urusan kebijakan luar Negeri tetap melindungi segala kepentingan Yahudi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kita dapat menyimpulkan walau Obama seorang Nasrani (Kristen) namun pola pikir dan apa yang dilakukannya ada pada kerangka dan pengaruh orang Yahudi. Begitu hebatkah orang-orang Yahudi itu sehingga bisa menguasai dunia walau dengan jumlah yang sangat sedikit. Mulai saat ini mari kita instrospeksi bahwa apa yang kita idolakan selama ini sesungguhnya tidak menyukai agama yang kita cintai ini. </span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-79155664984287820572011-09-23T11:01:00.000+07:002011-09-23T11:01:09.717+07:00Gagasan Profetik Kuntowijoyo<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXSJgyW-X1EFAEi5vHdtqPkgWTlao5QjilTt65xVkul1z6PR4y6b_uTyp3m2QDQsIL7CXo9yNTq9Xwl7nIShbQ1n2tbhLh_My13hvAXQFD40WVz-BECMHUaYuZXxf70IaEA-tPi2lXUy_l/s1600/index.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXSJgyW-X1EFAEi5vHdtqPkgWTlao5QjilTt65xVkul1z6PR4y6b_uTyp3m2QDQsIL7CXo9yNTq9Xwl7nIShbQ1n2tbhLh_My13hvAXQFD40WVz-BECMHUaYuZXxf70IaEA-tPi2lXUy_l/s1600/index.jpeg" /></a></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">Gagasan profetik <b>Kuntowijoyo</b> berpijak pada tiga elemen utama: humanisasi (ta’muru bil ma’ruf), liberasi (tanhawna ‘anil munkar), dan transendensi (tu’minu billah). Konsep ini berakar dari Al-Qur’an Surah Ali Imran: 110: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”. Konsepsi Kuntowijoyo diderivasikan dari tiga elemen yang Allah sebut sebagai prasyarat umat terbaik tersebut.</div><a href="" name="more"></a> <div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">Menurut Kuntowijoyo, Amar Ma’ruf (menyuruh kepada yang baik) tidak hanya berada dalam konteks individual, melakukan kebaikan pada sesama. Ia harus ditransformasikan dalam konteks sosial budaya. Kuntowijoyo menafsirkannya sebagai emansipasi manusia kepada fitrah-nya: pada posisinya sebagai makhluk yang mulia. Inilah yang ia sebut sebagai humanisasi teosentris: kembalinya manusia pada <i>fitrah</i>nya sebagai makhluk Allah yang diberi tanggung jawab untuk mengelola bumi. Humanisasi berarti menebar kebaikan dengan titik pijak keadilan. Misi humanisasi adalah menempatkan manusia sebagai khalifatullah fil ‘ardli, pemimpin di muka bumi, yang mesti menjalankan misi keadilan. Upaya-upaya rekonstruksi ini perlu dijalankan dalam konteks sosial-budaya, termanifestasi dalam ruang-ruang publik yang konkret, dan menjadikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">Sementara itu, Nahyi Munkar (mencegah kemunkaran) juga tidak bisa hanya dimaknai dalam kerangka individual. Secara sosial, nahyi munkar berarti pembebasan manusia atas penindasan dari manusia lainnya, pembebasan dari segala bentuk kegelapan (zhulumat), kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dsb. Juga pembebasan manusia atas kezaliman yang dilakukan oleh manusia lainnya. Artinya, konsep nahyi munkar memiliki implikasi gerakan dan struktural. Spirit pembebasan ini banyak ditemui dari puisi-puisi Kuntowijoyo, sebagaimana penulis kutip di atas: “Karena kakiku masih di bumi Hingga kejahatan terakhir dimusnahkan Hingga para du’afa dan Mustada’afin diangkat Tuhan dari penderitaan”.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">Dalam pelbagai tulisannya, Kuntowijoyo juga banyak memberikan kritik-kritik sosial atas realitas yang ada. Ia banyak melihat kondisi <i>sejarah sosial Indonesia</i> yang diwarnai oleh praktik-praktik eksploitasi kapital. Potret penindasan ini muncul dalam bentuk oligarki antara pemodal besar dengan negara yang kemudian menyebabkan akses rakyat kecil atas ekonomi menjadi terhambat. Ia menyebutnya sebagai dhuafa dan mustadh’afin. Pembebasan juga perlu dilakukan pada praktik kezaliman ekonomi seperti ini. Spirit Marx atas pembebasan manusia dari keterasingan juga senada dengan konsepsi beliau tentang pembebasan.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">Adapun tu’minu billah berarti pengembalian segala sesuatu pada hakikatnya yang paling mendasar: tauhid. Pada titik inilah gagasan ilmu sosial profetik menjadi penting. Gagasan tauhid tidak hanya berada pada level teologis, tetapi juga harus diterjemahkan melalui langkah-langkah sosial konkret. Konsep transendensi ini dapat dibaca melalui konsep tauhid sosial yang digagas Amien Rais dan Teologi Al-Ma’un yang dicanangkan KH. Ahmad Dahlan.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">Wacana tauhid sosial mengejawantahkan tauhid dalam semua dimensi kehidupan. Menurut Amien Rais, Tauhid Sosial merupakan dimensi sosial dari konsep tauhid (pengesaan Allah secara mutlak), agar konsepsi tauhid yang telah terintegrasi di pola pikir umat Islam dapat dipraktikkan pada tataran masyarakat.Implikasi yang diharapkan dari Tauhid Sosial ini adalah munculnya manusia-tauhid (meminjam istilah Amien Rais, lihat Muzakki, 2004) yang mampu berpikir secara arif dengan landasan tauhid dan syariah. Tauhid harus ditransformasikan dalam bentuk akhlak dan etika sosial. Dalam konteks sosial-politik, etika tersebut tidak hanya diwujudkan dalam aktivitas berinteraksi dengan individu, tetapi juga dalam ruang-ruang publik. (<b>Amien Rais</b>, 1997).</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">Sementara itu, <b>KH. Ahmad Dahlan</b> memperkenalkan cara berpikir yang sederhana: mengamalkan perintah Allah dalam Al-Qur’an secara nyata. Dalam konteks ini, Kyai Dahlan mengajarkan murid-muridnya Surah Al-Ma’un secara berulang-ulang. Sudah barang tentu, murid-muridnya bertanya. . Kyai Dahlan kemudian mengajak murid-muridnya ke pasar dan membeli kebutuhan hidup sehari-hari mereka, lantas pergi ke tempat orang-orang miskin dan memberikan barang-barang tersebut kepada mereka. Tak cukup sampai di situ, Kyai Dahlan juga mengajak murid-muridnya untuk memelihara anak-anak yatim yang miskin, sebagaimana dipesankan dalam surah Al-Ma’un tersebut.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">Ada satu semangat yang bisa ditangkap dari kisah sederhana tersebut. Kyai Dahlan mengajak kita untuk mengejawantahkan ajaran tauhid dan ayat-ayat Al-Qur’an dalam bentuknya yang sangat praksis dan implementatif, yaitu pengamalan nyata. Bentuk inilah yang disebut oleh Kuntowijoyo sebagai “<i>Gerakan Sosial Muhammadiyah</i>”.(Kuntowijoyo, 2008).</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> </div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;"><strong>Menafsirkan Kuntowijoyo: Konteks Indonesia Kontemporer</strong></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Sebetulnya, gagasan Kuntowijoyo memiliki banyak relevansi dengan konteks Indonesia kontemporer. Saya akan melihat satu fakta saja dalam masalah Indonesia, yaitu adanya arus globalisasi yang tidak hanya memberi dampak positif bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga memberi dampak-dampak sosial negatif di semua aspek.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Kita sedang berada di era globalisasi. <em>The world is flat</em>, kata Thomas Friedman, seorang kolumnis di New York Times. Arus globalisasi yang dicirikan oleh “interconnectedness” –kata Martin Wolf— atau “distanciation” –menurut Anthony Giddens— menjadi tak lagi terhindarkan di seluruh pelosok dunia.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Serbuan-serbuan kultural tak ayal masuk ke generasi muda . Kita menghadapi problem yang cukup serius: mulai memudarnya sinyal religiusitas dalam masyarakat dunia, terutama di kalangan generasi muda. Berbicara mengenai globalisasi, maka akan berbicara pula mengenai fenomena sosial-budaya yang melintasi batas negara, mengakibatkan perubahan-perubahan sosial di berbagai aspek. <u>James Rosenau</u>, pakar Hubungan Internasional di <i>George Washington University,</i> telah memberikan dua kata kunci yang menentukan arah geraknya yang begitu luas ke berbagai penjuru dunia: integrasi dan fragmentasi.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Hal tersebut, jika kita tafsirkan secara lebih luas, dapat berarti bahwa globalisasi memiliki karakteristik “menyatukan aspek-aspek sosial ke dalam sebuah standard baru” dan memfragmentasikan standard tersebut ke berbagai penjuru dunia”. Implikasinya, terjadi perubahan kultural dan sosial. Globalisasi memiliki dua sisi. Di satu sisi, globalisasi membuat kemajuan teknologi dapat dirasakan oleh semua orang. Namun, di sisi lain globalisasi juga punya dampak sosial yang tak terelakkan bagi kehidupan.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Dalam era globalisasi, kondisi yang fragmentaris tersebut menimbulkan dampak negatif berupa perluasan dimensi dan lokus konflik. Maraknya gerakan transnasional serta pemahaman-pemahaman keagamaan yang bertabrakan dengan garis pemahaman yang sudah pakem –dalam bentuk radikalisme agama dan liberalisme pemikiran keamaan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>juga membuat adanya konflik yang sama di tempat yang berbeda.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Problem lain adalah munculnya hegemoni dalam politik internasional yang mengatur order yang ada. Proses globalisasi pada perkembangannya bukan sebuah proses yang bebas nilai. Ia adalah sebuah jelmaan kepentingan dari kekuatan politik dan ekonomi yang mendominasi tata dunia saat ini. Proses globalisasi menawarkan nilai baru yang secara kultural berpotensi menggerus lokalitas dan tatanan baku yang ada. Jika tidak dihadapi, proses globalisasi akan berbenturan dengan upaya mempertahankan tradisi dan paham keagamaan. Globalisasi akan membentur nilai tradisi dan lokalitas yang ada, dan yang paling rawan terkena ekses ini adalah generasi muda. Pendeknya, kita akan melihat tidak hanya transformasi sosial progresif dalam bentuk kemajuan teknologi, tetapi juga keruntuhan budaya.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Gagasan Kuntowijoyo yang cukup relevan dalam melihat masalah ini adalah gagasan mengenai strategi budaya. Semua proses sosial, baik itu yang terjadi secara vertikal (dari negara ke masyarakat) maupun horisontal (antarmasyarakat) mesti memperhatikan nilai budaya. Kebijakan penanaman modal asing, misalnya, tidak hanya berdampak pada kondisi ekonomi-politik, melainkan juga punya ekses sosial-budaya. Kita dapat melihat banyaknya pertambangan yang mengalami konflik dengan petani dan masyarakat lokal karena menabrak rambu-rambu tradisi. Atau, persoalan pemiskinan struktural yang terjadi akibat negara memfasilitasi praktik-praktik akumulasi kapital. Tentu saja, ini memerlukan strategi kebudayaan dari semua pihak.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Strategi kebudayaan harus dimulai dari penghargaan atas nilai-nilai tradisi yang ada. <b>Kebudayaan modern</b> harus pula mempertimbangkan tradisi yang ada. Kuntowijoyo menyebut beberapa warisan tradisi di Sumatera, seperti Aceh, yang melihat al-malik al-adl sebagai sebuah konsep kepemimpinan yang adil. Pemimpin tidak harus demokratis, tetapi ia harus mampu mengayomi masyarakatnya dan bersikap adil tanpa pandang bulu. Atau, simbol-simbol kebudayaan di Jawa pada konsep “ngelmu” sebenarnya memiliki keterkaitan dengan cara hidup yang menyeluruh, menjadi panduan sederhana untuk menuntut ilmu apapun. Konsep seperti ini jika dihilangkan tidak hanya akan menggerus dasar kebudayaan, tetapi juga akan berpengaruh pada degradasi moral.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;"><strong>Ilmu Sosial Profetik sebagai Alat Transformasi Sosial</strong></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Kuntowijoyo memformulasikan konsep transformasi sosialnya ke dalam empat tahapan berikut: Dari teologi, bertransformasi ke dalam filsafat sosial, perumusan teori sosial, lalu perancangan agenda perubahan sosial. Dengan logika berpikir tersebut, Prof. Kunto ingin menyatakan pada semua aktivis gerakan, bahwa tidak mungkin berpikir melompat dari basis ideologi yang paling mendasar lantas langsung berpikir untuk menghadirkan perubahan sosial instan.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Perlu ada ketepatan pembacaan makro dan filosofis atas realitas sosial. Setelah pembacaan makro, perlu ada upaya untuk merumuskan teori dan aplikasi konkret dari pembacaan makro tersebut. Bagaimana caranya? tentu saja melalui riset-riset empiris yang dilakukan secara langsung. Sadar atau tidak, strategi perubahan sosial yang dirancang oleh banyak gerakan kontemporer cenderung melupakan perumusan teori sosial. Kita kadang terlalu asyik dalam pembahasan mengenai dikotomisasi mengenai Islam dan Barat dalam tataran normatif seperti referensi atau kerangka berpikir, tetapi melupakan rancangan metodologis.</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Memang, kita sangat perlu membedakan cara berpikir “ala Barat” dengan “ala Islam” dalam tataran epistemologis. Akan tetapi, apakah kita harus menghabiskan waktu hanya untuk berdebat dalam soal-soal filsafat ilmu an sich? Mengapa kita tidak segera beranjak ke tahapan selanjutnya, yaitu perumusan teori sosial, jika cara pandang mengenai kebenaran kita sudah bersifat final?</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Pada titik inilah gagasan ilmu sosial profetik (ISP) relevan diangkat. Menurut Azmy Basyarahil, ISP tidak hanya berhenti pada usaha menjelaskan realitas sosial. Tetapi, bergerak lebih jauh dengan mentransformasikannya menuju cita-cita masyarakat. ISP merumuskan tiga nilai penting sebagai pijakan, yaitu humanisasi, liberasi dan transendensi.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> Sumber : www.bungsucikal.com </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-47471517062696270522011-09-22T21:03:00.000+07:002011-09-22T21:03:22.673+07:00Cara Hidup Bahagia dengan Memaafkan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHOrh1QAAxCm2Kf4lBWPA7LyD7XkoCXuBsxSjjZxzncDnqpBbdLkVEgdRqmuBh1YsHACnPth0Xin0SLsXBC1PWeGSxeVsLwDVj2IIzqRa-onV788E1-8x7U1UZXtwueo29LMCi9c7N4v7l/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHOrh1QAAxCm2Kf4lBWPA7LyD7XkoCXuBsxSjjZxzncDnqpBbdLkVEgdRqmuBh1YsHACnPth0Xin0SLsXBC1PWeGSxeVsLwDVj2IIzqRa-onV788E1-8x7U1UZXtwueo29LMCi9c7N4v7l/s1600/images.jpeg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bayangkan Anda sedang menghadiri pesta yang amat meriah. Semua orang tampil dengan pakaian terbaik. Makanan yang dihidangkanpun tampak lezat dan mengundang selera. Saat Anda antre untuk mengambil makanan, tiba-tiba seseorang yang sangat Anda percaya berbisik di telinga Anda, ''Hati-hati, banyak makanan tak halal disini, bahkan ada beberapa yang beracun!'' Saya berani menjamin Anda akan mengurungkan niat mengambil makanan. Boleh jadi Anda pun langsung pulang ke rumah. Anda benar, hanya orang bodohlah yang mau menyantap makanan tersebut. Kita tak mau makan sembarangan. Kita sangat peduli pada kesehatan kita.</span></div><a href="" name="more"></a> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Anehnya, kita sering bahkan dengan sengaja memasukkan ''makanan-makanan beracun'' ke dalam pikiran kita. Kita tak sadar bahwa inilah sumber penderitaan kita. Salah satu makanan yang paling berbahaya tersebut bernama: ketidakmauan kita untuk memaafkan orang lain!<br />
Ketidakmauan memaafkan adalah penyakit berbahaya yang menggerogoti kebahagiaan kita. Kita sering menyimpan amarah. Kita marah karena dunia berjalan tak sesuai dengan kemauan kita. Kita marah karena pasangan, anak, orang tua, atasan, bawahan, dan rekan kerja, tak melakukan apa yang kita inginkan. Lebih parah lagi, kita memendam kemarahan ini berhari-hari, bahkan bertahun-tahun.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memang banyak sekali kejadian yang memancing emosi kita. Pengendara motor yang memaki kita, mobil yang menyalib dan hampir membuat kita celaka, orang yang membobol ATM kita, adik yang sering minta bantuan tapi tak pernah mengucapkan terima kasih, pembantu yang membohongi kita, maupun bos yang pelitnya luar biasa. Kita mungkin berpikir bahwa orang-orang tak tahu diri ini sudah sepantasnya kita benci. Tapi kita lupa bahwa kebencian yang kita simpan hanyalah merugikan kita sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sudah menjadi tabiat manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus dendam setiap kali ada yang menyakiti. Malah sebaliknya, jika kita dizalimi, maka doakanlah orang-orang yang menzalimi itu agar bertaubat dan menjadi orang saleh. Mampukah kita melakukannya?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para Nabi-Nabi adalah sosok yang hatinya bersih dari sifat dendam. Walau ia dihina, dicaci maki, difitnah, bahkan hendak dibunuh, tak sedikit pun ia mendendam. Bahkan, ia mati-matian berbuat baik kepada orang-orang tersebut dan begitu ringannya ia memaafkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penelitian menunjukkan ketidakrelaan memaafkan orang lain memiliki dampak hebat terhadap tubuh kita: menciptakan ketegangan, mempengaruhi sirkulasi darah dan sistem kekebalan, meningkatkan tekanan jantung, otak dan setiap organ dalam tubuh kita. Kemarahan yang terpendam mengakibatkan berbagai penyakit seperti pusing, sakit punggung, leher, dan perut, depresi, kurang energi, cemas, tak bisa tidur, ketakutan, dan tak bahagia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Baru-baru ini saya sempat berinteraksi dengan sekelompok mahasiswa yang mengeluhkan perasaan tertekan dan tak bahagia. Ternyata, kebanyakan dari mereka memendam berbagai kemarahan, baik kepada orang tua maupun orang-orang di sekitar mereka. Salah seorang mengaku telah 10 tahun memendam kebencian kepada wanita yang menjadi istri kedua ayahnya. Si ayah yang dijuluki orang paling sholeh di kantornya tanpa diduga mempunyai ''simpanan.'' Wanita ini kemudian dinikahinya, dan akhirnya meninggal karena stroke lima tahun lalu. Tapi, kemarahan dan kebencian si anak hingga kini belum juga mereda.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Musuh kita sebenarnya bukanlah orang yang membenci kita tetapi orang yang kita benci. Ada cerita mengenai seorang lelaki bekas tapol di zaman Orde Baru yang mengunjungi kawannya sesama eks tapol. Sambil mengobrol si kawan bertanya, ''Apakah kamu sudah melupakan rezim Orde Baru?'' Jawabnya, ''Ya, sudah.'' Si kawan kemudian berkata, ''Saya belum. Saya masih sangat membenci mereka.'' Lelaki itu tertawa kecil dan berkata, ''Kalau begitu, mereka masih memenjara dirimu.''</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kita harus terus berlatih untuk mengikis sifat dendam tersebut. Sebagai ilustrasi, kita bisa belajar dari para karateka yang berhasil menghancurkan batubata dengan tangannya. Pertama kali memukulnya, bata tersebut tidak langsung hancur. Tapi, dia tak patah semangat. Diulanginya terus usaha untuk menghancurkan bata tersebut. Akhirnya, pada pukulan kesekian, pada hari kesekian, bata tersebut berhasil dihancurkan. Memang, tangannya bengkak-bengkak, tetapi dia mendapatkan hasil yang diinginkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitu pula dengan hati. Jika hati dibiarkan sensitif, maka hati ini akan mudah sekali terluka. Akan tetapi, jika hati sering dilatih, maka hati kita akan semakin siap menghadapi pukulan dari berbagai arah. Jika kita telah disakiti seseorang, kita jangan melihat orang tersebut, tetapi lihatlah dia sebagai sarana ujian dan ladang amal kita terhadap Yang Maha Kuasa. Kita akan semakin sakit, tatkala melihat dan mengingat orangnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk mencapai kebahagiaan, kita perlu mengubah cara pandang kita. Sumber kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri, bukan di luar. Karena itu jangan terlalu memusingkan perilaku orang lain. Sebaliknya, belajarlah memaafkan. Kunci memaafkan adalah memahami ketidaktahuan. Banyak orang yang melakukan kesalahan karena ketidaktahuan. Kalaupun mereka sengaja melakukannya, itupun karena mereka sebenarnya tak tahu. Mereka tak tahu bahwa kejahatan bukanlah untuk orang lain tetapi untuk mereka sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang yang suka memaki dan bersikap kasar sebenarnya tak menyadari bahwa mereka sedang menzalimi dirinya sendiri. Suatu ketika ia akan kena batunya. Inilah konsekuensi logis dari hukum alam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mempraktikkan konsep memaafkan akan membuat hidup lebih ringan. Saya ingat, saat sedang duduk menunggu anak saya sekolah pada minggu lalu, seorang ibu yang lewat menubrukkan tasnya yang cukup berat ke kepala saya, tanpa permisi apalagi minta maaf. Orang-orang yang melihat kejadian itu menggeleng-gelengkan kepala sambil mencela kecerobohannya. Saya mencoba mempraktikkan konsep ini, dan langsung memaafkannya. Ibu itu kelihatannya sedang kalut. Tak mungkin ia sengaja menabrak saya begitu saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika kita menjadi lebih baik, Tuhan tentu akan memuliakan kita. Jika Tuhan sudah memuliakan, maka kita tidak akan menjadi hina karena hinaan orang lain. Untuk mencapai kebahagiaan, berikanlah maaf kepada orang lain. Hentikan kebiasaan menyalahkan orang lain. Ingatlah, kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Hanya Allah-lah yang Maha Suci dan Maha Sempurna. Saya menyukai apa yang dikemukakan Gerarld G Jampolsky dalam bukunya Forgiveness, The Greatest Healer of All. ''Rela memaafkan adalah jalan terpendek menuju Tuhan.'' Itulah kunci kemuliaan diri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber : http://www.bungsucikal.com/2011/09/sudahlah-maafkan-saja.html </span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-39774822493959356592011-09-22T20:57:00.000+07:002011-09-22T20:57:43.546+07:00Pakaian Kebahagiaan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKcaoh9SmK03Icm85YfW4QrmUt5Y9oElbOwhaiJlcWvGjBf2vqV5bes37NaWv6eceN0JDrNrAyA31rwTkmOYGmgWpOeOLy3fBRJutakfMBS1coI0W4GSVU-kALIVdPdVZDUFkzlW7EUNjX/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKcaoh9SmK03Icm85YfW4QrmUt5Y9oElbOwhaiJlcWvGjBf2vqV5bes37NaWv6eceN0JDrNrAyA31rwTkmOYGmgWpOeOLy3fBRJutakfMBS1coI0W4GSVU-kALIVdPdVZDUFkzlW7EUNjX/s1600/images.jpeg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Suatu ketika, tersebutlah seorang raja yang kaya raya. Kekayaannya sangat melimpah. Emas, permata, berlian, dan semua batu berharga telah menjadi miliknya. Tanah kekuasaannya, meluas hingga sejauh mata memandang. Puluhan istana, dan ratusan pelayan siap menjadi hambanya.</span></div><a href="" name="more"></a> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Karena ia memerintah dengan tangan besi, apapun yang diinginkannya hampir selalu diraihnya. Namun, semua itu tak membuatnya merasa cukup. Ia selalu merasa kekurangan. Tidurnya tak nyenyak, hatinya selalu merasa tak bahagia. Hidupnya, dirasa sangatlah menyedihkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Suatu hari, dipanggillah salah seorang prajurit tebaiknya. Sang Raja lalu berkata, "Aku telah punya banyak harta. Namun, aku tak pernah merasa bahagia. Karena itu, ujar sang raja, "Aku akan memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru negeri, dari pelosok ke pelosok, dan temukan orang yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku."</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Carilah hingga ujung-ujung cakrawala dan buana. Jika aku bisa mendapatkan pakaian itu, tentu, aku akan dapat merasa bahagia setiap hari. Aku tentu akan dapat membahagiakan diriku dengan pakaian itu. Temukan sampai dapat!" perintah sang Raja kepada prajuritnya. "Dan aku tidak mau kau kembali tanpa pakaian itu. Atau, kepalamu akan kupenggal !!"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mendengar titah sang Raja, prajurit itupun segera beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan untuk menunaikan tugas. Berangkatlah mereka mencari benda itu. Mereka pergi selama berbulan-bulan, menyusuri setiap penjuru negeri. Seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, seperti perintah Raja. Di telitinya setiap kampung dan desa, untuk mencari orang yang paling berbahagia, dan mengambil pakaiannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sang Raja pun mulai tak sabar menunggu. Dia terus menunggu, dan menunggu hingga jemu. Akhirnya, setelah berbulan-bulan pencarian, prajurit itu kembali. Ah, dia berjalan tertunduk, merangkak dengan tangan dan kaki di lantai, tampak seperti sedang memohon ampun pada Raja. Amarah Sang Raja mulai muncul, saat prajurit itu datang dengan tangan hampa. "Kemari cepat!!. Kau punya waktu 10 hitungan sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa kau melanggar perintahku. Mana pakaian kebahagiaan itu!" gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan air mata berlinang, dan badan bergetar, perlahan prajurit itu mulai angkat bicara.<br />
"Tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, untuk mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya."</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kemudian, sang Raja kembali bertanya, "Lalu, mengapa tak kau bawa pakaian kebahagiaan yang dimilikinya?"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Prajurit itu menjawab, "Ampun beribu ampun, tuanku, orang yang paling berbahagia itu, TIDAK mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan."</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang bernama kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan, seringkali memang tak membutuhkan apapun, kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir, dalam bentuk-bentuk yang sederhana, dan dalam wujud-wujud yang bersahaja.<br />
Seringkali memang, kebahagiaan tak di temukan dalam gemerlap harta dan permata. Seringkali memang, kebahagiaan, tak hadir dalam indahnya istana-istana megah. Dan ya, kebahagiaan, seringkali memang tak selalu ada pada besarnya penghasilan kita, mewahnya rumah kita, gemerlap lampu kristal yang kita miliki, dan indahnya jalinan sutra yang kita sandang. Seringkali malah, kebahagiaan hadir pada kesederhanaan, pada kebersahajaan. Seringkali rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang orang-orang di dalamnya mau mensyukuri keberadaan rumah itu. Seringkali, kebahagiaan itu hadir, pada jalin-jemalin syukur yang tak henti terpanjatkan pada Ilahi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebab, teman, kebahagiaan itu memang adanya di hati, di dalam kalbu ini. Kebahagiaan, tak berada jauh dari kita, asalkan kita mau menjumpainya. Ya, asalkan kita mau mensyukuri apa yang kita punyai, dan apa yang kita miliki.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adakah "pakaian-pakaian kebahagiaan" itu telah Anda sandang dalam hati? Temukan itu dalam diri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber : http://www.bungsucikal.com/2011/09/pakaian-kebahagiaan.html </span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-7187399551589180802011-09-22T20:51:00.000+07:002011-09-22T20:51:59.203+07:00Kehidupan Umpama Roda<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDLLjT_G1thHzs-FNBQyyotn4y9-rJQQ3wOzru5TGUIZr3OsjlrXwADh35STBB9uUm8tzUBti46C8UjpoaZygNL8a8Nqq0FGlognJZ0Trwzb7kg2Ju9TSfB9IpOIsqECbmZGJTfU_Jeg6L/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDLLjT_G1thHzs-FNBQyyotn4y9-rJQQ3wOzru5TGUIZr3OsjlrXwADh35STBB9uUm8tzUBti46C8UjpoaZygNL8a8Nqq0FGlognJZ0Trwzb7kg2Ju9TSfB9IpOIsqECbmZGJTfU_Jeg6L/s1600/images.jpeg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Guru, saya pernah mendengar kisah seorang lelaki arif yang pergi jauh dengan berjalan kaki. Cuma yang aneh, setiap ada jalan menurun, lelaki arif konon agak murung. Tetapi kalau jalan sedang mendaki ia tersenyum. Hikmah apakah yang dapat saya petik dari kisah ini?"</span></div><a href="" name="more"></a> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Itu perlambangan manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam kehidupan. Itu perlu kita jadikan cermin. Ketika bernasib baik, sesekali perlu kita sadari bahawa satu ketika kita akan mengalami nasib buruk yang tidak kita harapkan. Dengan demikian kita tidak terlalu bergembira sampai lupa bersyukur kepada yang Maha Pencipta. Ketika nasib sedang buruk, kita memandang masa depan dengan tersenyum optimis. Optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras."</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Apa alasan saya untuk optimis, sedang saya sadar nasib saya sedang jatuh dan berada dibawah."</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Alasannya ialah iman, karena kita yakin akan pertolongan yang Maha Kuasa."</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Hikmah selanjutnya?"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Orang yang terkenal satu ketika mesti bersiap sedia untuk dilupakan, orang yang diatas harus siap mental untuk turun kebawah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Orang kaya satu ketika harus siap untuk miskin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Orang sehat mesti ingat akan sakit"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Orang muda mesti bersiap untuk hari tua"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Orang hidup mesti bersiap untuk mati"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lantaran kita berasal dari tanah dan kembali menjadi tanah.... bukankah itu suatu putaran roda.</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-22417981701106559372011-09-22T20:48:00.000+07:002011-09-22T20:48:19.362+07:00Berani Marah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmajezuMqv4LYbH83L4LUfoR2QrqM94a4KWih1Vi6ruv3nyuQZ0TiAXwSivtxYuHUiA0sTuCOxYIlL-wxBuY2o-zdEHmgiM1MfwT-krhhqb23J4AqcVh1Erf24uTfUMymotPphOCPfqcfm/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmajezuMqv4LYbH83L4LUfoR2QrqM94a4KWih1Vi6ruv3nyuQZ0TiAXwSivtxYuHUiA0sTuCOxYIlL-wxBuY2o-zdEHmgiM1MfwT-krhhqb23J4AqcVh1Erf24uTfUMymotPphOCPfqcfm/s1600/images.jpeg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di tengah kemelut kehidupan yang dapat menjerumuskan kita ke jurang stres, konon sering marah-marah, bukanlah pertanda baik. Berbahaya bagi kesehatan. Begitu cerita kebanyakan orang. Punya pemimpin yang sering marah-marah tidak keruan juga menyebalkan. Pendapat umum ini dibantah Stanley Bing, penulis buku Sun Tzu was a sissy. Bing, kolomnis di majalah Fortune, memang gemar menulis buku kontroversial. Menurut Bing, marah itu sangat diperlukan dalam manajemen.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalau seorang pemimpin marah, artinya dia terusik dan gusar oleh sesuatu hal. Sekaligus membuktikan bahwa ia eling atau sadar karena ada yang tidak beres dan perlu dikoreksi. Pemimpin yang tidak pernah marah sama dengan pemimpin acuh tak acuh. Itu menurut Bing. Marah membangkitkan energi yang luar biasa. Pemimpin yang marah biasanya segera melakukan perubahan, peremajaan, dan perbaikan. Artinya, pemimpin marah memungkinkan terjadinya perubahan lebih cepat dan berarti.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam hal yang satu ini, saya rada setuju. Kita kan sering melihat betapa pemimpin kita kerjanya cuma basa-basi, klemar-klemer, tidak melakukan gebrakan apa pun. Tapi berbahaya juga kalau kita punya pemimpin yang pemarah atau mudah marah tanpa sebab.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Barangkali salah satu pemimpin kita yang legendaris dalam hal marah ini adalah Bang Ali, bekas Gubernur Jakarta. Pernah ada cerita, beliau sedang naik mobil, dan jalanan macet semerawut gara-gara ada tukang becak yang seenaknya mengendarai becaknya. Bang Ali tidak segan-segan turun dan memarahi tukang becak itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Masih banyak lagi cerita tentang marahnya Bang Ali. Kenyataannya, di bawah kepemimpinan Bang Ali, Jakarta maju pesat. Jadi, teori Stanley Bing ada benarnya juga. Dr. Stephen Diamond menulis di bukunya yang sangat kontroversial, Anger, Madness, and Daimonic: The Psychological Genesis of Violence, Evil, and Creativity, bahwa marah adalah emosi yang paling bermasalah. Namun ada korelasi sangat kuat antara marah dan kreativitas. Menurut dia, marah dan kreativitas sering bersumber <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada hal yang sama. Hanya saja, marah memiliki potensi destruktif lebih besar. Orang-orang berbakat dan genius umumnya memiliki naluri sangat tajam untuk menyalurkan energi ini, agar tidak merusak dan mengubahnya menjadi sebuah upaya yang konstruktif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketika kita dilanda krisis moneter lima-enam tahun lalu, teman saya suka berseloroh. Katanya, kita butuh pemimpin seperti Bang Ali, yang berani marah. Bukan pemimpin yang mudah marah dan ngambek. Atau pemimpin yang suka marah-marah tidak keruan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dr. Stephen Diamond menulis bahwa beberapa artis seperti Van Gogh dan Picasso, konon, memiliki kehidupan yang penuh amarah dan kekerasan. Barangkali benar bahwa energi yang sama mereka salurkan juga ke dalam karya-karya lukisan mereka. Hasilnya memang luar biasa.<br />
Untuk membuat seekor kuda berlari, biasanya ada dua cara populer. Dengan cemeti atau hadiah wortel. Menurut Stanley Bing, marah bisa menjadi cemeti yang kreatif. Membakar semangat para eksekutif agar terus bersemangat dan mengadakan perubahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tulisan ini tentu saja tidak mengajak Anda untuk marah-marah di kantor. Juga bukan pembenaran tindakan marah-marah. Melainkan sebagai upaya agar kita lebih peka menghadapi lingkungan kantor. Pesan saya, kalau ada yang tidak beres, jangan takut untuk mengadakan perubahan. Dan kalau perubahan itu menuntut Anda marah, silakan saja. Kadang-kadang marah itu sangat perlu. Marah sebagai terapi manajemen memang antibudaya. Budaya kita mengajarkan agar selalu santun dan bersabar. Namun, untuk menerobos sebuah kemapanan yang buntu dan berkarat, marah bisa saja menjadi antibudaya yang dibenarkan. Asal jangan asal marah. Marahlah dengan bijaksana.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber : http://www.bungsucikal.com/2011/09/berani-marah.html</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-566614967345466855.post-77033847302316015382011-09-22T20:42:00.000+07:002011-09-22T20:42:35.743+07:00Mengapa Teriak?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdRWiCAaWUpBBLDlPQLuV23J-Je_qUpTgap4_fBMRj10aLERgSpAEnoPCKGFNkfq54rjZaU-s8K0ttsdDYKzHGR04IrOv7H7qrNnhaH5shHuPHF2BS_xHCqAUV_eil9HzlqgZDo7vl9gKv/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdRWiCAaWUpBBLDlPQLuV23J-Je_qUpTgap4_fBMRj10aLERgSpAEnoPCKGFNkfq54rjZaU-s8K0ttsdDYKzHGR04IrOv7H7qrNnhaH5shHuPHF2BS_xHCqAUV_eil9HzlqgZDo7vl9gKv/s1600/images.jpeg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya; "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?" Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab; "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."</span></div><a href="" name="more"></a> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?" Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sang guru lalu berkata; "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sang guru masih melanjutkan; "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sumber : http://www.bungsucikal.com/2011/09/mengapa-teriak.html </span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08822604209941667006noreply@blogger.com