Gerakan mahasiswa setengah Hati

Gerakan mahasiswa adalah gerakan mempersoalkan ketimpangan dan kesejangan menentang realitas objektif yang dianggap bertentangan dengan realitas subjektif. Gerakan mahasiswa memperjuangkan nilai-nilai yang menyangkut dengan kehidupan orang banyak yang termanifestasi dalam bentuk aksi-aksi yang bersifat lunak maupun aksi-aksi yang radikal. Praksis gerakan mahasiswa selama ini dibumikan dalam bentuk tulisan di media masa, dialog, lobi, mimbar bebas, mogok makan, pawai, aksi masa turun ke jalan ataupun pendudukan fasilitas-fasilitas strategis. Aktifitas tersebut sebagai bentuk protes mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yang tidak bermartabat yang membungkam nilai-nilai perjuangan mahasiswa sehingga dengan adanya ideologi nilai itu mahasiswapun rela mengorbankan apapun yang dimilikinya.
Dalam konteks kekinian di era pasca reformasi gerakan mahasiswa seakan-akan kehilangan nilai perjuangannya, gerakan mahasiswa seperti pendekar kehilangan keris tak berdaya layaknya macan ompong. Gerakan mahasiswa tergerus dan larut dalam budaya hedonisme dan konsumerisme yang tinggi yang terombang-ambing dalam pergulatan politik pragmatisme. Gerakan mahasiswa mengalami degradasi moral dan nilai, mahasiswa sudah lari dari kittahnya sebagai kaum intelektual yang kritis. Daya sensitifitas mahasiswa mandul, arah gerakan mahasiswa tidak lagi berbicara dalam konteks memperjuangan masyarakat yang tertindas baik yang diperas oleh bangsa sendiri maupun bangsa asing, tapi seakan mahasiswa mengambil keuntungan dibalik situasi sulit itu.
Sekat-sekat kepentingan dan ego sentris masing-masing lembaga kemahasiswaan menyebabkan semakin jauhnya gerakan mahasiswa dari persatuan. Gerakan mahasiswa berjalan nafsih-nafsih yang bersumbu kepada kepentingan masing-masing organisasi, tidak lagi bertumpu pada nilai perjuangan bersama, akibatnya gerakan mahasiswa tidak mendapat legitamasi yang kuat dari publik dan pemerintah menganggap gerakan tersebut hanya sebagai bahagian dinamika kehidupan dalam alam demokrasi, pada hal kejahatan yang terjadi saat ini adalah kejahatan banal yang sulit untuk ditoleransi.
Gerakan mahasiswa berjalan dengan menggunakan setengah kaki, satu kaki berjalan diatas jalan idealisme, progresifitas dan militansi memperjuangan nilai-nilai kemanusiaan tetapi di sisi lain gerakan mahasiswa berjalan di atas jalan pragmatisme sebagai akibat dari tingginya syahwat konsumerisme. Tarikan pragmatis yang mengiurkan menyebabkan nilai-nilai perjuangan mahasiswa tergadaikan. Tidak adanya kemandirian mahasiswa dan lemahnya ideologi menjadi penyebab terpuruknya gerakan mahasiswa di era pasca reformasi.
Seyogyanya mahasiswa berdiri sendiri dan melepaskan ketergantungan kepada pemerintah, gerakan mahasiswa mestinya menyiapkan ruang yang kondusif untuk membekali komunitasnya dengan keahlian yang produktif dan menghasilkan. Sehingga budaya klasik mahasiswa menjadi rantenir proposal kepada pemerintah dapat dihapuskan. Mustahil mahasiswa bisa bersuara lantang kalau lidahnya kejepit dengan rayuan dan iming-imingan yang mengoda selera dan gerakan mahasiswa akan berdiri tegak apabila berjalan diatas nilai-nilai idealisme.

BERITAHU TEMAN

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites