Indonesia berdiri sebagai negara yang mengembangkan
landasan nasionalisme multi etnis, berusaha membangun kesejahteraan rakyatnya
melalui bentuk keadilan sosial. Istiah indonesia diperkenalkan oleh George
windsor earl awal tahun 1850an yang merujuk pada kata india dan nesos(Greek;pulau). Sehingga istilah
indonesia berdasarkan terminologi adalah kepulauan india. Futher india” istilah yang digunakan Inggris dan Nederlands Indies oleh belanda, untuk
menunjukkan kawasan ini[1]. Latar
belakang kemiripan budaya dengan india menyebabkan negeri ini digandengkan
dengan india. Propaganda agama yang dilakukan abad ke-7 melahirkan asimilasi
budaya antara india dan indonesia, sehingga membentuk tradisi yang akan
melahirkan nilai kebangsaan dan keadilan[2].
Semangat nasionalisme bukanlah suatu hal yang hanya lahir dari ajaran agama,
tetapi juga dipegaruhi situasional politik dan kepentingan. Semangat membangun
negara satu dengan istilah nusantara yang awalnya digagas oleh kerajaan
singosari melalui raja kertanegara serta majapahit melalui mahapatih gajah
mada, awalnya ditujukan dalam rangka menghadapi ekspansi kekuasaan cina dan
portugis. Perasaan ketidakmauan dijajahlah yang melahirkan nasionalisme,
patriotisme serta solidaritas.
Kemerdekaan adalah jembatan emas bagi bangsa kita untuk
kehidupan layak. Ada berbagai kendala dewasa ini bagi bangsa yang memiliki
jumlah penduduk 200 juta-an (survey mei
2010 menunjukkan diperkirakan jumlah penduduk berkisar 237,6 juta jiwa) untuk
menuju kesejahteraan. Berkembangnya penyakit kronik menahun, makin sulitnya
mendapatkan pekerjaan, biaya pendidikan yang semakin mahal, kebutuhan hidup
yang meningkat, pergolakan kekuasaan dan hegemoni borjuis yang marak serta
berbagai degradasi moral yang menimpa rakyat, menjadi sekelumit masalah yang
menjadi pakaian negeri ini. Padahal soekarno dalam pidatonya menjelaskan
bagaimana pengaruh ketidakpuasan rakyat akan melahirkan gerakan rakyat[3].
Sedangkan dinamika gerakan rakyat dalam ketahanan nasional antara penguatan
kerjasama bahu-membahu membangun kesejahteraan atau disintegrasi sebagai wujud
ketidakpuasan.
Perkembangan masyarakat yang dibarengi dengan teknologi
informasi menciptakan ruang gerak yang luas bagi tumbuhnya peradaban manusia.
Peradaban manusia mengalami tiga gelombang perubahan dahsyat yang membawa
pengaruh tidak hanya area geografis, ekonomi, kegiatan behavioral, nilai-norma-kebudayaan, ideologi-mindset-world view tetapi
juga hubungan sosial-lingkungan dan keTuhanan. Pembagian gelombang agriculture, industrial dan technological
membawa pola determinasi nilai kehidupan yang awalnya kerjasama yang didasarkan
pada aspek kepercayaan menjadi kontrak dan mutualisme. Persaingan tidak hanya
berkisar antar individu tetapi melibatkan komunitas yang akan melahirkan kelas
sosial dan status sosial. Orientasi kehidupan yang mulanya dipenuhi sebagai
bagian dari kesatuan alam sebagai ciptaan Tuhan, berubah menjadi
kesenangan-kemudahan dan kenyamanan[4].
Orientasi kerja yang berubah dari solidaritas mekanik berubah menjadi
solidaritas organis dengan spesialisasi yang jelas[5].
Batasan-batasan makhluk kini juga mulai terkikis dengan bentukan gelombang baru
revolusi biologi genetika dan konvergensi tekhnologi informatika yang akan
memperluas area intervensi manusia tidak hanya pada lingkungan tetapi makhluk[6].
Perkembangan masyarakat memiliki pola yang khas dimana
detail prosesnya dapat kita amati dalam kehidupan praksis saat ini. Kehidupan
agriculture, industrial dan teknologi bercampur dalam kesatuan kehidupan
bangsa. Sedangkan pola pengembangannya antara ketiga gelombang saling tarik
menarik area pengaruh. Kemudahan dan aksesabilitas menjadi landasan bagi
teknologi untuk berkembang, sedangkan keuntungan dan pekerjaan bagi industrial.
Kehidupan agriculture akan terus berkembang karena ia menempatkan kebutuhan
dasar pangan sebagai pola perkembangannya. Sehingga tiga gelombang yang
dinyatakan alvin toffler sebagai perubah dinamika sosial telah melahirkan tiga
sistem sosial dimana tumbuh dan berkembang sesuai kondisi(intervensi
modal-industri, status politik-kekuasaan, alam-disaster), kemampuan masyarakat dan potensi kehidupan disitu.
Asimilasi adaptasi kemudahanlah yang menempatkan kerjasama antara ketiga sistem
sosial ini. Walaupun gelombang perubahan akan kita lihat arahnya kearah
teknologi tetapi banyak faktor juga yang mempengaruhi pola penetrasinya,
sehingga intervensi politik layaknya melihat dengan jeli fenomena ini sebagai
bagian yang utuh. Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya massa dan ukuran
dalam kurun waktu, sehingga kebaikan dan keburukan merupakan pilihan dari akhir
standar kurun waktu tersebut. Pengetahuan pencegahan, mengajarkan sebelum
semuanya terlambat maka prosesnya harus diamati dan dilakukan intervensi. Ada
dua area pengamatan sosiologi yang perlu kita tinjau yakni status kategoris;
yang menempatkan pribadi berdasarkan asal paling dasar (gender, umur, ras) dan
status afiliasi yang menempatkan pola produk sosial sebagai ikatannya( agama,
bahasa, budaya). Dua status diatas dijadikan ajang pencegahan secara sosiologis
terhadap dampak buruk adanya supra-national
entities yang merupakan akibat lahirnya gelombang industrial dan teknologi
meliputi Hak azasi manusia internasional, sistem perbankan global, korporasi
multinasional[7].
Kelahiran modernitas awal abad 17 ditandai tanda
momentual renaissance, enlightenment, reformation, Revolusi amerika dan prancis
serta revolusi industri.Perubahan sosial yang signifikan, perpindahan populasi
dari komunitas lokal sempit menuju kesatuan kota, pembagian pekerjaan,
penggunaan market yang rasional, birokrasi dan nasionalisme merupakan gejala
lahirnya demokrasi, kapitalisme, media masa, science dan kesatuan bangsa. Perkembangan modernitas secara ringkas
mempunyai dua proyek yakni technical
project, kontrol penguasaan semesta dengan teknologi dan social project yang merujuk pada
hubungan rekan dan persahabatan melalui fakta sosial yang terdiri dari
pengetahuan cara beraksi, berfikir, merasa terhadap bangsa lain. Penguasaan terhadap
sosial dan teknikal akan melahirkan negara yang besar, yang punya pengaruh
terhadap yang lain. Jika hal ini dilandasi dengan ketidak-puasan serta
keinginan kejayaan maka akan melahirkan sikap imperialisme dan kolonialisme
terhadap bangsa lain. Kemerdekaan bangsa indonesia secara fisik melahirkan
persamaan akan penentuan nasib kedepan yang lebih mulia, tetapi kemerdekaan
bukanlah barang kekal. Kemerdekaan adalah sesuatu yang patut untuk
dipertahankan atas kesewenang-wenangan, penindasan dan bentuk penghinaan akan
bangsa. Penjajahan tidak selamanya menggunakan senjata, tetapi menggunakan
cara, mentalitas, serta ketergantungan terhadap penguasa. Perang tidak hanya
melibatkan orang dan teknologi tetapi juga perusakan karakter peradaban luhur
bangsa.
A. New
age disease
dan Patologi sosial
Istilah patologi sosial merunjuk pada pengetahuan
mengenai penyakit yang terjadi selami interaksi sosial. Sebagaimana metodologi
diagnostik, fenomena yang nampak dalam kehidupan keseharian hanyalah symptom bagi persaan subyektif dan sign
untuk gejala obyektif. Fenomena symptomatis yang menunjuk berbagai gangguan
diantaranya dalam bidang kesehatan kita akan melihat bergolaknya disability, kesakitan, status gizi yang terjadi bukan hanya karena faktor
infeksi tetapi lebih pada penyakit kronis yang disebabkan ketidak ramahan
lingkungan dan gaya hidup[8]. Dalam
bidang perekonomian dimana kebutuhan hajat hidup semakin meningkat sedangkan
adanya lahan pekerjaan semisal lahan pertanian semakin sedikit. Walaupun angka
kemiskinan menunjukkan jumlah yang bervariatif, dan kurang menunjukkan
signifikasi peningkatan tetapi gejala simptomatis dalam terapi penyakit ini
juga harus diobati[9].
Dibidang pendidikan, kini tujuannya menjadi kabur yang dulunya pengetahuan dan
semangat kebangsaan kini sekedar pemenuhan status sosial atau dengan bahasa
ekstrim disebut orientasi manipulatif
karakter[10].
Dibidang pemerintahan kelakuan korupsi makin menjadi diikuti sikap etika yang
semakin menurun dikalangan wakil rakyat ataupun pejabat tinggi negara lainnya.
Tentunya kasus-kasus diatas hanya bersifat tukilan yang mampu harus dianalisi
lebih detail agar dicapai solusi. Adanya symptom agar tepat diagnosis haruslah
ada indikator penilaian,kalau tidak hasil yang didapat hanyalah bersifat palsu
(falsifiability)[11].
Pengaruh ekologi kota dalam modernisasi saat ini
menempati bangunan penting bagi terciptanya kelas sosial baru dan komunitas
baru. Kelas sosial yang tersisih dari seleksi sosial yang akan menjadi kuli,
pengangguran, gelandangan, pemulung yang rata-rata mendiami slum area di pinggiran kota. Ada juga
pengaruh modernisasi menjadikan peningkatan kelayakan hidup bagi masyarakat
yang bertahan(survivor)sehingga
menciptakan borjuasi. Perbedaan kelas sosial tidak hanya melahirkan
kesejahteraan yang berbeda tetapi juga budaya yang berkembang. Kehidupan
fashion, food, style, glamour menjadikan kebutuhan sampingan selain masalah
perut bagi kelas sosial tinggi. Sedangkan apresiasi masyarakat slum area lebih cenderung menunjukkan
perjuangan kelas dan ekstrim, pendekatan rock, lagu kebebasan, dandanan yang
necis-urakan menjadi ciri mereka. Jika hal ini berlanjut maka akan terjadi
tindakan kriminal dan terjadilah chaos.
Hal ini dapatlah kita amati dari bangsa kita saat terjadinya reformasi,
lumpuhnya berbagai sektor perdagangan dan perekonomian kian mencekam seiring
dengan gelombang perubahan. Fenomena chaos dan perjuangan dalam penyakit bisa
kita ibaratkan sebagai stroke, dimana
ia merupakan komplikasi penyakit vaskuler kronik yang sebelumnya menjangkit
penderita dan ditandai dengan tidak berfungsinya separuh tubuh. Jangan sampai
tindak modernisasi kota menciptakan pembatasan peran kesejahteraan yang
melahirkan dikotomi sosial.
New age disease sebagai kelompok penyakit bagian dari perkembangan penyakit dewasa
ini, secara definisi merupakan penyakit yang disebabkan karena proses
degenerasi dan penuaan suatu tubuh. Suatu bangsa bisa mengidap penyakit ini
yang sifatnya kronik. Poverty yang
sifatnya transient karena krisis ekonomi ataupun gejolak sosial jika tidak
tertangani akan melahirkan chronic
poverty. Dalam kelompok New age
disease penyakit demensia juga diidentifikasi mulai nampak pada masyarakat
kita. Perlu diingat penyakit demensia ada yang sifatnya benign yakni awal dimana peristiwa-peristiwa dekat sulit
diidentifikasi, dan juga demensia
alzheimer dimana seseorang hanya mampu mengingat masa kecilnya, tidak
mengenal kehidupan sekelilingnya bahkan namapun terkadang lupa. Arus teknologi
dan informasi dan pergolakan budaya asing lewat fashion, food, music,
style,glamour,club,film harus dicermati secara baik dan bijak agar rasa
nasionalisme, nilai pancasila, semangat UUD 1945 dan pengetahuan falsafah
leluhur bukan menjadi ingatan lampau yang dilupakan. Bahkan dimungkinkan sekali
identitas sebagai bangsa indonesia akan dilupakan sebagai tanda demensia alzheimer sosial.
B.
New
social movement
antara perubahan sosial dan gerakan organisatoris
1. Prasyarat nilai,
ide dan praksis organisasi
Gerakan sosial mengambil peranannya dalam perubahan pola
determinasi masyarakat melalui intervensi sekelompok personal. Perubahan sosial
dalam lingkupnya bisa dibagi menjadi dua area yakni are individual dan society.
Sedangkan masing-masing area tersebut dibagi lagi menjadi perubahan yang
sifatnya total atau parsial. Dalam sudut pandang society maka perubahan dibagi menjadi reformative(perubahan partial) dan transformative(perubahan total). New social movement ditandai dengan perubahan sosial dimana
terangkum dalam 3 entitas diantaranya; nilai transformative, identitas personal
dan simbol[12].
Simbol tidak hanya dimaknai lambang tetapi juga bahasa, semboyan, bendera
bahkan sandi. Pengaruh simbol dalam perjuangan sosial dimaksudkan sebagai
visualisasi misi dan harapan ke depan. Pengetahuan dan telaah mengenai simbol
saat ini penting dilakukan sebagai jembatan pendidikan makna dasar harapan
kedepan. Jasad organisasi sebagai pelaku perubahan harus mampu menciptakan
semboyan-semboyan perjuangan bagi para anggota didalamnya.
Pembangunan identitas personal bagi kader organisasi
merupakan hal penting. Personality
(Inggris) atau persona(Latin) yang
berarti topeng ,bukanlah menjadikan seseorang berwajahkan topeng menipu
sana-sini tetapi topeng yang dimaksud disini adalah karakter, watak, sifat yang
khas, yang unik. Identitas dimakanai sebagai jati diri yang membedakan dirinya
dengan orang lain[13]. Jadi chracter building harus mampu
ditampilkan oleh kader-kader ikatan. Penguatan karakter kader harus
berlandaskan ideologis. Jarang kita memahami bahwa ideologi mempunyai dua sifat
yakni filosofis dan praksis. Secara filosofis Religiusitas, Intelektualitas dan
Humanitas cukup mampu membawa gerakan IMM terdiferensiasi yang diterjemahkan
ketataran cabang struktural dibawahnya. Dilain sisi, ideologi praksis yang
menjadi tujuan praksis selama kurun waktu tertentu belum terlalu mampu diterjemahkan.
Standarisasi dan metodologis sistematis berdasarkan analisis sosial dan
kondisional, belum mampu terbentuk agar tercipta parameter yang jelas mengenai
apa targetan dan jangka waktu mencapainya. Setelah mampu menciptakan ideologi
praksis gerakan maka dijadikanlah simbol kader IMM dalam tataran kata
penyemangat, simbol praksis atau lagu.
Transformatif mengambil makna perubahan yang sifatnya
total dan ruang lingkup society merupakan targetan gerakan. Dalam
pelaksanaannyanya area social dan kolektif-organisasi, harus mampu dipahami
dengan benar. Nurani kolektif (Collective
Conscience) dan kebiasaan kolektif (Collective
Behaviour) merupakan dua syarat yang harus dipenuhi agar perubahan
transformatif mampu tercipta. Menumbuhkembangkan nurani yang sifatnya kolektif
merupakan rangkaian dari pola pembinaan kader dalam menyadari hakikat hidup,
kesadaran personal dan tumbuhnya sikap. Pola pembinaan kader berdasarkan
ideologi filosis(Religiusitas, Intelektualistas, Humanitas) melalui berbagai
jalan dan salah satu tugas pimpinan ikatan disini membuka kesempatan serta
terbukanya ruang publik bagi tumbuhkembangnya diskusi, silaturahim, rembug
bareng serta perlekatan kehidupan sosial (praksis kemasyarakatan). Kebiasaan
kolektif melalui perilaku keseharian diterapkan sesuai dengan kondisi culture serta landasan keilmuan bagi grass root komisariat. Setelah kebiasaan
kolektif dan nurani kolektif, dimiliki kader maka langkah selanjutnya
menjadikan mereka agent of change
bagi lingkungan melalui perlekatan sosial yang diharapkan.
2. Diversifikasi
struktural-fungsional
Sebuah organisasi tidak akan berkembang secara pesat
tanpa didukung pembagian kerja yang jelas. Organisasi Struktur organisasi tercipta dengan
sistematika area kerja serta target sasaran demi terwujudnya cita-cita
organisasi. Pola kerjasam yang tercipta dalam suatu organisasi merujuk pada
strategi perwujudan misi. Pengembangan organisasi sesuai dengan kondisi(waktu),
informasi, Resources, knowledge[14].
Pengetahuan bagi organisasi sebagai pijakan kebijakan kedepan, terkait strategi
dan arah gerak tepat sasaran. Pemanfaatan sumberdaya menjadi permasalahan
khusunya organisasi yang mengembangkan cabang serta yang terdiri dari kesatuan
unit kultur-etnik. Sumberdaya mahasiswa sebagai basis intelektualisme menjadi
pergolakan permasalahan. Keseragaman materi serta arah pengembangan organisasi
tanpa memandang kultur-etnik pijakannya, maka lama kelamaan terjadilah
penolakan masyarakat dan matinya organisasi tersebut. Hal tersebut dikarenakan
karena metode serta arah manajemen yang salah[15]. Basis
intelektual-fakultas telaah ilmu, menempatkan metodologi dan pendekatan sesuai
dengan pengembangan science tersebut. Walaupun arah targetnya sama, penggunaan
berbagai karakter keilmuan akan melahirkan komprehensivitas analisis yang
melahirkan keberagaman manfaat. Pergerakan yang berbasiskan ilmu dan pendekatan
tekhnologikal menempatkan azas kegunaan sebagai pendekatan target sosial
perubahan.
Decision making salah satu hal yang harus dimiliki dalam kepemimpinan. Pengaruh
informasi dan kondisi menempatkan pemimpin dalam menyerap informasi yang ada
kemudian diterapkannya kemana laju organisasi akan diarahkan. Perang kekuasaan
dan tarik-menarik pengaruh, menempatkan organisasi harus sigap dan berusha
menanamkan pengaruhnya. Pembagian kerja dalam pencapaian tujuan organisasi,
hendaknya dievaluasi sesuai agenda dengan mekanisme yang disepakati. Penguatan
organisasi melalui struktur kekuasaan yang jelas, interaksi sosial, kebiasaan
kolektif akan menjadikan kerjasama sosial antaranggota maupun atara anggota dan
masyarakat taget. Hubungan kerjasama sosial-organisasi, jika berlangsung
harmonis akan menempatkan organisasi itu dalam struktur sosial masyarakat dan
jika diikuti dengan proses sosial maka akan lahilah produk sosial sebagai tanda
bahwa organisasi tersebut merupakan bagian penggerak dan penting dalam
terbentuknya unsur material sebagai contohnya masyarakat yang mulanya tidak ada
listrik dengan keberadaan organisasi tersebut muncullah listrik bagi semua,
atau dulunya tidak ada koperasi industri kecil sekarang muncul koperasi
tersebut. Sedangkan unsur non-material menempatkan budaya sebagai produk
unggulan yang terdeterminasi melalui bahasa, nilai, norma, adat kebiasaan
bahkan kepercayaan dan agama.
C.
Peranan Organisasi dalam pencapaian
negara kesejahteraan (Welfare state)
Masyarakat yang adil dan makmur merupakan harapan bagi
setiap individu yang mengaku sebagai rakyat di setiap negara. Pendekatan yang
digunakan tiap negara dalam mewujudkan cita-citanya dengan berbagai macam ada
yang menggunakan pendekatan konstitusional, pendekatan musuh sosial ataupun
penguatan pelayanan sosial[16]. Negara
kesejahteraan memainkan peranan dalam proteksi dan promosi terkait ekonomi dan
kehidupan sosial yang sejahtera yang berdasarkan pada persamaan kesempatan,
distribusi kelayakan hidup dan tanggung jawab publik terhadap mereka yang
kurang mampu agar hidup yang baik [17].
Peranan organisasi kepemudaan dalam pembangunan kesejahteraan bangsa utamanya
membentuk pribadi-pribadi yang paham dan mengerti akan negerinya, serta mampu
berperan dalam proses pembangunan agar tercipta kehidupan yang lebih baik.
Pembangunan yang dilakukan secara gethok-tular
secara intensif akan mampu merubah sikap negatif yang menghambat kemajuan.
Dibantu dengan kerjasama solidaritas antar anggota maka targetan sosial yang
diharapkan, akan lebih terealisisr. Hal tersebut penting sekali dalam,
penerapan teori sosiologi secara sederhana[18].
Sejarah Bangsa mencatat bagaimana peranan organisasi kepemudaan mampu
menumbuhkan semangat perjuangan, kesetaraan serta pendidikan ke masyarakat.
Sebagai pemuda-pemuda penerus tambuk perjuangan, maka semangat yang ada diambil
dengan pendekatan situsional dan belajar dari pendahulu kita.
Implementasi gerak yang dilakukan oleh IMM selayaknya
melihat kondisi sosio-antropologis area geraknya. Modernitas yang menimbulkan
berbagai efek sosial, tidak harus disikapi melalui strategi yang sama.
Kehidupan IMM di kota besar dan kota periferal jelas berbeda dalam pengambilan
perannya. Proses sosial dalam setiap tahapnya akan terlihat jelas dan adanya
bukti dilain area. Walaupun gelombang perubahan peradaban manusia ada beberapa,
tetapi setiap stepnya bisa diamati di
lain masyarakat. Sebagai contohnya masyarakat agriculture bisa kita amati
didaerah pedalaman negara ini, masyarakat industrial bisa kita amati didaerah
perindustrian kawasan berikat, masyarakat terkhnologi akan kita lihat dalam
masyarakat megapolis. Jadi dimanapun IMM berada dan sayap-sayap sudah
digepakkan maka ia harus mampu membaca situasi dengan tepat agar kerja dan
energi yang dikeluarkan mampu dirasakan sesama manfaatnya. Pengaruh-pengaruh
buruk akibat proses modernasi dan berkembangnya peradaban manusia harus menjadi
perhatian bagi organisasi. Moralitas dan rasa cinta terhadap bangsa mulai
luntur termakan budaya hedonisme, oportunisme serta kesejahteraan pribadi. Moral Force dan penguatan bangsa menjadi
satu hal mahal saat ini untuk membangun bangsa lewat organisasi[19].
Agama dan unsur rohaniah saat ini penting sebagai ajaran
yang mengedepankan kesejahteraan sosial. Muhamadiyah memberikan contoh
bagaimana semangat agama mampu dibawa keranah perbaikan kehidupan sosial yang
lebih baik[20].
Konsepsi tauhid yang utuh membawa arah tujuan hidup yang mengutamakan kecintaan
kepada Allah. Hal ini membawa konsekuensi bahwa nilai-nilai yang mencondongkan
pengabdian ke sisi selain itu harus dikikis. Harta yang menjadi bentuk lain
tuhan sebagai latar belakang timbulnya masyarakat kapitalis, ditentang dalam
islam. Islam mengajarkan untuk bekerja keras serta membantu kehidupan sesama,
bahkan perjuangan akan ketertindasan juga diajarkan dalam agama ini[21].
Semangat bekerja keras dan filosofi bangsa dipraktekan bangsa cina menjadikan
bangsa ini raksasa industri dan punya peranan dalam tata pasar dunia. Nilai
moral, semangat kerjasama, sosial-kemanusiaan, kemandirian serta menjadi
manusia yang taat beragama merupakan misi-misi yang harus disebarluaskan kepada
anggota organisasi dan masyarakat, sehingga perubahan masyarakat mampu tercipta
secara signifikan dan harapan hidup kedepan yang lebih baik menjadi satu hal
realistis dengan semangat tauhid yang penuh.
DAFTAR PUSTAKA
Koesworo, E. 1991. Teori-teori kepribadian:
Psikoanalisi, Behaviorisme, Humanistik. Bandung: Penerbit PT Eresco.
Wertheim, WF. 1999. Masyarakat
indonesia dalam transisi. Yogyakarta: PT Tiara wacana yogya.
Engineer, Asghaf Ali. 1999. Islam dan
teologi pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brown, Colin. Short History of
Indonesion, .2003. The unlikely nation?. Singapore: South Wind Productions.
Arnold toynbee. 2007. Sejarah Umat
Manusia(Uraian analitis, Kronologis, naratif dan komparatif)—judul asli:
mankind and mother earth(a narrative history of the world). Baca bab 58 India
dan asia tenggara hal 533-541.yogyakarta: Cetakan ke IV, Pustaka Pelajar.
Neil Thomas. Handbook of management
and leadership. Chapter 3 decision making and problem solving.p.41-55. India:
replika press
Stoley,
Kathy S .2005. basic sociology. mengenai social movement.p.179-200.USA: Greenwood
Press
James Quayle Dealeylester dan Lester
Frank Ward. 1905. Textbook of Sociology. The Science of Sociology. The
Macmillan Company. London: Macmillan dan Co., Ltd. p.6
Karl
popper. 1992. The logic of scientific discovery(Routledge, 1992) chapter
4; falsifiability.p.57-73
Elson,R.E.
.Constructing the Nation: Ethnicity, Race, Modernity and Citizenship in Early
Indonesian Thought. Asian Ethnicity, Volume 6, Number 3, October 2005.p.145-160
Toeffler,
Alvin. 1971.Future shock. USA: Bantam Books
Toeffler,
Alvin. 1980. The third wave. USA: Bantam Books
Suharto, Edi.
2006. Peta dan dinamika welfare state di beberapa negara. Seminar “Mengkaji
Ulang Relevansi Welfare State dan Terobosan melalui Desentralisasi-Otonomi di
Indonesia”, Institute for Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta dan
Perkumpulan Prakarsa Jakarta, bertempat di Wisma MM Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta 25 Juli 2006.
Sunarso. 1996.Kemajemukan Etnik di
Indonesia(sebuah resiko atau potensi). Cakrawala pendidikan Nomor 3, TahunXV,
November 1996.p.13-22
Kesehatan Indonesia dalam gambar.
2005. Departemen Kesehatan republik indonesia- pusat data dan informasi tahun
2005. Jakarta
[1] Colin Brown. Short History of Indonesion, The unlikely
nation?.2003. South Wind Productions, Singapore
[2] Arnold toynbee. Sejarah Umat Manusia(Uraian analitis, Kronologis,
naratif dan komparatif)—judul asli: mankind and mother earth(a narrative
history of the world). Baca bab 58 India dan asia tenggara hal 533-541.Cetakan
ke IV, Pustaka Pelajar, 2007
[3] “kita bergerak karena kesengsaraan kita, kita bergerak karena kita
ingin hidup lebih layak dan sempurna. Kita bergerak tidak karena”ideaal” saja,
kita bergerak karena ingin cukup makanan, ingin cukup pakaian, ingin cukup
tanah, ingin cukup perumahan, ingin cukup pendidikan, ingin cukup minimum seni
dan cultuur. Pendek kata kita bergerak karena ingin perbaikan nasib didalam
segala bagian-bagiannya dan cabang-cabangnya(soekarno). Disampaikan dalam dua
kali kegiatan, pertama tahun 1930-an dan amanat peringatah HUT RI 1959 yang
erjudul “penemuan kembali revolusi
kita”(Rediscovery of our revolution)”.
[4] Dr.
Qadar Bakhsh Baloch&Dr. Nasir Kareem. Book Review; The third wave by alvin
toffler. Journal of managerial science. Qadar
Bakhsh Baloch.p.115-143
[5]James R. Lincoln, Durkheim and organizational culture
melalui Division of labor in society.2004.University of california
[6] Mercury
News Staff Writer Miranda Ewell. Toffler Interview: Information Technology Seen as Power to Workers.
[7] American sociological association, 2010-2011 “ Toward a sociology
of citizenship”
[8] Kesehatan Indonesia dalam gambar. Departemen Kesehatan republik
indonesia- pusat data dan informasi tahun 2005.
[9] Berita Resmi statistik No. 47/IX/1 septemper 2006. Tingkat
kemiskinan Indonesia tahun 2005-2006. Tahun 1998 akibat krisis ekonomi, angka
kemiskinan indonesia mencapai 49,5 juta jiwa. Tahun 1999,2000,2001,2002, 2003,2004,2005,2006
berturut-turut 47.97, 38.7, 37.9, 38.4, 37.3, 36.1, 35.1, 39.05 juta jiwa.
[10] “Zuly kodir, Litbang pimpinan Wilayah Muhammadiyah. Kompas, Jumat 6
Juni 2003,h.4, kolom 3-5....sebenarnya dunia pendidikan kita dimasa datang
bukan lahan paling baik untuk membangun karakter bangsa. Bahkan pendidikann
kita bisa menjadi lahan paling subur menumbuhkan manusia-manusia bermental
politisi, manipulatif dan mungkin pendendam.
[11] Karl popper dalam The logic of scientific discovery(Routledge,
1992) chapter 4; falsifiability .
[12] Baca Kathy S. Stoley .2005. basic sociology. mengenai social movement.p.179-200.USA: Greenwood
Press
[13] Baca lebih lanjut mengenai teori kepribadian: Psikoanalisis,
Behaviorisme, Humanistik(E.Koeswara,1991).Bandung: penerbit PT Eresco.
[14] Baca lebih lanjut Neil Thomas. Handbook of management and
leadership. Chapter 3 decision making and problem solving.p.41-55. India,
replika press
[15] James Quayle Dealeylester & Lester
Frank Ward. Textbook of Sociology. The Science of
Sociology. The Macmillan Company. London: Macmillan &
Co., Ltd. 1905. p.6
[16] Baca Edi Suharto, “Peta dan Dinamika Welfare State di berbagai
negara(pelajaran apa yang bisa dpetik untuk membangun indonesia). Makalah disampaikan pada
Seminar “Mengkaji Ulang Relevansi Welfare State dan Terobosan melalui
Desentralisasi-Otonomi di Indonesia”, Institute for Research and Empowerment
(IRE) Yogyakarta dan Perkumpulan Prakarsa Jakarta, bertempat di Wisma MM Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta 25 Juli 2006.
Pendekatan konstitusional
diperkenalkan Betham akan gagasan reformasi hukum, peranan konstitusi dan
penelitian sosial bagi pengembangan kebijakan sosial. Di Inggris dan AS ide
beveridge mengenai permasalah sosial dan menggunakan sistem alih asuransi mulai
dikembangkan. Penguatan pelayanan sosial ada yang diberikan secara penuh,
residual dan korporasi. Hampir setiap negara memngadopsi pendekatan secara
beraneka ragam dengan konsentrasi tertentu.
[17] Istilah ini diambil dari britanica encyclopedia secara online
[18] Baca Nazrul Islam And M.Imdadul Haque. End Of
Sociological(Theory Implications And Lessons For Bangladesh).
[19] lewat Francis Fukuyama melalui bukunya state building menyuarakan
negara harus diperkuat, diambil dari makalah”Islam dan Negara Kesejahteraan”
dalam acara DAP IMM tahun 2008, 18 januari 2008 oleh Edi Suharto
[20]Sutarmo. Muhammadiyah Gerakan Sosial-Keagamaan Modernis.2005.suara
muhammadiyah
[21] Baca hasan ali engineer. islam dan teologi pembebasan. Bab VI islam
dan tantangan kemiskinan.p.87-1116.pustaka pelajar
(Sumber: Tulisan Pigur A Miswanto Peserta DAM Sukoharjo)