Hisab Vs Rukyat

Menghadapi bulan Ramadhan kita selalu dipusingkan dengan adanya perbedaan waktu baik ketika awal puasa atapun ketika hari raya idul fitri. Hal ini sangat di sayangkan karena persatuan umat menjadi terpecah dengan adanya perbedaan waktu tersebut. Kalau saja para ulama dan pemerintah sepakat menggunakan metode yang sama dalam penentuan tersebut, maka perbedaan yang ada akan bisa dihindarkan.
Untuk lebih memantapkan mengenai metode penentuan tersebut penulis akan memberikan sedikit penjelasan dari beberapa referensi yang didapat. Penulis tidak akan mengarahkan kepada salah satu metode tertentu, nemun meberikan pilihan yang rasional untuk dipilih oleh umat Islam dengan menggunakan metode yang paling kuat yang bersumber kepada Al-Qur’an yang paling utama kemudian kepada As-Sunnah atau Hadits dan yang terakhir dengan bersumber kepada Ijma’ ulama. Dalam menentukan penanggalan hijri, ada banyak metode yang bisa dipakai, akan tetapi penulis lebih mencermati 3 metode yang umum dipakai di indonesia.
Metoda Hisab (perhitungan)
Landasan atau Dalil Al-Qur'an : Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. (QS. 55:5), (QS. 39:5), dsb Dengan bantuan kemajuan teknologi, kapan dan dimana akan terjadi hilal bisa di prediksi dengan sangat tepat dan akurat. Jika seluruh dunia menggunakan metoda ini, maka tidak akan ada lagi perbedaan penentuan hilal diseluruh dunia.
Kondisi real:
untuk daerah tertinggal, akan menemukan kesulitan jika memakai metoda ini, sebab belum bisa melakukan perhitungan dengan sangat akurat. oleh karena Islam adalah rahmatan lil'alamiin, maka rasulullah memberi solusi bagi kaum muslimin, untuk memakai metoda "rukyat lokal"
Metoda Rukyat Lokal
Landasan atau Dalil Hadits caranya: setelah matahari terbenam, jika ada ummat Islam yang telah melihat terbitnya hilal, maka besok pagi nya adalah bulan baru, akan tetapi jika hilal tertutup awan, maka bulan tersebut digenapkan menjadi 30 hari.
Kondisi real:
Semua ummat Islam dengan tingkat pendidikan bagaimanapun, asal masih bisa melihat, akan bisa menggunakan metoda ini. Akan tetapi tiap daerah/kota akan sangat mungkin terjadi perbedaan penentuan hilal, sebab masing-masing daerah merukyat sendiri-sendiri.sebagai contoh, pada zaman abd bin abbas r.a (di madinah) terjadi perbedaan hilal dengan syam (damaskus/syiria) jarak ke-dua kota tersebut adalah +/- 1000 km. Padahal kedua kota tersebut ada dalam satu negara Islam.
Metoda Rukyat MABIMS (Malaysia, Brunai, Indonesia, Singapore)
Landasan atau Dalil Ijtihad: yakni menganggap ke-4 negara tersebut (malaysia, brunai,indonesia, singapore) dalam 1 kesatuan matla' menurut penulis, ijtihad ini tidak konsisten dengan hadits kuraib yang dipakai pada metoda rukyat lokal, Tidak konsisten dengan hadits? Kenapa? Jika kita bandingkan jarak madinah-syam +/- 1000 km (sbgmana hadits kuraib) dengan jarak dari wilayah ujung barat indonesia dengan ujung timur, +/- 13000km. masa sih tidak mungkin terjadi perbedaan penentuan hilal?
Kesimpulan
Jadi metoda manakah yang akan anda pakai? metoda hisab: Dalil Al-Qur'an,  metoda rukyat: Dalil Hadits, metoda mabims: Dalil Ijtihad (jika benar dapat 2 pahala, jika salah dapat 1 pahala) pilihan terserah anda.. yang penting jangan saling menyalahkan,  secara pribadi, penulis lebih meyukai metoda hisab.

BERITAHU TEMAN

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites